Tragedi Pesta Pernikahan yang Berujung Duka
Pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, berubah menjadi duka setelah tiga orang meninggal dunia akibat desak-desakan. Acara makan gratis yang digelar sebagai bagian dari rangkaian pesta tersebut justru menimbulkan tragedi yang menyedihkan.
Tiga korban yang meninggal adalah Vania Aprilia (8 tahun), Dewi Jubaedah (61 tahun), dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39 tahun). Kejadian ini terjadi saat ratusan warga berdesak-desakan untuk mengambil makanan gratis di Pendopo Garut pada Jumat, 18 Juli 2025. Peristiwa tragis ini memicu kekacauan dan kesedihan yang mendalam bagi keluarga korban serta masyarakat sekitar.
Putri Karlina dan suaminya, Maula Akbar, langsung datang ke rumah ibu dari Vania Aprilia, Mela Putri. Di sana, mereka menunjukkan rasa belas kasih dengan menangis dan meminta maaf kepada keluarga korban. Putri Karlina tampak sangat sedih dan terus memohon maaf sambil menangis. Sementara itu, Maula Akbar berada di samping istrinya, mencoba memberikan dukungan.
Mela Putri mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui bahwa anaknya ikut antre makan gratis. Ia hanya menyangka bahwa Vania sedang bermain bersama teman-temannya di Alun-alun Kabupaten Garut. Namun, kabar buruk datang melalui telepon ketika ia mengetahui bahwa anaknya sudah dalam kondisi kritis dan akhirnya meninggal.
Ia juga menyampaikan pertanyaan yang tak bisa ia jawab: mengapa tidak ada yang membantu anaknya saat terjadi desak-desakan. Ia merasa sedih dan kehilangan, karena beberapa menit sebelumnya, anaknya masih berada di sisinya.
Jenazah Vania Aprilia kemudian dikebumikan di Pemakaman Babakan Abid Kelurahan Garut Kota pada hari yang sama pukul 18.00 WIB. Kehilangan ini menjadi duka besar bagi keluarga dan masyarakat Garut.
Tanggung Jawab dan Respons dari Keluarga Pengantin
Putri Karlina dan Maula Akbar telah memberikan santunan kepada keluarga korban masing-masing sebesar Rp 100 juta. Meski demikian, banyak yang mempertanyakan apakah langkah ini cukup untuk mengganti kerugian yang dialami keluarga korban.
Di sisi lain, Dedi Mulyadi, ayah dari Maula Akbar, mengaku tidak mengetahui adanya acara syukuran tersebut. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak tahu bahwa ada acara yang diundang oleh warga untuk hadir dan menikmati makanan gratis. Namun, pernyataan ini bertentangan dengan video yang diunggah di YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, di mana ia terlihat berbincang dengan anaknya tentang rencana acara pernikahan.
Dalam video tersebut, Dedi Mulyadi bertanya apakah akan ada hiburan untuk rakyat. Maula menjawab bahwa warga Garut akan diundang untuk hadir dan menikmati pertunjukan hiburan. Hiburan tersebut akan diisi oleh seniman seperti Ohang, Kiwil Cirebon, Agi Senganga, Ceu Popon, dan grup musik Emka 9. Selain itu, tersedia 5.000 porsi makanan UMKM khas Garut secara gratis.
Video ini kembali viral dan memicu berbagai komentar dari netizen. Banyak dari mereka mencurigai bahwa Dedi Mulyadi tidak sepenuhnya jujur dalam pernyataannya. Pertanyaan pun muncul: Apakah acara tersebut benar-benar tidak diketahui oleh sang gubernur?
Pelajaran yang Harus Diambil
Keluarga korban meminta agar kejadian ini menjadi pelajaran penting. Mereka berharap agar tidak terjadi lagi kejadian serupa di masa depan. Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya pengaturan dan pengawasan dalam acara publik, terutama yang melibatkan banyak orang.
Duka yang terjadi akibat pesta pernikahan ini menjadi catatan penting bagi semua pihak. Semoga kejadian ini dapat mendorong perbaikan dalam penyelenggaraan acara publik dan lebih memperhatikan keselamatan masyarakat.


