Injil Katolik Hari Ini, Rabu 8 Oktober 2025
Pada hari Rabu 8 Oktober 2025, umat Katolik merayakan hari biasa ke-XXVII. Pada hari ini, kita mengingat Santo Simeon, tokoh Israel sejati, serta Santo Sergius dan Bakhus, martir. Warna liturgi yang digunakan adalah hijau.
Bacaan pertama pada hari ini berasal dari kitab Yosua 4:1-11. Ayat-ayat ini menyampaikan pesan tentang kasih Tuhan yang luas dan pengampunan-Nya. Yunus merasa marah karena Tuhan mengasihi kota Niniwe, sehingga ia memohon agar nyawanya diambil. Namun Tuhan menanyakan kepada Yunus apakah layak baginya untuk marah. Tuhan lalu menjelaskan bahwa Dia lebih sayang kepada kota Niniwe yang besar daripada kepada pohon jarak yang tumbuh dalam satu malam dan mati dalam satu malam.
Mazmur tanggapan hari ini adalah Mazmur 86:3-6.9-10. Mazmur ini menekankan sifat Tuhan yang baik, penuh belas kasihan, dan murah hati. Doa ini mengajak umat untuk berseru kepada Tuhan dengan penuh keyakinan dan harapan.
Bait pengantar injil hari ini adalah dari Roma 8:15, yang menyatakan bahwa umat Kristiani menerima Roh pengangkatan sebagai anak-anak Allah. Dengan Roh ini, kita berseru kepada Bapa dengan penuh kasih dan kepercayaan.
Bacaan injil hari ini adalah Lukas 11:1-4. Di dalam injil ini, Yesus diajar oleh murid-murid-Nya untuk berdoa. Yesus memberikan doa yang menjadi pusat kehidupan iman umat Kristen hingga saat ini: Doa Bapa Kami.
Renungan Harian Katolik
Doa Bapa Kami adalah salah satu doa terpenting dalam kehidupan rohani umat Katolik. Doa ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan peta jalan spiritual yang membimbing kita untuk memahami siapa Allah, siapa kita, dan bagaimana kita hidup dalam dunia ini.
1. Doa: Napas Jiwa
Para murid melihat Yesus berdoa dan mereka ingin belajar cara berdoa seperti itu. Doa bukan hanya rutinitas, tetapi napas jiwa. Tanpa doa, iman akan cepat kering. Yesus mengajarkan bahwa doa adalah relasi, bukan sekadar permintaan. Kita tidak sedang berbicara dengan langit kosong, tetapi dengan Bapa yang hidup yang mencintai kita.
2. “Bapa”: Allah yang Dekat
Yesus membuka doa dengan kata sederhana: “Bapa”. Bagi orang Yahudi, menyebut Allah sebagai Bapa adalah sesuatu yang radikal. Ini bukan sekadar gelar, melainkan sebuah relasi penuh keintiman. Kita diajak untuk datang kepada Allah bukan dengan rasa takut, tetapi dengan kasih seorang anak kepada ayahnya.
3. Tiga Permohonan untuk Allah
Doa Bapa Kami dimulai dengan tiga permohonan yang berfokus pada Allah:
– Dikuduskanlah nama-Mu: Hidup kita dipanggil untuk memuliakan Allah.
– Datanglah Kerajaan-Mu: Kita menantikan dunia baru yang penuh kasih dan keadilan.
– Jadilah kehendak-Mu: Hidup kita diarahkan untuk tunduk pada rencana Allah, bukan sekadar ambisi pribadi.
4. Tiga Permohonan untuk Kebutuhan Kita
Kemudian Yesus mengajarkan permohonan bagi kebutuhan kita:
– Berilah kami rezeki pada hari ini: Tuhan peduli pada kebutuhan sehari-hari kita.
– Ampunilah dosa kami, sebab kamipun mengampuni: Hidup Kristen tak bisa dipisahkan dari pengampunan.
– Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan: Kita lemah, dan kita memohon perlindungan dari godaan yang menjauhkan kita dari Allah.
5. Doa sebagai Jalan Hidup
Doa Bapa Kami adalah doa singkat, tetapi padat. Doa ini menuntun kita pada keseimbangan: mengasihi Allah dan mengasihi sesama, menerima rahmat dan memberi pengampunan, mengandalkan Tuhan dan berjaga melawan pencobaan.
6. Hidup Seperti Doa yang Kita Ucapkan
Mengucapkan Doa Bapa Kami berarti berkomitmen untuk hidup sesuai dengan isinya. Jika kita berdoa “ampunilah kami”, maka kita pun harus siap mengampuni. Jika kita berdoa “datanglah Kerajaan-Mu”, maka kita pun harus membangun kerajaan kasih di tengah dunia.
Pesan Rohani
Hari ini, mari kita merenungkan Doa Bapa Kami dengan lebih dalam. Saat mengucapkannya, biarlah hati kita ikut terlibat, bukan hanya bibir kita. Doa ini adalah warisan iman, sumber kekuatan, dan jalan menuju kekudusan.
