Pemerintah melakukan reduksi anggaran belanja negara 2025 sebesar Rp306,7 triliun. Seluruh penghematan tersebut bertepatan dengan 8,5% dari alokasi belanja negara 2025 yang mencapai Rp3.621,3 triliun.
Kementerian Keuangan memberitakan bahwa 16 pos belanja akan melakukan efisiensi anggaran yang mencakup ATK, perjalanan dinas, serta kegiatan seremonial. Efisiensi anggaran tersebut antara 59% sampai 90%, dan akan menghemat APBN sebesar Rp256,1 triliun.
Di tingkat daerah, efisiensi telah dilakukan pada AO arinal pembayaran ke daerah sebesar Rp50,6 triliun. Efisiensi mencakup penghematan Fisik dalam Dana Alokasi Khusus (DAK), kurangnya pembayaran Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Desa, Dana Otonomi Khusus (Otsus), dan Dana Keistimewaan DIY.
Terbesar, anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang dipotong adalah DAK Fisik sebesar Rp18,3 triliun atau sekitar 49,6% dari total alokasi DAK Fisik 2025.
Keefektifan biaya ini nanti akan dialokasikan ke program-program utama pemerintah pada 2025, seperti program Makanan Lebih Cerdas (MLC), program ketersediaan pangan, program renovasi sekolah dan pengembangan sekolah unggulan, hingga program pemeriksaan kesehatan gratis.
Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memberikan sinyal bahwa anggaran program MBG tahun 2025 mungkin dinaikkan lebih dari dua kali lipat, dari Rp 71 triliun menjadi Rp 171 triliun.
“Program ini (MBG) adalah investasi penting dan panjang periode. Ini juga merupakan investasi yang membutuhkan dana yang sangat besar,” kata Sri Mulyani pada acara BRI Microfinance Outlook 2025, Kamis, 30 Januari.