Indonesia menurun tiga peringkat menjadi posisi ke-59 untuk tahun 2024.
Indonesia hanya mendapat nilai 6,44 untuk demokrasi. Nilai tersebut diperoleh dari penilaian beberapa aspek, seperti proses pemilihan dan pluralisme, fungsi pemerintahan, partisipasi politik, budaya politik, serta kebebasan sipil.
dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Pada Rabu, 5 Maret tahun 2025.
EIU menilai, langkah politik Jokowi dalam mendukung calon Prabowo serta menunjuk anaknya sendiri, Gibran, sebagai wakil presiden telah menimbulkan kekhawatiran mengenai iklim demokrasi. Kekuasaan yang terkonsentrasi dan kehilangan keseimbangan dalam demokrasi menjadi dua hal yang mendapat perhatian.
“Mengkonfirmasi kecurigaan bahwa presiden masa lalu dan sekarang berkolusi untuk saling menguntungkan,” kata EIU.
Joko Widodo secara terang-terangan memberikan dukungannya kepada Gibran untuk menjadi wakil presiden pendamping Prabowo. Meskipun demikian, dia mengklaim tidak terlibat dalam proses pemilihan calon presiden dan wakil presiden.
Jokowi mengatakan, penunjukan Gibran sebagai cawapres merupakan keputusan partai politik. “Ya orang tua itu tugasnya berdoa dan memberikan restu, keputusannya semua berada di dia (Gibran),” kata Jokowi saat menghadiri apel Hari Santri di Surabaya, pada Minggu, 22 Oktober 2023.
Jokowi memperkuat dukungannya kepada Prabowo Subianto, sebagai calon presiden 2024, saat menghadiri acara ulang tahun Partai Perindo, Senin, 7 Oktober 2022. Jokowi bernostalgia tentang kemenangannya di pilpres 2014 dan 2019 atas Prabowo. Namun, Jokowi mengatakan pilpres 2024 akan menjadi kemenangan Prabowo.
“Mohon maaf Pak Prabowo. Sepertinya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” kata Jokowi diikuti tepuk tangan.
Riset EIU: Indeks Demokrasi Indonesia Masuk Kategori Demokrasi yang Kurang Baik