Heboh Pemecatan Massal, Nasib Tokopedia Pasca-Akuisisi TikTok dan Persaingan Ketat E-Commerce

Posted on

Perubahan Besar di Tokopedia Pasca-Akuisisi TikTok

Pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran tengah terjadi di Tokopedia setelah platform e-commerce ini resmi diakuisisi oleh TikTok. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa ratusan karyawan terkena dampak kebijakan efisiensi yang diterapkan. Situasi ini memicu pertanyaan tentang masa depan Tokopedia dalam persaingan sengit di industri e-commerce Indonesia.

Persaingan Ketat E-Commerce di Indonesia

Dalam survei terbaru, Shopee masih menjadi pemimpin pasar e-commerce di Tanah Air dengan pengguna mencapai 53,22%, naik dari 41,65% pada tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan dominasi yang semakin kuat Shopee di berbagai kategori usia. Sementara itu, TikTok Shop mengalami pertumbuhan pesat dengan peningkatan akses pengguna dari 12,20% pada 2024 menjadi 27,37% pada 2025. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh generasi muda, khususnya Gen Z, yang menjadikan TikTok Shop sebagai pilihan utama untuk belanja online.

Tokopedia sendiri hanya mencatatkan kenaikan tipis dari 9,40% menjadi 9,57%. Meskipun masih digunakan lebih banyak oleh kalangan Baby Boomers, posisi ini membuatnya tertinggal dari Shopee dan TikTok Shop.

Data Transaksi dan Pasar E-Commerce Asia Tenggara

Laporan sebelumnya menyebutkan total nilai transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce Asia Tenggara mencapai US$ 114,6 miliar pada 2023, dengan Indonesia menyumbang hampir setengahnya. Shopee menjadi pemimpin dengan pangsa 40% atau sekitar US$ 21,52 miliar. Tokopedia berada di posisi kedua dengan pangsa 30%, diikuti Bukalapak 11% dan TikTok Shop 9%. Namun, sejak akuisisi resmi pada awal 2024, peta persaingan mulai berubah. Meski digabungkan, nilai transaksi Tokopedia dan TikTok Shop masih berada di bawah Shopee.

Efek Akuisisi TikTok terhadap Tokopedia

Sejak TikTok mengambil alih, Tokopedia menghadapi tantangan besar dalam menjaga posisinya di pasar. Salah satu dampak paling nyata adalah adanya pemangkasan karyawan dalam jumlah besar. Tercatat sekitar 420 karyawan terkena PHK dalam dua bulan terakhir, terdiri atas 180 karyawan pada Juli dan 240 karyawan lainnya pada Agustus.

Divisi yang terkena dampak pemangkasan meliputi teknologi informasi (IT), layanan pelanggan, hingga tim gudang dan pemenuhan pesanan. Kondisi ini menunjukkan strategi efisiensi TikTok dalam merombak struktur operasional Tokopedia agar lebih ramping dan menyesuaikan dengan model bisnis baru yang terintegrasi dengan TikTok Shop.

Tantangan E-Commerce Lokal di Tengah Persaingan Global

Selain Shopee, TikTok Shop, dan Tokopedia, beberapa pemain lain seperti Lazada dan Blibli juga berusaha mempertahankan posisinya. Sayangnya, keduanya mengalami penurunan pengguna. Lazada turun dari 17,54% menjadi 9,09%, sedangkan Blibli merosot dari 0,36% menjadi 0,29%. Kondisi ini memperlihatkan betapa ketatnya kompetisi e-commerce di Indonesia, dengan hanya beberapa platform besar yang mampu bertahan. Perubahan tren belanja online yang makin mengarah ke live shopping dan integrasi media sosial menjadi faktor penentu dalam persaingan ini.

Masa Depan Tokopedia Pasca Akuisisi

Meskipun menghadapi badai PHK, Tokopedia diperkirakan masih akan menjadi bagian penting dalam strategi ekspansi TikTok di Asia Tenggara. Platform ini memiliki basis pengguna loyal serta pengalaman panjang dalam mengelola ekosistem e-commerce Indonesia. Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana menjaga identitas dan kepercayaan pengguna lama di tengah dominasi Shopee dan pertumbuhan TikTok Shop yang begitu cepat. Keberhasilan strategi integrasi ini akan sangat menentukan apakah Tokopedia bisa kembali bersaing di papan atas atau justru semakin tenggelam dalam ketatnya persaingan pasar.