Hanya Lembang? Ini 8 Patahan Aktif Jawa Barat yang Harus Diwaspadai

Posted on

Patahan di Wilayah Jawa Barat dan Aktivitas Sesar Lembang

Patahan atau sesar merupakan struktur geologis yang terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik. Di wilayah Jawa Barat, terdapat beberapa patahan aktif yang memiliki potensi menghasilkan gempa bumi. Salah satu yang sedang menjadi perhatian adalah Sesar Lembang, yang menunjukkan peningkatan aktivitas seismik dalam beberapa bulan terakhir.

Sesar Lembang berada di utara Kota Bandung dan memiliki panjang sekitar 25-29 km. Jenis patahan ini termasuk dalam kategori sesar geser (strike-slip fault), di mana batuan di kedua sisi patahan bergerak secara horizontal. Peningkatan aktivitas seismik di segmen barat Sesar Lembang telah memicu serangkaian gempa kecil di wilayah Bandung Raya.

Sejak akhir Juni hingga pertengahan Agustus 2025, tercatat beberapa gempa kecil di sekitar Cimahi dan Bandung Barat. Gempa pertama terjadi pada 29 Juni 2025 dengan kekuatan 2,7 Skala Magnitudo. Selanjutnya, gempa terjadi kembali pada 24 Juli 2025 dengan kekuatan 1,8 Skala Magnitudo, kemudian 2,1 Skala Magnitudo pada 28 Juli 2025, dan 1,9 Skala Magnitudo pada 14 Agustus 2025. Gempa terbaru terjadi pada 20 Agustus 2025 dengan kekuatan 1,7 Skala Magnitudo.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan bahwa segmen barat Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas seismik. Masyarakat diminta untuk tetap waspada mengingat potensi gempa yang bisa mencapai magnitudo 6,7 hingga 7,0.

Jenis-Jenis Patahan

Secara umum, patahan dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan pergerakan relatifnya:

  • Sesar Normal (Normal Fault): Terjadi ketika batuan di atas bidang patahan bergerak turun relatif terhadap batuan di bawahnya, biasanya disebabkan oleh gaya tarikan.
  • Sesar Naik (Reverse Fault): Terjadi ketika batuan di atas bidang patahan bergerak naik relatif terhadap batuan di bawahnya, disebabkan oleh gaya dorongan.
  • Sesar Geser (Strike-Slip Fault): Terjadi ketika batuan di kedua sisi patahan bergerak secara horizontal. Sesar Lembang adalah contoh dari jenis ini.

Daftar Patahan di Jawa Barat

Di Jawa Barat, terdapat beberapa patahan aktif yang melintasi wilayah tersebut. Berikut adalah daftar patahan utama:

  1. Sesar Cimandiri:
  2. Panjang sekitar 100 km, membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu hingga Padalarang.
  3. Termasuk salah satu sesar tertua di Jawa Barat dengan pergerakan mendatar hingga miring.

  4. Sesar Lembang:

  5. Panjang sekitar 25-29 km, terletak di utara Kota Bandung.
  6. Termasuk sesar geser dan memiliki potensi gempa besar.

  7. Sesar Baribis:

  8. Patahan terpanjang di Pulau Jawa, membentang dari timur ke barat.
  9. Melintasi beberapa kota padat penduduk seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi.
  10. Termasuk sesar naik dan pernah menyebabkan gempa merusak.

  11. Sesar Garut Selatan (Garsela):

  12. Panjang sekitar 42 km, dari selatan Garut hingga selatan Bandung.
  13. Terbagi menjadi dua segmen, yaitu Rakutai dan Kencana, yang keduanya aktif.

  14. Sesar Citarik:

  15. Membentang dari Palabuhanratu, melewati Gunung Salak, Bogor, hingga Bekasi.
  16. Dikenal dari kelurusan aliran Sungai Citarik dan masih aktif.

  17. Sesar Cipamingkis:

  18. Terletak di wilayah Sukabumi bagian timur hingga barat Cianjur.
  19. Pada tahun 2018, sempat memicu puluhan gempa kecil.

  20. Sesar Cileunyi-Tanjungsari:

  21. Membentang dari Cileunyi hingga Tanjungsari.
  22. Diidentifikasi oleh Badan Geologi sejak 2008 dan diduga sebagai penyebab gempa Sumedang pada akhir 2023 hingga awal 2024.

  23. Sesar Cugenang:

  24. Sesar lokal di Kabupaten Cianjur, menjadi penyebab utama gempa bumi Cianjur pada November 2022.

Penjelasan Skala Magnitudo Gempa Bumi

Skala Magnitudo digunakan untuk mengukur energi yang dilepaskan saat gempa terjadi. Berikut penjelasan skala magnitudo:

  • Magnitudo 1.0 – 1.9: Gempa mikro, tidak terasa manusia.
  • Magnitudo 2.0 – 2.9: Gempa sangat kecil, hanya dirasakan oleh beberapa orang.
  • Magnitudo 3.0 – 3.9: Gempa kecil, terasa di dalam ruangan.
  • Magnitudo 4.0 – 4.9: Gempa ringan, terasa oleh hampir semua orang.
  • Magnitudo 5.0 – 5.9: Gempa sedang, bisa menyebabkan kerusakan ringan.
  • Magnitudo 6.0 – 6.9: Gempa kuat, bisa merusak bangunan.
  • Magnitudo 7.0 – 7.9: Gempa besar, bisa menyebabkan kerusakan serius.
  • Magnitudo 8.0 – 8.9: Gempa hebat, sangat merusak dan menghancurkan.
  • Magnitudo 9.0 ke atas: Gempa dahsyat, sangat langka dan berpotensi memicu tsunami.