Acara Halal Bihalal Idul Fitri 1446 Hijriah diselenggarakan di Aula Balai Guru Penggerak (BGP) Aceh, Gampong Lubok Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar pada hari Sabtu tanggal 5 April 2025.
Laporan oleh Indra Wijaya | Aceh Besar
, JANTHO
– Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar, Muharram Idris yang juga dikenal sebagai Syech Muharram serta Drs Syukri melakukan kunjungan silaturahmi dan acara halalbihalal dengan sejumlah pemuda dan tokoh masyarakat setempat.
Acara Halal Bihalal Idul Fitri 1446 Hijriah diselenggarakan di Aula Balai Guru Penggerak (BGP) Aceh, Gampong Lubok Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar pada hari Sabtu, tanggal 5 April 2025.
Bupati Aceh Besar, Muharram Idris menggarisbawahi pentingnya meremajakan kembali jiwa Aceh Besar dalam diri warganya karena dia meyakini bahwa hal itu sudah mulai pudar dari kalangan masyarakat.
Dia mendorong para pemuda untuk menyimak kembali peran mereka dalam meninggikan identitas serta meraih semangat membangun wilayahnya.
“Banyak di antara kita, terlebih lagi kalangan pemuda, telah mulai mengalami penurunan rasa cinta kepada tempat asal mereka. Inilah saatnya bagi kita memulihkan kembali semangat Ache Badja yang sempat lenyap,” ujarnya.
Bupati menambahkan bahwa mengingat situasi sosial yang kian rumit, sikap bersama terhadap wilayah tersebut perlu dipertahankan secara berkelanjutan.
Menurut dia, di bawah kepemimpinan pemuda-pemudi itu, Aceh Besar akan menjadi jauh lebih luar biasa dan perlu untuk bersatu serta mengenali identitas wilayah mereka.
Jika bukan kami yang mengasihi dan membangun Aceh Besar, siapakah lagi?
Saya percaya, dengan bantuan para pemuda, Aceh Besar memiliki potensi untuk menjadi jauh lebih baik daripada sekarang. Namun, hal tersebut baru akan mungkin jika kita bersatu dan mengenali identitas kita,” tandasnya.
Pada saat yang sama, Ketua PB IPAR, Fata Muhammad, dalam pidatonya menggarisbawahi kepentingan peranan pemuda sebagai pelaku transformasi.
Dia mengatakan bahwa sekarang, banyak remaja lebih memilih untuk tetap di “zonanya sendiri”, zonanya yang menjauhkannya dari prinsip-prinsip perlawanan dan kreativitas.
Marilah kita hindari kesalahan efisiensi ini dari diri kita sendiri. Pemuda harus lagi menjadi garda depan, tidak hanya dalam pembicaraan, melainkan juga dalam tindakan konkret.
Aceh Besar membutuhkan tenaga, motivasi, dan pemikiran baru dari generasi muda,” katanya.
Masalah pengangguran pun turut diperhitungkan. Berdasarkan informasi yang diajukan, presentase warga tidak bekerja di wilayah Aceh Besar hampir mencapai 6%.
Walaupun beberapa pengurus PB IPAR berhasil lulus dalam proses pemilihan P3K dan ternyata ada juga yang terpilih sebagai anggota DPRK.
Akan tetapi, kenyataannya menunjukkan bahwa masih banyak pemuda yang mengalami PHK dan bekerja dalam sistem outsourced.
Pada kesempatan tersebut, tokoh masyarakat dan juga Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.Ag, menyatakan bahwa organisasi pemuda seperti IPAR perlu dapat berperan sebagai mitra penting bagi pemerintahan.
“Perubahan organisasi tidak hanya terkait dengan strukturnya saja, tetapi juga tentang cara IPAR dapat mendukung kesuksesan bupati serta mendorong perkembangan kabupaten Aceh Besar di masa depan,” ujarnya.
Dia juga menekankan kebutuhan untuk mengembangkan pendidikan tinggi dan meningkatkan kemampuan generasi pemuda sebagaimana diatur dalam rencana jangka panjang.
(*)