Pemain Eks Persebaya Surabaya yang Masih Tanpa Klub
Beberapa pemain eks Persebaya Surabaya masih belum menemukan pelabuhan baru menjelang kompetisi Super League 2025/2026. Empat nama yang sebelumnya menjadi bagian dari Green Force kini berada dalam situasi yang memprihatinkan. Mereka belum memiliki klub dan terus mencari kesempatan untuk bisa kembali berlaga di level profesional. Berikut adalah profil singkat dari empat pemain tersebut.
Gilson Costa: Gelandang Tahanan dengan Nilai Pasar Tinggi
Gilson Costa, gelandang asing asal Sao Tome dan Principe, merupakan salah satu nama yang paling mencuri perhatian. Ia resmi dilepas oleh Persebaya Surabaya setelah musim 2024/2025 berakhir. Lahir pada 24 September 1996, pemain yang memiliki tinggi badan 1,85 meter ini dikenal sebagai pemain bertahan yang tangguh. Meski memiliki nilai pasar fantastis sebesar Rp 2,61 miliar menurut data Transfermarkt, hingga saat ini ia belum dilirik oleh klub mana pun.
Meski sempat diproyeksikan untuk kembali bersinar di liga Eropa Timur atau Asia Tenggara, keadaannya justru sebaliknya. Status tanpa klub membuat masa depannya diselimuti tanda tanya besar. Gilson Costa juga pernah menghabiskan waktu di akademi Benfica, sehingga potensinya selalu menjadi sorotan. Namun, hingga kini belum ada kabar tentang kemungkinan transfernya.
Muhammad Hidayat: Gelandang Bertahan dengan Pengalaman Luas
Muhammad Hidayat, seorang gelandang bertahan yang lahir di Bontang, Kalimantan Timur, pada 26 April 1996, juga termasuk dalam daftar pemain eks Persebaya Surabaya yang belum menemukan klub baru. Dengan tinggi 1,77 meter dan dominasi kaki kanan, Hidayat dikenal sebagai pemain yang mampu mengatur ritme permainan.
Ia sempat menjadi bagian penting dalam beberapa musim terakhir Persebaya Surabaya. Saat ini, Hidayat masih berstatus bebas transfer dan diwakili oleh agensi Ressy Enterprise. Nilai pasarnya mencapai Rp 1,30 miliar, yang menunjukkan bahwa ia masih layak untuk bermain di level atas. Hidayat kini sedang mencari peluang di Super League maupun Liga 2.
Andre Oktaviansyah: Gelandang Muda dengan Potensi Besar
Andre Oktaviansyah, seorang gelandang bertahan muda yang lahir di Depok pada 23 Oktober 2002, juga belum mendapatkan klub baru. Meskipun baru berusia 22 tahun, Andre memiliki pengalaman yang cukup matang di level profesional. Dengan tinggi 1,60 meter, ia dikenal sebagai pemain pekerja keras yang memiliki mobilitas tinggi dan determinasi kuat.
Meski sempat diincar oleh beberapa klub Super League, hingga akhir Juli ini, Andre belum juga resmi bergabung dengan tim mana pun. Agen Don Badres yang menaungi Andre dikabarkan masih menjalin komunikasi dengan beberapa klub. Nilai pasarnya saat ini berada di angka Rp 1,74 miliar, yang membuktikan bahwa ia masih menjadi aset berharga.
Lalu Muhammad Rizki: Penjaga Gawang Muda yang Masih Belajar
Terakhir, Lalu Muhammad Rizki, penjaga gawang muda kelahiran Bekasi, 5 Februari 2004, juga masuk dalam daftar pemain eks Persebaya Surabaya yang belum menemukan klub. Dengan tinggi 1,73 meter, Rizki sebelumnya menjadi pelapis di bawah mistar gawang Persebaya Surabaya. Namun, musim lalu ia lebih sering duduk di bangku cadangan dan akhirnya dilepas dalam proses perombakan skuad.
Nilai pasarnya saat ini berada di angka Rp 173,82 juta, yang menjadi yang terendah di antara keempat pemain lainnya. Meski potensial, Rizki masih belum bergabung dengan klub baru menjelang musim 2025/2026. Situasi ini tentu menjadi perhatian, mengingat ia masih dalam masa awal karier profesionalnya.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Belum jelas alasan utama mengapa keempat pemain ini belum mendapatkan klub. Apakah karena persaingan ketat, cedera, atau pertimbangan teknis dari tim-tim peminat. Yang pasti, waktu terus berjalan dan musim baru akan segera dimulai. Jika tidak segera mendapat tim, bukan tidak mungkin karier mereka akan terhambat bahkan memudar dari persaingan level atas.
Situasi ini tentu menjadi sorotan mengingat mereka semua pernah berseragam tim besar seperti Persebaya Surabaya. Nama besar Gilson Costa menjadi sorotan utama karena ia pernah berkiprah di akademi Benfica dan sempat mencicipi kompetisi Eropa. Fakta pemain sekelas dia masih menganggur tentu mengundang banyak pertanyaan dari publik sepak bola nasional.
Penantian empat eks Green Force ini menjadi drama tersendiri dalam bursa transfer musim ini. Menarik dinanti, ke mana langkah selanjutnya akan membawa mereka dalam perjalanan karier profesional masing-masing. Perkembangan bursa transfer Super League 2025/2026 masih terus bergulir, dan peluang mereka belum benar-benar tertutup. Namun waktu makin sempit, dan keputusan penting harus segera diambil sebelum jendela transfer ditutup.
Satu hal yang pasti, talenta mereka masih bisa bersinar jika diberi kesempatan dan kepercayaan. Tinggal menunggu waktu, apakah akan ada klub yang berani mengambil risiko merekrut mereka untuk musim penuh tantangan yang akan datang.


