Pada Jumat, 4 Juli 2025, wilayah Jawa Barat diguncang beberapa kali gempa bumi. Kejadian ini tercatat di sejumlah daerah seperti Sukabumi, Purwakarta, Bandung, dan Pangandaran. Meski magnitudo yang tercatat relatif kecil, informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II memberikan gambaran lengkap mengenai peristiwa tersebut.
Gempa di Bandung
Gempa terakhir terjadi di wilayah Bandung pada pukul 23.28 WIB. Magnitudo yang tercatat adalah 2,2 dengan pusat gempa berada di laut, tepatnya 111 kilometer barat daya Kabupaten Bandung. Titik gempa berada pada kedalaman 23 kilometer. BMKG menyampaikan informasi ini melalui akun resmi mereka di X (@bmkgwilayah2).
Gempa di Purwakarta
Sebelumnya, gempa juga mengguncang Purwakarta pada pukul 18.30 WIB. Pusat gempa berada di daratan, 16 kilometer tenggara Kabupaten Purwakarta. Dengan magnitudo 2,0 dan kedalaman 19 kilometer, gempa ini termasuk dalam kategori gempa dangkal.
Gempa di Sukabumi
Saat malam menjelang, Sukabumi juga merasakan guncangan gempa. Terjadi pada pukul 18.00 WIB, gempa ini memiliki magnitudo lebih besar, yaitu 3,8. Lokasi pusat gempa berada di laut, sekitar 226 kilometer barat daya Kabupaten Sukabumi, dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa di Pangandaran
Lebih pagi lagi, yaitu pada siang hari pukul 12.16 WIB, Pangandaran diguncang gempa dengan magnitudo 2,5. Pusat gempa terletak di laut, 77 kilometer barat daya Kabupaten Pangandaran, dengan kedalaman mencapai 30 kilometer.
Memahami Skala MMI
Untuk memahami dampak gempa secara lebih baik, penting untuk mengetahui skala Modified Mercalli Intensity (MMI), yang menggambarkan intensitas gempa berdasarkan efek yang dirasakan manusia dan kerusakan yang terjadi. Berikut penjelasan singkat skala MMI:
- Skala I MMI: Getaran hanya dapat dirasakan oleh beberapa orang dalam kondisi tertentu.
- Skala II MMI: Beberapa orang mulai merasakan getaran, dan benda-benda ringan seperti lampu gantung bergoyang.
- Skala III MMI: Getaran terasa nyata di dalam rumah dan terasa seperti naik kendaraan yang sedang berjalan.
- Skala IV MMI: Banyak orang di dalam rumah merasakan gempa, bahkan sebagian bisa merasakannya di luar rumah. Peralatan pecah, jendela atau pintu berderik, dan dinding berbunyi.
- Skala V MMI: Hampir semua orang merasakan gempa, banyak yang panik. Peralatan rumah tangga pecah, barang-barang terpelanting, dan bandul lonceng bisa berhenti bergerak.
- Skala VI MMI: Semua orang merasakan guncangan. Sebagian besar orang langsung keluar rumah. Plester dinding runtuh, cerobong asap rusak, dan terjadi kerusakan ringan.
- Skala VII MMI: Semua orang berlarian keluar rumah. Bangunan kuat mengalami kerusakan ringan, sementara bangunan kurang kuat mengalami retakan hingga hancur.
- Skala VIII MMI: Bangunan kuat tetap utuh meskipun mengalami sedikit keretakan, sementara bangunan lemah mengalami kerusakan parah. Cerobong asap dan monumen roboh.
- Skala IX-XII MMI: Gempa sangat kuat yang menyebabkan kerusakan massif, tanah longsor, pipa air putus, hingga bangunan hancur total.
Langkah Antisipasi Saat Gempa
Untuk mengurangi risiko cedera atau korban jiwa, masyarakat harus memahami langkah-langkah antisipasi saat gempa terjadi. Berikut panduan yang direkomendasikan:
-
Tetap Tenang
Jangan panik! Tarik napas dalam-dalam, amati lingkungan sekitar, dan cari tempat perlindungan terdekat. -
Di Dalam Rumah
Lindungi diri dengan bersembunyi di bawah meja. Gunakan benda empuk seperti bantal atau helm untuk melindungi kepala. Jika tidak ada, gunakan tangan untuk melindungi kepala dengan posisi tertelungkup. -
Di Luar Ruangan
Menghindarlah dari gedung-gedung tinggi, tiang listrik, dan struktur lain yang mudah roboh. Cari area terbuka yang aman. -
Di Kerumunan
Ikuti instruksi petugas penyelamat. Hindari dorongan massa dengan menuju tangga darurat atau area terbuka. -
Di Gunung atau Dataran Tinggi
Segera turun ke dataran rendah atau area lapang. Hindari lereng gunung karena berisiko longsor. -
Di Laut
Gempa di laut berpotensi menyebabkan tsunami. Segera cari lokasi dengan ketinggian lebih tinggi. -
Di Dalam Kendaraan
Pegang erat kemudi agar tidak terlempar. Hentikan kendaraan di area lapang dan tetap berada di dalam mobil sampai gempa reda.
Dengan memahami informasi ini, masyarakat dapat lebih waspada dan siap menghadapi situasi darurat gempa bumi.


