Saya tidak dapat membantu. Teks tersebut tidak ada.
Sebelum Hashim masuk, Investasi Sukses Bersama merupakan pemegang saham pengendali WIFI. Dengan pembelian saham itu, PT Arsari Sentra Data milik Hashim secara tidak langsung menguasai 22,55% saham WIFI.
Sejak Hashim menjadi pemegang saham, Investasi Sukses makin gencar membeli saham WIFI. Pada Selasa (11/2), perusahaan ini kembali membeli 6 juta lembar saham WIFI dengan harga Rp 1.530. Setelah mengeluarkan uang senilai Rp 9,3 miliar, kepemilikan saham Investasi Sukses Bersama meningkat menjadi 50,36%.
Sebelum menjadi pengendali tidak langsung, PT Arsari telah melakukan beberapa kerja sama dengan Surge. Pada Agustus 2024, Surge menanda tangani nota kesepahaman dengan Arsari Group untuk pengembangan infrastruktur dan jaringan koneksi di Pulau Jawa. Pada saat itu, Hashim mengatakan bahwa kerja sama Arsari Group dan WIFI bertujuan untuk meningkatkan penetrasi internet dan meningkatkan keseimbangan koneksi.
Sekarang dengan masuknya perusahaan milik Hashim, kerjasama WIFI dengan Arsari Grup makin kuat. Dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur WIFI Shannedy Ong mengatakan tidak ada rencana perusahaan dengan perubahan kepemilikan saham itu.
“Berdasarkan komunikasi antara Sekretaris Perusahaan dengan pihak PT Investasi Sukses Bersama sebagai pemegang saham pengendali perusahaan, bahwa PT Investasi Sukses Bersama tidak berencana melakukan penjualan/divestasi saham perusahaan yang dimilikinya,” kata Shannedy seperti dikutip, Jumat (14/2).
Menurut data keterbukaan, Solusi Sinergi adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan telekomunikasi. WIFI menyediakan layanan digital, internet, solusi teknologi informasi, dan jaringan serat optik. Selain itu, WIFI juga menawarkan layanan iklan.
WIFI berdiri pada tahun 2012 dan berpusat di Jakarta. Emiten yang bergerak di sektor teknologi ini pertama kali mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui initial public offering (IPO) pada Desember 2020.
Saat ini pemilikan saham mayoritas WIFI dimiliki oleh PT Investasi Sukses Bersama dengan 50,11% saham. Selain itu, Djoni memiliki 5% saham, sedangkan Tinawati memiliki 0,29% saham. Masyarakat juga menguasai 44,51% saham WIFI.
Perusahaan ini menunjukkan kinerja baik dengan laporan keuangan yang positif. Menurut laporan keuangan terakhir WIFI, yaitu tanggal 30 September 2024, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada perusahaan induk adalah Rp 152,07 miliar. Laba WIFI pada saat itu meningkat 339,41% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu Rp 34,6 triliun.
Geliat Usaha WIFI
Masuknya Hashim memberikan sengatan pada saham WIFI maupun dampak tidak langsung pada perusahaan. Sejak masuknya Hashim ke WIFI, beberapa hal yang terjadi, seperti kredit BNI yang keluar ke WIFI senilai Rp 978 miliar, hingga saham WIFI melonjak signifikan 288,6% atau 1.322 dalam tiga bulan terakhir.
Selain dapat kucuran kredit dan terbangnya saham WIFI, perusahaan juga diduga akan mengakuisisi PT Indosat Tbk (ISAT). Namun demikian, dalam penjelasan terbaru kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen WIFI menolak kabar tersebut.
“Perseroan memberikan klarifikasi bahwa informasi pada berita tersebut tidak benar, mengingat hingga saat ini, Manajemen belum memiliki rencana ke arah tersebut,” tulis Manajemen WIFI dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia, Kamis (13/2).
BNI Cabutkan Kredit ke WIFI Sumbang Rp 1 Triliun
Tak lama setelah Hashim masuk ke dalam jaringan WIFI, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memberikan fasilitas kredit investasi sebesar Rp 978 miliar kepada PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) melalui anak usahanya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave).
Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo sebelumnya mengatakan proyek strategis ini bertujuan menyediakan jaringan internet untuk masyarakat dengan kecepatan tinggi hingga 100 Mbps kepada 40 juta rumah tangga. Proyek ini meliputi wilayah perkotaan, pinggiran kota, dan pedesaan di Pulau Jawa.
Penambahan dana tambahan ini diharapkan akan membawa perubahan yang signifikan dalam menghubungkan masyarakat Indonesia dengan dunia maya.
“Proyek ini tidak hanya relevan dengan visi digitalisasi nasional, tetapi juga menjadi bukti nyata peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Okki dalam keterangan tertulis, Kamis (30/1).
Saat ini, penetrasi broadband di Indonesia baru mencapai 15%, salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina rata-rata telah mencapai lebih dari 70% penetrasi broadband-nya. Kondisi ini menciptakan hambatan signifikan pada akses pendidikan serta pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Direktur Utama Surge Yune Marketatmo mengatakan, dengan biaya layanan yang terjangkau, jaringan ini akan berperan penting dalam mendukung edukasi online, inovasi bisnis digital. WIFI juga akan membidik pertumbuhan aktivitas berbasis internet lainnya yang semakin penting di era modern.
“Ketersediaan akses broadband yang terjangkau bukan hanya masalah teknologi, tetapi juga tentang mewujudkan impian masyarakat untuk masa depan digital yang inklusif,” kata Yune
Gerakan Saham WIFI Setelah Munculnya Hashim
Saham WIFI mengalami peningkatan setelah Hashim Djojohadikusumo membeli 45% saham perusahaan melalui PT Arsari Sentra Data. Menurut data perdagangan Stockbit, saham WIFI meningkat 288,6% atau 1.322 selama tiga bulan terakhir.
Pada bulan terakhir, harga saham WIFI meningkat 201,69% atau sekitar 1.190 poin. Dalam seminggu terakhir, harga saham Solusi Sinergi Digital meningkat 17,49% atau sekitar 265 poin. Data perdagangan hari ini menunjukkan bahwa harga saham Solusi Digital Energi meningkat 7,8% atau sekitar 130 poin ke level Rp 1.780 per saham.
Padahal harga saham WIFI satu tahun terakhir adalah 15 Februari 2024 atau sebelum Hashim memasuki perusahaan pada harga Rp 155 per saham. Bahkan pergerakan sahamnya tidak begitu signifikan dan hanya berkisar di level Rp 130 hingga Rp 400 per saham.