Gedung Sate Jadi Ikon Upacara Kemerdekaan, Ide KDM untuk Jawa Barat

Posted on

Gubernur Jawa Barat Ingin Gedung Sate Jadi Lokasi Resmi Upacara Bendera

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan rencana untuk menjadikan halaman depan Gedung Sate Bandung sebagai lokasi resmi upacara bendera di masa mendatang. Area ini saat ini masih berupa taman dengan tiang bendera dan prasasti kepahlawanan pegawai Gedung Sate pada masa perjuangan.

Usulan ini disampaikan oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM) setelah pelaksanaan upacara HUT ke-80 RI di Gedung Sate pada Minggu. Menurutnya, lokasi ini memiliki nilai simbolis yang penting sehingga layak dijadikan pusat kegiatan kenegaraan.

“Saya punya rencana, dan berharap ke depan itu upacara kemerdekaan pengen di sini (depan Gedung Sate),” kata Dedi selepas upacara. Ia menjelaskan bahwa selama ini Pemprov Jabar selalu melaksanakan upacara besar, termasuk peringatan HUT RI, di Lapangan Gasibu. Namun, kondisi Gasibu kini dinilai kurang ideal karena keberadaannya terpisah dari Gedung Sate dan bersebelahan dengan entitas bisnis swasta, termasuk sebuah hotel.

“Saya lihat hari ini kok terpisah banget antara Gasibu dan Gedung Satenya misah. Tapi Gedung Satenya tidak menjadi sentral dari upacara. Bahkan begitu bendera di atas berkibar, di samping benderanya Hotel Pullman, Itu kan penting,” ujar Dedi. Ia menambahkan, mulai tahun depan, upacara bendera tidak boleh lagi memperlihatkan latar belakang bendera yang sejajar dengan bangunan hotel. Sebaliknya, ia ingin Gedung Sate menjadi ikon utama dalam prosesi pengibaran.

“Saya kan perhatiin yang begitu detil. Nah ini saya bilang ini ada sesuatu yang harus dikoreksi sehingga tahun depan, akan dilaksanakan upacara bendera itu di halaman gedung sate dan ini akan saya tata sehingga bisa digunakan untuk upacara,” ungkapnya.

Kirab Budaya Meriahkan Peringatan HUT ke-80 RI

Selain gagasan tersebut, Pemprov Jabar juga menggelar kirab budaya sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 RI pada Minggu, 17 Agustus 2025. Kirab ini menghadirkan dua kereta kencana, salah satunya pernah digunakan oleh Istana Negara.

Menurut Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Jawa Barat, Akhmad Taufiqurrachman, kirab dimulai pukul 07.00 WIB dari Gedung Negara Pakuan (Bale Pakuan) menuju Lapangan Gasibu. Perjalanan menempuh jarak sekitar 3,5 kilometer dengan estimasi waktu 30–45 menit sambil membawa duplikat Bendera Pusaka.

Kirab budaya ini turut dimeriahkan pasukan berkuda dari komunitas khusus, kuda pengiring dari Daarut Tauhid, serta penunggang profesional. Selain itu, acara juga melibatkan perangkat daerah yang mengenakan pakaian adat nusantara, komunitas otomotif dengan 17 kendaraan klasik, 45 orang berpakaian adat sebagai simbol tahun 1945, serta marching band beranggotakan 80 orang mewakili usia kemerdekaan tahun ini.

“Kirab budaya ini menjadi bentuk penghormatan terhadap keagungan Duplikat Bendera Pusaka, sekaligus perwujudan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Akhmad.

Rute Kirab Melewati Jalur Ikonik Bandung

Rute kirab melewati sejumlah ruas jalan ikonik Bandung, mulai dari Gedung Negara Pakuan – Jalan Viaduct – Jalan Wastukencana depan Balai Kota – Rumah Dinas Pangdam III Siliwangi – Jalan LLRE Martadinata – Jalan Ir H Juanda – Jalan Sulanjana – Jalan Diponegoro – Jalan Majapahit, dan berakhir di Lapangan Gasibu. Sekitar pukul 08.00 WIB, duplikat bendera tiba di podium utama untuk prosesi pengibaran. Dalam upacara tersebut, Dedi Mulyadi bertindak sebagai inspektur upacara.

Setelah itu, dilanjutkan dengan defile pasukan dari unsur TNI tiga matra, Kopassus, Brimob, hingga siswa Panca Waluya.

Tujuan dan Harapan Masa Depan

Rencana menjadikan Gedung Sate sebagai lokasi upacara diharapkan dapat memperkuat simbol kebanggaan Jawa Barat. Selain itu, langkah ini sekaligus menegaskan kembali Gedung Sate sebagai pusat pemerintahan yang memiliki nilai historis tinggi.

Lebih jauh, upaya ini juga mencerminkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan perayaan kemerdekaan yang lebih representatif, menyatu dengan identitas daerah, serta mampu memberikan kesan mendalam bagi masyarakat yang mengikutinya.