Gangguan Tidur Pengaruhi Kesehatan Mental, Ini Hubungannya

Posted on

Hubungan Tidur dan Emosi yang Tidak Boleh Diabaikan

Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi tubuh manusia. Namun, banyak orang sering mengabaikannya karena kesibukan atau gaya hidup yang tidak sehat. Padahal, tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional. Perubahan suasana hati, tingkat stres, serta risiko gangguan kecemasan maupun depresi dapat dipengaruhi oleh pola tidur seseorang.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tidur bukan hanya sekadar kebutuhan biologis, tetapi juga fungsi penting untuk kesehatan mental. Ketika seseorang tidur tidak cukup atau berkualitas buruk, hal ini bisa memicu perubahan suasana hati yang signifikan. Bahkan, mereka lebih rentan mengalami stres dan sulit mengendalikan emosi negatif.

Fungsi Tidur dalam Regulasi Emosi

Menurut penelitian dari YARSI Medical Journal, tidur berperan besar dalam proses regulasi emosi. Saat seseorang tidur, otak memproses pengalaman harian dan membantu menyeimbangkan hormon stres seperti kortisol. Jika pola tidur terganggu, mekanisme ini tidak berjalan optimal. Akibatnya, seseorang cenderung lebih mudah marah, cemas, atau bahkan menangis tanpa alasan jelas.

Selain itu, penelitian di News Medical menyebutkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam cenderung mengalami perubahan suasana hati drastis. Mereka lebih sulit mengendalikan emosi negatif dibandingkan dengan orang yang memiliki kualitas tidur baik. Dengan kata lain, tidur cukup menjadi fondasi untuk kontrol diri yang lebih stabil.

Dampak Kurang Tidur pada Kesehatan Mental

Studi yang dimuat dalam PMC (PubMed Central) mengungkap bahwa kurang tidur kronis bisa menyebabkan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Kondisi ini langsung berkaitan dengan meningkatnya risiko depresi dan gangguan kecemasan. Selain itu, penelitian di BMC Public Health (2024) menunjukkan adanya keterkaitan kuat antara insomnia dengan perasaan putus asa, mudah tersinggung, dan rendahnya kualitas hidup.

Pada kalangan mahasiswa yang sering begadang, ditemukan gejala kelelahan emosional lebih tinggi dibanding mereka yang memiliki pola tidur teratur. Hal ini menunjukkan bahwa kurang tidur tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan mental.

Kelompok yang Paling Rentan

Tidak semua orang terdampak secara sama. Menurut studi di Universitas Muhammadiyah Surakarta, kelompok usia remaja dan dewasa muda lebih rentan mengalami gangguan emosional akibat pola tidur yang buruk. Hal ini disebabkan oleh tekanan akademik, sosial, hingga kebiasaan begadang karena penggunaan gadget.

Sementara itu, penelitian di Fakultas Kedokteran UISU menambahkan bahwa pekerja shift malam juga termasuk kelompok berisiko. Ketidakselarasan ritme sirkadian membuat mereka lebih mudah mengalami stres emosional dan gangguan mood.

Langkah untuk Menjaga Pola Tidur Sehat

Kabar baiknya, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk memperbaiki pola tidur agar stabilitas emosional lebih terjaga. Salah satu cara utama adalah menjaga sleep hygiene. Beberapa tips meliputi:

  • Membiasakan tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.
  • Mengurangi konsumsi kafein atau nikotin menjelang malam.
  • Membatasi penggunaan gawai minimal 30 menit sebelum tidur.
  • Menciptakan lingkungan kamar yang nyaman, tenang, dan gelap.

Selain itu, melatih teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi ringan, atau olahraga teratur juga terbukti membantu memperbaiki kualitas tidur.

Tidur dan Emosi: Hubungan Dua Arah

Hubungan antara tidur dan emosi bersifat dua arah. Bukan hanya kurang tidur yang memicu gangguan emosional, tetapi stres emosional juga bisa membuat tidur seseorang terganggu. Inilah yang disebut vicious cycle atau lingkaran setan.

Menurut artikel di News Medical, orang yang sedang mengalami stres tinggi biasanya lebih sulit tidur nyenyak karena otaknya tetap aktif meski tubuh sudah berbaring. Akibatnya, kualitas tidur semakin buruk, dan kondisi emosional makin tidak stabil.

Dari berbagai penelitian, jelas terlihat bahwa tidur adalah fondasi penting bagi kesehatan mental. Pola tidur yang berantakan bisa mengganggu kestabilan emosi, sementara tidur yang cukup membantu otak mengatur perasaan lebih baik. Jadi, jika belakangan ini kamu merasa lebih mudah marah, sedih, atau stres tanpa sebab, coba evaluasi dulu pola tidurmu. Ingat, tidur bukan sekadar rutinitas, tapi salah satu bentuk perawatan diri paling sederhana untuk menjaga mental tetap sehat dan emosi lebih stabil.