Tagar #KaburAjaDulu belakangan ini ramai menjadi perbincangan sejumlah anak muda Indonesia di sosial media Twitter (saat ini x) hingga Instagram. Seruan itu muncul sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia atas kondisi sosial ekonomi yang tidak berlandaskan keadilan di Indonesia.
sebagai pilihan mereka.
Seruan Kabur Aja Dulu menjadi wadah solusi untuk masyarakat dalam upayanya mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Tidak sedikit dari warganet yang membagikan pengalamannya menjadi seorang diaspora atau sekadar pekerja asing di luar negeri.
Jepang menjadi salah satu destinasi populer bagi warga Indonesia untuk mencari pekerjaan. Adanya penurunan populasi di Jepang menyebabkan tingkat sumber daya manusia di Jepang menurun. Kondisi tersebut memungkinkan gelombang imigran ditarik masuk ke negara tersebut.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo mengatakan, pemerintah Jepang dalam kurun waktu 2024-2029 membutuhkan 820 ribu Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk Jepang. Menurut First Secretary Media Sociocultural Affairs, Lodya H Mone, Indonesia berpeluang mengisi hingga 30% kekurangan kebutuhan tersebut.
Lantas, berapa gaji rata-rata UMR Jepang? serta berapa biaya hidup di sana?
Melalui data Economic Research Institute, gaji rata-rata yang diperoleh oleh pekerja pabrik di Jepang dalam satu tahun ialah 2.174.794 yen – 3.335.257 yen atau setara Rp227 juta – Rp349 juta. Umumnya pekerja pabrik di Jepang akan dihitung per jam dengan rata-rata penghasilan sekitar 1.378 yen atau setara Rp144 ribu.
Berikut ini merupakan kisaran gaji selama satu bulan untuk pekerja pabrik di Jepang, dengan ketentuan belum menerima dana bonus dan dana lembur, berikut selengkapnya:
Rp144 ribu x 8 jam = Rp1.152 juta selama sehari
Rp1.152 juta x 26 hari kerja = Rp29,9 juta selama sebulan
untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka di sana.
Adapun, durasi kerja di Jepang sehari adalah delapan jam dengan total selama satu pekan ialah 40 jam. Dengan ketentuan enam hari masuk kerja dan satu hari libur. Hal tersebut mengacu kepada aturan Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang.
Selain menjadi seorang pekerja tetap, Jepang juga menginisiasi sistem magang di beberapa perusahan mereka untuk para pekerja asing. Program magang Jepang tidak kalah populer, karena menawarkan banyak keuntungan bagi warga negara asing.
Magang di Jepang merupakan salah satu program yang dirancang untuk pelajar internasional yang ingin merasakan bekerja di perusahaan Jepang. Program ini umumnya dilakukan dalam batas waktu tertentu. Bagi sebagian peserta, program ini dapat menjadi salah satu langkah sebelum mendapatkan pekerjaan permanen di Jepang.
Perlu diperhatikan bahwa, program magang di Jepang ini memiliki dua sistem, yakni Magang Non-Paid (Tidak Dibayar) dan Magang Paid (Dibayar). Umumnya program Non-Paid ini diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi non-profit. Biasanya perusahaan ini akan memberikan akomodasi dan tunjangan lain sebagai bayarannya.
. Sistem pekerjaan yang teratur dengan bantuan fasilitas teknologi canggih menjadikan banyak orang tertarik untuk bekerja di Jepang.
Kebutuhan akan biaya di hidup di Jepang juga dapat dikatakan tinggi, sehingga turut memengaruhi besaran gaji yang akan diterima oleh pekerja Jepang. Di bawah ini merupakan beberapa faktor yang memengaruhi gaji di Jepang:
Rincian kebutuhan hidup di Jepang tentu berbeda-beda, tergantung wilayah tempat tinggalnya. Jika menetap di kota besar maka akan mendapat kecenderungan untuk mengeluarkan biaya yang lebih besar. Berbeda halnya jika dibandingkan dengan kota kecil atau di pedesaan, biaya hidup yang ditawarkan akan lebih rendah.
Selain itu, gaya hidup beserta jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah turut mempengaruhi biaya yang dikeluarkan. Berikut ini akan diinformasikan mengenai rincian biaya hidup di beberapa kota besar di Jepang tahun 2025.