Film Jepang Terlarang untuk Mata Si Kecil

Posted on

Walaupun ada banyak sekali animasi anak dari Jepang yang dikenal karena kisahnya yang menyenangkan serta sarat akan imajinasi, namun sebenarnya tak semuanya pantas buat dikonsumsi oleh kalangan bocil nih, Bu. Ada beberapa di antaranya yang membawa topik-topik berbobot misalkan saja pertentangan emosi ataupun masalah-masalah orang dewasa, hal ini dapat membuat mereka merasa kebingungan bahkan sampai ketakutan. Di samping itu juga cukup sering kita temui bahwa banyak animasi tersebut pun memiliki konten tentang tindakan kasar, nuansa suram, atau scene-scene begitu mendalam yang mungkin bakalan menciptakan dampak negatif pada psikologi si kecil loh.

Sangat penting bagi orang tua agar lebih teliti saat memilih film untuk buah hati mereka. Walaupun tayangan itu kelihatannya mengundang, kemungkinan besar narasi atau gambarnya dapat menjadi terlalu berat atau kurang cocok dengan tahap perkembangan si kecil.

Dengan menjamin bahwa film yang diambil cocok dengan pertumbuhan dan kesanggupan emosi sang anak, para orang tua bisa menyajikan hiburan yang tak hanya mengasyikkan namun juga bermanfaat dan aman untuk Si Kecil.

Kali ini


akan membahas informasi mengenai

Film Jepang yang sebaiknya dihindari oleh anak-anak.

Disimak ya, Ma!

1. Film horror

Jepang dikenal karena pembuatan film horornya yang kuat dan cenderung mempengaruhi pemirsa. Walaupun ada beberapa film animasi Jepang yang tampak cocok untuk kalangan remaja, tetapi nyatanya masih banyak sekali film bertema horor yang tidak sesuai untuk ditonton anak-anak.

Film-film tersebut memiliki unsur kekerasan, atmosfer yang menegangkan, serta topik-topik cukup gelap sehingga sulit dimengerti bagi penonton remaja. Beberapa judul horor dari Jepang berikut sebaiknya dihindari oleh kalangan anak-anak:


  • Ju-On (2002):

    Movie ini bercerita mengenai suatu kutukan yang mempengaruhi satu famili.

  • Ringu 1998):

    Film horor ini bercerita mengenai seorang jurnalis yang menemui sebuah kaset video yang dilaknatkan.

  • Tomie (1999):

    Cerita horor ini menggambarkan seorang wanita jelita yang dilengkapi dengan kemampuan supranatural.

2. Film yang berisi materi untuk dewasa


Film animasi untuk anak-anak dari Jepang yang sebaiknya dihindari oleh remaja muda

Industri perfilman Jepang mempunyai berbagai produksi populer di segala penjuru dunia, mulai dari jenis anime sampaigenre lainnya.
live-action
Namun, bukan berarti semua film dari Jepang dapat disaksikan oleh anak-anak. Sebagian besar memiliki unsur-unsur dewasa yang mencakup kekerasan intens, topik-topik erotis, hingga masalah-masalah kompleks yang sulit dimengerti bagi balita dan remaja muda. Walaupun tampak seru pada pandangan pertama, tetapi ada pula cukup banyak film berasal dari negeri matahari terbit tersebut yang memuat hal-hal tak pantas untuk penonton usia dini. Di bawah ini merupakan daftar beberapa judul asli karya perfilman Nippon yang lebih baik dilewati kalau Anda sedang merencanakan tayangan bersama si kecil akibat isiannya yang bertema orang dewasa.


  • Battle Royale (2000):

    Cerita dalam film ini mengisahkan tentang segerombolan murid yang dipaksa beradu mati satu sama lain di sebuah pulau terpencil.

  • Oldboy (2003):

    Film yang mengisahkan tentang laki-laki yang direbutkan oleh penculikan dan ditahan di penjara selama satu dekade lima tahun tanpa ada dasar yang jelas.

  • Audituon (1999):

    Movie ini bercerita tentang seorang laki-laki yang mengadakan seleksi pernikahan untuk mencari istrinya, tetapi dia bertemu dengan seorang wanita yang memiliki rahasia masa lalu kelam.

3. Film yang memiliki topik rumit


Film produksi Jepun untuk anak yang sepatutnya dihindari oleh kanak-kanak muda

Film animasi berasal dari Jepang tak sekadar dikenal karena tampilan grafisnya saja, tetapi juga terkenal dengan kualitas narasinya serta topik-topik yang diusung. Walaupun sebagian besar film ini memberikan hiburan, bukan berarti semua dapat disaksikan oleh kalangan anak-anak ya, Bu. Banyak judul film Jepang membahas masalah-masalah cukup rumit seperti psikologi, filsafat, maupun dinamika sosial masyarakat, sehingga perlu interpretasi lanjutan bagi penontonnya.

Anime seringkali mencampurkan unsur-unsur gambar yang mencekam, plot yang rumit, serta topik-topik yang lebih sesuai untuk penonton dewasa maupun remaja. Di bawah ini terdapat beberapa judul dari negeri Sakura tersebut yang sebaiknya dihindari bagi anak-anak akibat alasan kontennya yang cukup rumit:


  • Akira (1988):

    Film animasi yang mengisahkan seorang pemuda dengan kemampuan supranatural, serta terjerat dalam perselisihan antara otoritas resmi dan kelompok ekstremis.

  • Ghost in the Shell (1995):

    Film animasi yang mengisahkan tentang seorang detektif polisi dengan badan berbahan buatan, serta turut ambil bagian dalam perselisihan antara pihak berwenang dan kelompok tertentu.

  • Perfect Blue (1997):

    Cerita film animasi ini berpusat pada seorang artis yang mengidap masalah kesehatan mental dan terjerumus ke dalam pertarungan batin antara dunia nyata dengan imajinasinya sendiri.

  • Grave of the Fireflies (1988):

    Film ini bercerita tentang dua anak tanpa orang tua yang bertahan hidup saat Perang Dunia II. Walaupun merupakan animasi dan tampak cocok untuk kalangan remaja, sebenarnya memiliki topik-topik yang rumit serta menyedihkan sehingga kurang sesuai bagi penonton usia dini.

  • The Boy and the Beast (2015)

    Film ini bercerita tentang seorang anak lelaki yang belajar dari seekor hewan liar dan menyajikan tema-tema yang cukup rumit bagi kalangan anak-anak.

4. Materi yang terlalu mengkhawatirkan

Animasi dari Jepang terkenal karena tampilan grafisnya yang memesona serta alurnya yang membawa kegembiraan. Meski demikian, walaupun sebagian besar karya animasi ini ditujukan untuk kalangan anak-anak, tidak sedikit pula yang memiliki lapisan makna yang rumit hingga mencekam, termasuk bagi para penggemar berusia lanjutan.

Walaupun film-film tersebut mempunyai animasi yang cantik serta mengundang, aspek-aspek yang lebih suram dan berkesan tegang kerapkali terselip dibalik tampilan warna-warna cerah dan tokoh-tokoh yang lucu.

Oleh karena itu sangat penting bagi para orang tua untuk bersikap hati-hati saat memilih film untuk buah hatinya, sebab tak seluruh anime ditujukan atau sesuai untuk kalangan usia dini.

Berikut adalah beberapa film animasi dari Jepang yang mungkin terlalu menyeramkan bagi anak kecil:


  • Spirited Away (2001):

    Walaupun film ini cukup terkenal, ada beberapa bagian dari cerita yang dinilai terlalu menyeramkan untuk penonton kecil. Salah satunya adalah ketika karakter bernama Kaonashi (wajah kosong) makan seorang karyawan di tempat mandi air panas.

  • My Neighbor Totoro (1988):

    Film dengan tampilan yang menyenangkan bagi anak-anak ternyata kurang sesuai untuk penayangan pada kalangan usia dini. Beberapa bagian dalam film tersebut cenderung menyeramkan dan dapat mempengaruhi pikiran si penggemar muda.

5. Film yang terlalu berat dari segi emosi


Film produksi Jepang untuk anak yang sebaiknya dihindari oleh kalangan remaja muda

Film animasi dari Jepang terkenal karena mampu menggetarkan hati para penontonnya, tetapi bukan berarti semua judul yang bertemakan emosi sesuai untuk anak-anak kecil, Bu.

Banyak animasi Jepang menampilkan kisah-kisih yang menyentuh hati serta bertema kompleks, kadang terlalu sensitif atau rumit untuk dipahami oleh balita.

Topik-topik seperti kesedihan, rasa terisolasi, serta pertarungan batin kerap kali ditelaah dengan sangat menyeluruh, hal ini mengharuskan adanya pengertian emosi yang lebih dewasa.

Berikut ini adalah beberapa animasi Jepang untuk anak-anak yang mungkin tidak sesuai bagi balita dikarenakan konten emosi yang kuat dalam ceritanya:


  • A Silent Voice (2016):

    Film ini bercerita tentang seorang remaja pria yang berusaha membayar kembali dosa karena telah menyiksa seorang gadis tunarungu di sekolah. Walaupun cerita ini memiliki pesan moral tentang betapa pentingnya simpati serta pemahaman antara sesama manusia, topik seperti intimidasi dan konflik internal dapat menjadi cukup sulit dipahami oleh anak-anak lebih dini. Berbagai skenario dalam film ini sering kali merangkul suasana sendirian, tertekan, hingga sedih ekstrem; hal-hal itu mungkin tidak mudah dimengerti apalagi membuat ketakutan pada mereka yang belum siap dengan realitas hidup semacam ini.

  • Ketika Marnie Ada (2014):

    Cerita dalam film ini berkisah tentang seorang remaja putri yang menemui Marnie, seorang gadis aneh yang ternyata mempunyai kaitan erat dengan masa lalu gelapnya. Film tersebut membahas topik-topik termasuk kesendirian, hilang, serta rasa tidak nyaman yang kerapkali timbul di hidup orang lain. Walaupun ada unsur sihir dan khayalan didalamnya, namun pesan emosi kuat seperti penyelidikan identitas pribadi dan sedih mendalam bisa membuat anak-anak menjadi bingung atau sangat dipengaruhi secara emosional.

Nah, itulah informasi mengenai

Film Jepang yang sebaiknya dihindari oleh anak-anak

Supaya Mama dan Papa dapat menjadi lebih teliti serta terus mengawasi film-film yang disaksikan oleh buah hati mereka. Mudah-mudahan berguna!

  • 10 Saran Film Dinosaurs yang Menarik dan Mendidik Buat Anak-Anak!
  • Harus Dilihat, Berikut 20 Film Animasi Anak yang Mengedukasi
  • 40 Daftar Rekomendasi Film Disney, Koleksi Animasi Sepanjang Zaman!