Film Animasi Klasik Studio Ghibli yang Tetap Menggemaskan Hingga Hari Ini

Posted on

TEKNOLOGI AI semakin mendapat perhatian di ranah digital sejak peluncuran fitur teranyar dari model OpenAI GPT-40. Fitur baru tersebut memungkinkan para penggunanya untuk menciptakan gambar dengan beragam gaya seni, mulai dari desain statis hingga animasi yang mirip dengan ciri khas Studio Ghibli.

Ghibli

Trend terbaru hadir dengan istilah “Ghiblifikasi,” yang merupakan proses merubah gambar biasa menjadi ilustrasi bertema seperti karya dari Studio Ghibli, yaitu studio animasi asal Jepang.

Ghibli studio

animasi

Studio Ghibli, yang legendaris dan didirikan oleh Hayao Miyazaki, Isao Takahata, serta Toshio Suzuki pada tahun 1985, merupakan sebuah studio dengan dampak besar di dunia animasi. Selain menghasilkan karya-karya film panjang, mereka juga merambah ke beragam bentuk ekspresi lainnya termasuk pembuatan film-film pendek, produksi iklan TV, bahkan menyutradarai beberapa episode serial televisi.

Film-Film Animasi Populer dari Studio Ghibli


Howl’s Moving Castle
(2004)

Sophie (diperankan oleh Emily Mortimer) menjalani hidup tenang di warung-topinya yang ditinggalkan sang bapak. Suatu ketika, dia menemui Howl (diinterpretasikan Christian Bale), seorang penyihir yang mendiami istana magis bisa dipindahkan. Hubungan persahabatan antara kedua orang ini malahan membawa kemarahan pada Penyihir Pembuang Sampah (digambarkan Lauren Bacall). Akibatnya, ia memberikan kutukan kepada Sophie dan menyebabkannya menjadi tua secara instan. Agar merubah Sophie kembali seperti semula, Howl perlu menggunakan semua energi sihir miliknya guna melawan si pembenci tersebut.


Spirited Away
(2001)

Film animasi garapan Hayao Miyazaki bercerita tentang petualangan Chihiro (diperankan Rumi Hiiragi), seorang anak perempuan berumur 10 tahun. Dia dan kedua orangtuanya, yakni Takashi Naito dan Yasuko Sawaguchi, secara tidak sengaja menemukan sebuah taman hiburan yang kelihatannya sudah lama ditinggal pengunjung.

Saat kedua orangtuanya bertransformasi menjadi babi besar, Chihiro menemui Haku (diperankan oleh Miyu Irino). Dia adalah seorang pria enigmatic yang mengungkapkan bahwa lokasi itu merupakan titik transit untuk para roh yang sedang berehat dari alam manusia. Untuk bisa membebaskan dirinya serta kedua orangtuanya, Chihiro perlu bekerja di area tersebut.


Princess Mononoke


(1997)

Di masa lalu pada zaman ke-14, hubungan harmonis di antara makhluk manusia, binatang, dan para dewata pun mulai goyah. Ashitaka seorang remaja yang telah dikutuki karena diserang oleh suatu hewan langka, berupaya untuk menemukan kesembuhannya dengan bantuan Shishigami. Selama petualangannya ini, dia melihat bagaimana umat manusia menghancurkan lingkungannya sendiri sehingga menimbulkan amarah sang Dewi Serigala Moro beserta Putri Mononoke, teman manusianya. Meskipun demikian, upayanya dalam menjaga perdamaian malah membuat situasi menjadi lebih rumit.


Kiki’s Delivery Service
(1989)

Kiki sang penyihir remaja yang baru berumur 13 tahun perlu melaksanakan adat desa-nya yaitu dengan hidup mandiri di sebuah kota pesisir selama satu tahun bersama seekor kucing hitam bernama Jiji. Usai mempelajari cara terbang menggunakan sapunya, dia pun membuka jasa antar barang lewat udara serta menjadi sosok yang familiar bagi warga lokal. Tetapi ketika harga dirinya mulai runtuh, dia kehilangan kuasa magisnya dan akhirnya mencoba menyegarkan imannya agar bisa meraih kembali kemampuannya tersebut.


My Neighbor Totoro
(1988)

Dikutip dari
IMDb
Film animasi buatan Hayao Miyazaki ini menceritakan petualangan seorang kakak bernama Satsuke dan adiknya, Mei, yang memindahkan diri beserta sang ayah ke sebuah rumah lama di daerah pedesaan. Sang ibu saat itu sedang menjalani pengobatan di rumah sakit.

Ketika mereka mengeksplorasi area baru, kedua karakter tersebut bersentuhan dengan banyak roh-roh yang berkeliaran di seputar rumah serta hutan terdekatnya. Salah satu entitas fantastis yang mereka jumpai ialah Totoro, sebuah wujud raksasa yang mengundang tawa dan akhirnya jadi sahabat bagi mereka.


Rachel Caroline L. Toruan

berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.