Pengertian Oklusi Arteri Retina
Oklusi arteri retina, sering disebut sebagai “stroke mata”, adalah kondisi medis yang sangat serius. Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke retina terhenti akibat penyumbatan. Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang bertugas menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal untuk otak. Jika aliran darah terganggu, penglihatan bisa tiba-tiba menjadi kabur, gelap, atau bahkan hilang sepenuhnya.
Arteri memiliki peran penting dalam membawa darah dari jantung ke retina, memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan. Tanpa pasokan ini, sel-sel retina bisa rusak atau mati dalam hitungan menit hingga jam. Itulah sebabnya oklusi arteri retina dianggap sebagai keadaan darurat medis. Penanganan cepat sangat penting agar kerusakan permanen pada penglihatan dapat dicegah.
Artikel ini akan membahas informasi penting tentang oklusi arteri retina, mulai dari gejala, penyebab, diagnosis, pengobatan, hingga pencegahan.
Gejala yang Muncul
Gejala utama dari oklusi arteri retina adalah perubahan penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba. Pada sebagian besar kasus, gejala hanya terjadi pada satu mata dan biasanya tidak disertai rasa sakit.
Beberapa gejala yang mungkin dialami antara lain:
– Kehilangan sebagian atau seluruh penglihatan.
– Tidak mampu melihat dari sisi mata.
– Penglihatan kabur atau terdistorsi.
– Titik buta.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan penyebabnya.
Penyebab Utama
Oklusi arteri retina terjadi karena adanya penyumbatan pada arteri retina. Penyumbatan ini umumnya disebabkan oleh kolesterol atau bekuan darah. Oklusi bisa bersifat sementara jika sumbatan pecah dan aliran darah kembali normal, tetapi juga bisa bersifat permanen.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya oklusi arteri retina mencakup:
– Penyakit arteri karotis.
– Timbunan lemak di arteri.
– Kerusakan katup jantung.
– Tumor di jantung.
– Irama jantung yang tidak normal.
– Diabetes.
– Hipertensi.
– Penyalahgunaan obat intravena.
– Kondisi yang menyebabkan pembentukan bekuan darah.
– Penggunaan kontrasepsi oral.
– Kehamilan.
– Kelainan trombosit darah.
Oklusi arteri retina lebih sering terjadi pada individu berusia di atas 60 tahun dan lebih umum pada laki-laki dibandingkan perempuan. Sebagian besar kasus hanya melibatkan satu sisi mata.
Proses Diagnosis
Dalam proses diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan mata dan menanyakan riwayat kesehatan. Dokter mungkin meminta pasien untuk membaca, menggunakan obat tetes mata, dan memeriksa retina dengan oftalmoskop untuk mengetahui adanya penyumbatan atau pendarahan.
Tes tambahan yang mungkin dilakukan antara lain:
– Tes bidang visual: Pasien melihat ke dalam mesin dan mengklik tombol setiap kali melihat cahaya.
– Slit lamp: Pasien duduk di depan mikroskop khusus untuk memeriksa kondisi mata.
– Fluorescein angiography: Pewarna diberikan melalui lengan, lalu diambil gambar mata untuk melihat pembuluh darah yang tersumbat.
– Tomografi koherensi optik: Mesin memindai mata setelah pupil diperbesar dengan obat tetes.
Jika dokter menduga penyumbatan berasal dari bagian tubuh lain, tes tambahan seperti tes darah untuk memeriksa gangguan pembekuan dan kadar kolesterol mungkin diperlukan.
Pengobatan yang Dilakukan
Pengobatan harus dilakukan secepat mungkin setelah terjadinya oklusi arteri retina untuk menyelamatkan penglihatan. Jika penyumbatan tidak segera diatasi dalam waktu 90-100 menit, kerusakan permanen bisa terjadi. Jika tidak ditangani dalam 4 jam, penglihatan bisa terganggu secara permanen.
Beberapa metode pengobatan yang digunakan antara lain:
– Pijat mata: Dokter memijat kelopak mata untuk mengeluarkan bekuan darah.
– Karbon dioksida-oksigen: Pasien menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen untuk meningkatkan aliran darah.
– Parasentesis: Jarum kecil digunakan untuk mengeluarkan cairan dari bagian depan mata.
– Obat-obatan: Obat diberikan untuk memecahkan gumpalan atau menurunkan tekanan di mata.
Cara Mencegah Terjadinya Oklusi Arteri Retina
Untuk mencegah oklusi arteri retina, penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kondisi seperti hipertensi dan diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan. Oleh karena itu, penting untuk:
– Berolahraga secara teratur.
– Mengonsumsi makanan yang baik untuk jantung, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak tak jenuh.
– Menghindari rokok.
– Bekerja sama dengan dokter untuk mengelola kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes.
Dengan langkah-langkah pencegahan ini, risiko terkena oklusi arteri retina bisa diminimalisir. Jadi, jangan lupa menjaga kesehatan penglihatan dengan cara-cara yang telah disebutkan.
