Penurunan Ekspor Minyak Olahan Rusia di Awal September 2025
Pada awal bulan September 2025, ekspor produk minyak olahan Rusia mengalami penurunan signifikan. Angka ini mencerminkan tren yang mungkin menjadi yang terendah dalam hampir satu tahun terakhir. Data dari Vortexa Ltd menunjukkan bahwa rata-rata ekspor produk minyak olahan Rusia selama tujuh hari pertama bulan tersebut hanya mencapai 1,96 juta barel per hari. Jika tren ini berlanjut, angka tersebut akan menandai penurunan sekitar 10 persen dibandingkan Agustus 2025 dan menjadi level terendah sejak setahun terakhir.
Penurunan Ekspor Diesel dan Naphtha Akibat Serangan Drone
Penurunan ekspor diesel dan naphtha sangat dipengaruhi oleh serangan drone yang dilakukan oleh Ukraina terhadap fasilitas pengilangan minyak utama di Rusia. Serangan-serangan ini mengganggu beberapa kilang penting di wilayah selatan dan tengah Rusia, sehingga kapasitas pengolahan minyak turun hingga sekitar 1 juta barel per hari atau sekitar 17 persen dari total kapasitas nasional.
Seorang analis energi dari S&P Global Commodity Insights menjelaskan bahwa gangguan ini memaksa beberapa kilang untuk melakukan perbaikan yang memakan waktu, sehingga produksi diesel dan naphtha turun. Hal ini berdampak langsung pada jumlah produk yang bisa diekspor.
Ekspor diesel dan naphtha Rusia sangat penting bagi pasar ekspor utama seperti Afrika, Turki, dan Brasil. Pada Agustus 2025, ekspor diesel melalui pelabuhan utama Primorsk mengalami penurunan sebesar 12 persen dibanding bulan sebelumnya.
Dampak Penurunan Pengilangan terhadap Pasar Minyak Global
Di tengah gangguan produksi, Rusia berusaha mengadaptasi dengan mengalihkan sebagian besar minyak mentahnya untuk diekspor melalui pelabuhan Novorossiysk dan Primorsk. Meskipun ekspor produk olahan menurun, volume pengiriman minyak mentah meningkat hingga mencapai tiga bulan tertinggi, yaitu sekitar 3,9 juta barel per hari.
Deputi Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, menyatakan bahwa saat ini tidak ada rencana untuk melarang ekspor diesel lebih lanjut. Produksi lokal masih cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, meskipun adaptasi ini dilakukan, analis pasar menilai bahwa dampak dari gangguan pengilangan masih terasa.
Konflik di Ukraina dan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia menjadi penyebab utama ketidakstabilan pasokan. Hal ini membuat situasi semakin rumit bagi negara-negara yang bergantung pada pasokan minyak Rusia.
Proyeksi dan Kondisi Pasar Energi Rusia ke Depan
International Energy Agency (IEA) melaporkan kekhawatiran atas penurunan kapasitas produksi minyak olahan Rusia yang mencapai level terendah selama lima tahun pada Agustus 2025. IEA mencatat bahwa sanksi dan serangan terhadap kilang minyak secara signifikan menghambat ekspor produk minyak Rusia.
“Volume ekspor produk minyak olahan telah menurun terus-menerus, menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan Rusia mempertahankan kapasitas produksinya ke depan,” kata pernyataan IEA dalam laporan bulanannya di Paris.
Dengan kapasitas pengilangan yang terbatas, Rusia kemungkinan akan terus meningkatkan ekspor minyak mentah secara langsung sambil menghadapi tantangan besar untuk memenuhi permintaan bahan bakar olahan global. Situasi ini akan berdampak pada harga minyak global dan ketersediaan pasokan di berbagai pasar.
