,
Jakarta
– Film religi
Doa-doa di Atas Kepala
Karya sutradara Rully Manna yang diperankan oleh Maisha Kanna dan Dewa Dayana ini menceritakan tentang seseorang pegawai negeri sipil bernama Markum yang mendapat pemecatan dari pekerjaannya dan akhirnya harus bekerja sebagai pengemudi transportasi berbasis aplikasi. Dalam kekecewaan atas nasibnya sendiri, Markum curhat pada Tuhan. Namun karena dia merasa doanya tak dipenuhi, ia mulai ragu dan melawan Tuhan.
Selama petualangan menuju musala, Markum mengembangkan kapabilitas unik untuk mendengarkan serta menyaksikan bermacam-macam doa dari para individu di sekelilingnya. Dengan hal tersebut, dia mampu mencatat doa-doa rutin sang ibu beserta doa wanita favorit hatinya. Seiring waktu berlangsung, rasa terganggu mulai menjalar pada diri Markum karena kemampuan baru itu. Terlampau asyik menyerap doa-doanya tetangga membuatnya sulit fokus saat berniat melakukan refleksi pribadi lewat doa. Keterampilan istimewa ini pun menjadi pintu masuk bagi serangkaian pelajaran hidup yang akhirnya mempertajam pengetahuannya akan esensi doa, aspirasi, dan ikatan antara umat manusia dengan Sang Pencipta Alam.
keserupaan antara dewi dayana dan maisha kanna dalam peran yang mereka pemerankan
Dewa Dayana
Yang memerankan peran Markum menyatakan bahwa dia menemukan beberapa persamaan antara dirinya dan tokoh tersebut. “Bisa jadi sekedar kedua individu penyuka pikiran. Mungkin saja Markum ini.”
sense
-nya lebih tinggi karena
struggle-
Dia bahkan lebih tertekan dan keadaannya jauh lebih tidak menyenangkan daripadaku,” ungkap Dewa ketika hadir dalam jumpa pers di Rumah Produksi Falcon, Duren Tiga, Jakarta, pada hari Senin, tanggal 17 Maret 2025.
Selanjutnya, Dewa memaparkan bahwa cara pikir serta pendekatan penyelesaian masalah Markum mirip dengannya sendiri. Film tersebut menggambarkan Markum sebagai ikon untuk semua individu yang ingin menyatu kembali dengan nilai-nilai rohani mereka. “Sebagaimana bulan terang bercahaya dari pantulan sinar matahari, demikian pula manusia perlu bersinar melalui cahaya suci,” ungkap Dewa Dayana.
Maisha Kanna
Sebagai Eliza, Maisha merasa sangat terpesona oleh peran yang diperankannya. “Menurut pandanganku, Eliza adalah tipe orang yang selalu mencoba untuk tetap optimis dalam setiap keadaan,” jelas Maisha. Dia bercita-cita agar dapat senantiasa memiliki pemikiran yang positif. Maisha Kanna pun turut mengakui bahwa ada beberapa kesulitan ketika membintangi film tersebut.
Doa-doa di Atas Kepala
“Peran ini mendorong saya untuk menggali lebih dalam tentang arti spiritualitas serta kekuatan doa,” katanya.
Surat Pesan untuk Nonton Film Doa-doanya di Atas Kepala
Sutradara Rully Manna, yang telah ditunjuk oleh Klik Film untuk menangani proyek ini, merupakan pilihan mereka.
Doa-doa di Atas Kepala
menginginkan film ini bisa membawa pesan kuat saat Lebaran di tahun 2025. Dia menambahkan, “Film ini bertujuan agar para pemirsanya dapat memahami bagaimana kekuatan doa sangatlah vital dalam rutinitas kita.” Rully menjelaskan bahwa tim produksi begitu bergairah mengerjakan proyek tersebut dan bermaksud membuat sebuah karya yang tak sekadar hiburan, melainkan juga turut menyebarkan pesan baik bagi publik.
Rully Manna menyebutkan bahwa Dewa Dayana serta Maisha Kanna adalah seniman dengan bakat besar dan kinerja profesional. Dia menjelaskan bahwa mereka dapat berkolaborasi dan mencoba hal baru secara bersama-sama untuk memperdalam peran individu mereka. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa kedua pihak tersebut memiliki ketertarikan satu sama lain.
brainstorming
“Saya sungguh gembira dapat berkolaborasi dengan Maisha dan Dewa,” ujar Rully Manna saat proses pembuatan film itu berlangsung.
Mereka berharap film ini dapat menjelma sebagai sebuah karya perfilman Indonesia yang bermutu tinggi dan mampu menyedot perhatian para penonton.
Doa-doa di Atas Kepala
Mulai ditayangkan pada Jumat, 28 Maret 2025 di platform KlikFilm.
SOFWA NAJLA TSABITA SUNANTO