TNI Mengambil Langkah Hukum terhadap Influencer Ferry Irwandi
Beberapa waktu lalu, seorang influencer ternama di Indonesia, Ferry Irwandi, dilaporkan melakukan tindakan yang dinilai mengancam keamanan siber dan mencemarkan nama baik institusi negara. Hal ini membuat pihak TNI memutuskan untuk mengambil langkah hukum terhadapnya. Menurut keterangan Dansatsiber TNI, Brigjen Juinta Omboh Sembiring, ditemukan beberapa fakta yang menunjukkan adanya dugaan tindak pidana dari Ferry Irwandi.
“Kami temukan beberapa fakta-fakta dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Saudara Ferry Irwandi,” ujar Juinta. “Sehingga atas dugaan tindak pidana tersebut, kami akan melakukan langkah-langkah hukum.”
Meskipun demikian, pihak kepolisian menyatakan bahwa dalam kasus pencemaran nama baik, institusi tidak bisa langsung melaporkan pelaku. “Berdasarkan putusan MK, institusi tidak bisa melaporkan, harus pribadi kalau pencemaran nama baik,” kata Wadir Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus.
Namun, anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono, mendukung rencana langkah hukum dari TNI. “Semua warga Indonesia baik dalam bentuk institusi ataupun juga lembaga memiliki hak yang sama dan posisi yang sama di hadapan hukum,” katanya. “Nah, apa yang dilakukan oleh teman-teman dari Mabes TNI itu adalah hak dan otoritasnya mereka.”
Ferry Irwandi merasa terpojok setelah berbagai pihak seperti Polisi, TNI, dan DPR mulai mengambil peran dalam kasus ini. Dalam unggahan Instagramnya, ia menyampaikan curhatannya tentang situasi yang dialaminya. “Gue ditahap yang ketawa aja udah beneran, hahaha. Gua gak tahu apalagi yang bakal kejadian. Polisi, TNI sekarang DPR wkwkwk,” tulisnya.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran terhadap anak-anaknya. “Sekarang di kepala gue cuma mikir, pasti bakal banyak fitnah dan tuduhan nantinya. Terus apakah Kirana sama Gama bakal percaya ya nanti waktu mereka udah gede?” tulisnya. “Mereka bakal tahu kisah hidup bapaknya gak ya? Yaa semoga kalian mendengar cerita yang bener ya.”
Ferry juga menyampaikan pentingnya keadilan bagi yang ditangkap aparat saat demo dan perlunya tim investigasi independen. “Prioritaskan hidup kita jaga orang-orang yang kita sayang, jaga keselematan. Nyawa manusia adalah harga yang terlalu mahal untuk ditukar apapun juga,” ungkapnya.
Manipulasi Video Viral dan Dugaan Provokasi
Selain itu, Ferry Irwandi juga dikaitkan dengan manipulasi video viral yang menunjukkan adanya anggota TNI yang ditangkap oleh Brimob saat demo rusuh di Palembang. Menurut pengamat perilaku dan grafolog, Gusti Aju Dewi, Ferry melakukan manipulasi dengan menambahkan kalimat pada video asli. “Kesalahannya jelas, Ferry menambahkan kalimat yang tidak ada di video asli. Yaitu: ‘Bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini’,” papar Gusti.
Menurutnya, penambahan kalimat palsu ini sangat berbahaya karena bisa membuat publik salah paham. “Kalau salah dengar itu kan tidak menambahkan. Tapi kalau kata-kata itu enggak ada kemudian disebut ada itu kan sudah penambahan. Itu sudah 100 persen disinformasi, sudah fitnah,” kata Gusti.
Gusti juga menyoroti efek psikologi yang muncul dari penyebaran informasi palsu. “Di mana dikenal sebagai The illusory truth effect (Hasher et al., 1977; Fazio et al., 2015)” tulisnya. Efek ini menyebabkan orang menjadi percaya pada kebohongan hanya karena diulang-ulang.
Gusti juga menegaskan bahwa menolak klarifikasi bisa dianggap sebagai tindakan yang sengaja memicu konflik. “Repost jika kalian masuk dalam BARISAN WARAS. Saya berjuang untuk Sila ke-3 Pancasila : Persatuan Indonesia,” ujarnya.
Kritik terhadap Tindakan Ferry Irwandi
Gusti menilai bahwa tindakan Ferry Irwandi bisa membahayakan stabilitas negara. “Disinformasi = Bahaya, Bikin Chaos Negara. Kalau Benar, tidak menambah kalimat dari video asli TNI-Polri dengan sengaja), tinggal Klarifikasi Aja kan? Kok Malah Ngancam saya?” tanyanya.
Ia menekankan bahwa kritik sehat harus didasari data dan klarifikasi. “Provokasi justru menebar permusuhan dan membahayakan bangsa. Mari sama-sama jaga ruang publik. Stop disinformasi, stop fitnah, stop kebencian,” katanya.
Pola-pola yang digunakan Ferry dalam postingan media sosialnya juga menjadi perhatian Gusti. “Ini kan akhirnya bisa menimbulkan kemarahan masyarakat. Sehingga berpotensi terjadi benturan antara massa dan TNI yang berdampak pada pertahanan negara dan ekonomi nasional,” ujarnya.
Dengan begitu, kasus ini menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak, termasuk para pejabat dan tokoh masyarakat. Diharapkan agar semua pihak dapat menjaga kestabilan negara dan menjunjung nilai-nilai demokrasi serta kebenaran.
