Kasus Dokter Syahpri Putra Wangsa yang Dipaksa Buka Masker di RSUD Sekayu
Seorang dokter spesialis ginjal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu Dr. Syahpri Putra Wangsa, sempat mengalami insiden memaksa membuka masker oleh keluarga pasien saat sedang melakukan pemeriksaan. Insiden ini terjadi pada Selasa (12/8/2025) dan viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @perawat_peduli_palembang, Dr. Syahpri tampak tenang meskipun keluarga pasien memaksanya untuk membuka masker. Saat itu, ia sedang melakukan visit ke ruang VIP RSUD Sekayu untuk melihat kondisi seorang lansia perempuan yang dalam keadaan tidak sadar dengan gula darah rendah dan tekanan darah tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gambaran indu trek atau pecah di paru-paru kanan.
Kelompok keluarga pasien yang merekam video tersebut kurang puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Dr. Syahpri. Mereka bertanya apakah “indu trek” itu adalah penyakit TBC, dan dokter menjawab bahwa itu adalah gambaran khas dari penyakit TBC. Namun, keluarga tetap tidak puas dan menilai pelayanan medis lambat.
Keluarga pasien juga mengkritik prosedur pemeriksaan yang hanya dilakukan secara rutin seperti pemeriksaan dahak dan rontgen setiap hari. Dalam video tersebut, salah satu anggota keluarga menanyakan, “Ini dokter gila, karena saya sudah berapa tahun hidup orang ngecek TBC harus dari apa?” dan Dr. Syahpri menjawab, “Dahak.”
Setelah kejadian ini, Dr. Syahpri memutuskan untuk melaporkan keluarga pasien ke Polres Muba. Tujuannya adalah untuk mencegah aksi kekerasan terhadap tenaga kesehatan lainnya saat bertugas. Ia menyatakan bahwa dirinya mewakili seluruh tenaga kesehatan di Indonesia agar tidak terjadi insiden serupa.
Penjelasan dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan
Terkait pengakuan pelaku yang mengaku sebagai keluarga Bupati Muba, Dinas Kesehatan Sumatera Selatan memberikan pernyataan resmi. Kepala Dinkes Sumatera Selatan, Trisnawarman, mengatakan bahwa pelaku yang diketahui bernama Ismet Syahputra bukanlah keluarga dari Bupati Muba. Menurutnya, pelaku sempat mengaku sebagai keluarga Bupati, namun setelah dikonfirmasi, ternyata tidak benar.
Trisnawarman juga menyampaikan bahwa Bupati Muba mendukung agar kasus ini diselesaikan sampai tuntas, bahkan meskipun telah terjadi perdamaian. Proses hukum tetap akan dilanjutkan. Saat ini, kasus tersebut sedang diproses di Polres Muba.
Dukungan dari Pihak Terkait
Selain itu, tim dari Kementerian Kesehatan telah turun ke RSUD Sekayu untuk memberikan dukungan kepada Dr. Syahpri. Bupati Muba juga menyampaikan bahwa Forkopimda Muba akan mendukung Dr. Syahpri dan menegaskan bahwa penanganan kasus ini harus sampai tuntas.
Insiden ini menunjukkan pentingnya perlindungan terhadap tenaga kesehatan, terutama dalam situasi yang bisa memicu konflik. Dr. Syahpri menekankan bahwa sikap tegas diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Dengan laporan yang telah dilakukan, diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menegakkan hukum dan menjaga martabat serta keselamatan tenaga kesehatan.
