Difitnah Calo Tiket, Sahabat Jokowi Dibela: Jangan Terburu-buru Menghakimi

Posted on

Sosok Mulyono dan Kontroversi yang Menyelimuti

Sosok Mulyono, seorang teman kuliah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Universitas Gadjah Mada (UGM), tiba-tiba menjadi sorotan publik. Kehadirannya dalam acara reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 memicu perdebatan setelah ia menyatakan bahwa pada tahun 1980 belum ada jurusan Teknologi Kayu seperti yang selama ini disebut-sebut oleh Jokowi.

Pernyataan tersebut menimbulkan berbagai spekulasi liar, termasuk tudingan bahwa Mulyono hanyalah seorang calo tiket bus di Terminal Tirtonadi, Solo. Bahkan, namanya disebut bukan Mulyono, melainkan Wakidi. Isu ini pun merembet ke tuduhan bahwa reuni tersebut adalah settingan belaka.

Namun, apakah benar semua tudingan tersebut? Mulyono akhirnya memberikan klarifikasi di hadapan publik. Ia didampingi oleh kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, dalam sebuah unggahan video di akun Instagram @dian.sandi. Dalam video yang diunggah Senin (28/7/2025), Dian menyatakan telah mengecek langsung ke terminal dan tidak menemukan bukti bahwa Mulyono adalah seorang calo tiket.

“Sampai Pak Taufiq itu cari ke terminal. Tapi orang terminal bilang tidak pernah melihat orang ini. Fitnah-fitnah saja,” ujar Dian.

Pengalaman Kerja Mulyono

Mulyono sendiri menjelaskan bahwa setelah lulus kuliah, ia bekerja di berbagai wilayah di Indonesia. “Saya selesai kuliah langsung ke Pulau Mentawai, lalu keliling ke Maluku, Sulawesi, Papua, dan terakhir di Jambi,” jelasnya. Ketika ditanya soal tuduhan menjadi calo tiket, Mulyono tertawa. “Kalau beli tiket pernah, Pak,” katanya sambil tertawa.

Sebelumnya, pengacara senior Muhammad Taufiq mengklaim bahwa Mulyono sebenarnya adalah Wakidi, calo tiket bus yang dikenal dengan teriakan “Madiun-Madiun, Surabaya-Surabaya” di Terminal Tirtonadi. Taufiq mengklaim punya akses luas dan menantang siapa pun untuk membantah pernyataannya. Tuduhan ini turut digaungkan oleh dr. Tifauzia Tyassuma alias dr. Tifa, pengkritik Jokowi, melalui akun X miliknya.

Namun, Mulyono membantah semua tuduhan itu. Ia menegaskan: “Saya masuk Fakultas Kehutanan tahun 1980, nomor induk mahasiswa 1684. Pak Jokowi saya kenal, kuliah bareng, ngobrol bareng.” Jokowi diketahui lulus pada 1985, sementara Mulyono baru menyelesaikan kuliah tahun 1987.

“Dia orang biasa saja waktu kuliah, tapi selalu menyapa. Bahkan saat sudah jadi wali kota, tetap menyapa saya jika bertemu,” ujar Mulyono.

Keterlibatan Sahabat Lain

Mulyono menyebut bahwa dirinya adalah pekerja swasta di bidang kehutanan dan tidak pernah pensiun karena terus berpindah-pindah tempat kerja. “Saya kerja di bidang kehutanan, saya di lapangan seperti survey, inventarisasi area-area,” jelasnya.

Sahabat lama Jokowi lainnya, Mustoha Iskandar, ikut angkat bicara membela Mulyono dan Jokowi. Ia menegaskan: “Asli pasti. Kita satu kelas semua. Kita masih hidup semua, kok dibilang setingan.” Menurut Mustoha, di era mereka kuliah belum ada pemisahan jurusan dalam Fakultas Kehutanan. Pemilihan fokus baru dilakukan saat skripsi.

“Ngakunya ngerti teknologi kayu, padahal ngerti apa? Saya ini alumni asli, saya tahu sejarahnya,” ujar Mustoha.

Penelusuran Media

Penelusuran media seperti TribunSolo.com ke Terminal Tirtonadi pun tak menemukan satu pun orang yang mengenali sosok Mulyono ataupun Wakidi. Baik dari kalangan porter, agen bus, hingga pedagang asongan menyatakan tidak mengenal orang yang dituduh tersebut. “Dereng nate (belum pernah melihat), nggak kenal i,” ujar Umar Sahid, agen PO Gunung Mulia.

Agen bus lain, Sambungan Tampubolon, yang sudah lama bekerja di terminal, juga membenarkan bahwa tidak pernah mengenal Mulyono maupun Wakidi. “Cuma tadi Pak Taufiq juga sempat ke sini. Cuma memang tidak ada (orang yang dimaksud),” ujarnya.

Kesaksian dari Teman Kos

Pernyataan dari Baskoro Muncar, teman satu kos Mulyono saat kuliah juga muncul. Lewat unggahan Facebook yang dikutip oleh Tribunjogja.com, Baskoro memberi kesaksian: “Jangan-jangan ini Mas Mul, mahasiswa teman satu kos dulu di Jalan Kaliurang Km 5,5 Gang Kenari II. Mas Mul di kos-kosan yang bernama Flamboyan tersebut termasuk senior.”

Fakultas mereka berbeda. Mas Mul di Fak Kehutanan UGM, saya di FISIPOL UGM. Saya cek dengan saudara yang dulu kawan kos di Flamboyan. Dan saudara ini membenarkan bahwa memang Mulyono adalah Mas Mul. Jadi fix, beliau adalah lulusan Fakultas Kehutanan.

Ia pun mengajak semua pihak untuk tidak membabi buta dalam menilai seseorang. “Please kawan, jangan membabi-buta dalam upaya mencari kebenaran. Fakta adalah fakta. Saya tidak sedang membela Jokowi, terkait ijazah. Biar nanti pengadilan yang memutuskan. Saya hanya fokus pada Mas Mul yang menjadi bulan-bulanan di medsos.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *