Di era 80-an, Intel dan Microsoft berkolaborasi untuk menciptakan personal computer (PC). Intel menciptakan hardware, sementara Microsoft membangun sistem operasi Windows di atasnya. Kolaborasi ini pun menciptakan perubahan revolusioner ketika semua orang memiliki akses ke perangkat komputer.
Di era GenAI seperti saat ini, prinsip yang sama sebenarnya juga berlaku. Teknologi LLM (Large Language Model) bisa dianalogikan sebagai hardware. Namun teknologi LLM membutuhkan sebuah “Windows” atau sistem operasi yang bisa membuat teknologi LLM dapat mendorong perubahan signifikan.
Keyakinan itulah mendorong Dheeraj Pandey membangun
DevRev.ai
. “DevRev seperti sistem operasi yang membuat teknologi LLM dapat dirasakan manfaatnya oleh semua organisasi,” ungkap Dheeraj saat berkunjung ke Jakarta beberapa waktu lalu.
Keyakinan Dheeraj menjadi penting mengingat rekam jejaknya selama ini. Dheeraj adalah pendiri Nutanix, perusahaan yang memperkenalkan konsep infrastruktur berbasis software yang lebih sederhana. Kini bersama rekannya di Nutanix dulu, Manoj Agarwal, Dheeraj merintis DevRev. Konsep dasarnya sama, yaitu membangun platform yang menyederhanakan penerapan LLM di lingkungan perusahaan.
Visi ini pun mengundang perhatian banyak pihak. Hal ini terlihat dari keberhasilan DevRev menjadi unicorn (perusahaan dengan valuasi US$1 miliar) pada tahun 2024; atau hanya tiga tahun sejak berdiri. Prestasi ini membuat DevRev menjadi salah satu perusahaan berbasis AI tercepat yang mencapai status unicorn.
Apa Itu DevRev
Secara prinsip, DevRev adalah platform untuk membangun conversational AI di atas data perusahaan. Dengan DevRev, kita dapat membangun agent atau aplikasi conversational AI untuk mengerjakan tugas yang spesifik. Jadi dengan menggunakan bahasa sehari-hari, setiap orang di organisasi dapat meminta AI untuk mencari informasi, merangkum laporan, atau membuat prediksi.
Ada tiga kemampuan utama yang membuat DevRev istimewa. Yang pertama adalah adalah kemampuan search atau mencari data perusahaan. “Mirip seperti Google Search memudahkan kita mencari konten, DevRev memungkinkan kita mencari data internal perusahaan; baik yang
structured
maupun
unstructured data
,” ungkap Dheeraj. DevRev juga dapat mencari data di berbagai jenis dan lokasi, apakah itu data penjualan, data konsumen, data engineering, dan berbagai data yang dimiliki perusahaan.
Pilar kedua adalah
reasoning
atau kemampuan memahami beragam potongan informasi dan merangkainya menjadi pengetahuan
(knowledge)
. Hal ini membuat agent tersebut dapat memberikan jawaban yang akurat dari setiap percakapan yang diajukan pengguna.
“Untuk menunjukkan kehebatan platform DevRev, kami membuat agent di area customer experience, employee experience, dan developer experience,” Dheeraj Pandey, CEO DevRev
Sedangkan pilar ketiga adalah
workflow
yang memungkinkan agent mengerjakan berbagai tugas yang sebelumnya harus melibatkan manusia. “Dengan tiga pilar tersebut, DevRev dapat digunakan untuk membuat AI agent yang menjawab kebutuhan spesifik yang dibutuhkan perusahaan,” ungkap Dheeraj.
Agar perusahaan lebih mudah menerapkan Conversational AI, DevRev pun menyiapkan beberapa AI agent siap-pakai. Contohnya adalah AI agent untuk
customer experience
.
Salah satu skenario sederhananya seperti ini. Misalnya ada seorang konsumen menyampaikan keluhan atas produk digital yang kita buat. Keluhan tersebut langsung direspon AI agent yang akan mengakses FAQ, dokumen pendukung, maupun keluhan serupa di database. Dari informasi tersebut, AI agent bisa memberikan jawaban yang dibutuhkan pelanggan tersebut.
Secara bersamaan, AI agent juga bisa mendeteksi jika keluhan yang sama dilaporkan banyak pelanggan. Informasi ini kemudian otomatis dioper ke aplikasi
project management
(seperti Jira), sehingga tim developer bisa melakukan
troubleshooting
atas keluhan tersebut. Itu adalah satu contoh bagaimana AI agent yang dibangun di atas DevRev bisa melakukan
search
,
analytics
, dan mengelola
workflow
seputar layanan pelanggan.
Selain
customer experience
, DevRev juga menyediakan AI agent siap pakai lain seperti
employee experience
dan
developer experience
. Namun Dheeraj menekankan, DevRev memungkinkan perusahaan membangun AI agent lain sesuai kebutuhan. “Kami memiliki klien yang membuat
revenue operation AI agents
untuk menganalisis data pemasukan perusahaan,” ungkap Dheeraj mencontohkan.
Teknologi di Balik DevRev
Untuk mendapatkan fungsi secanggih itu, DevRev mengembangkan teknologi tersendiri yang sesuai dengan realita saat ini. Contohnya adalah banyak perusahaan memiliki data dengan format berbeda dan tersebar di berbagai lokasi. Menurut Dheeraj, hal ini memang natural. “Di 10-15 tahun lalu, perusahaan mengadopsi solusi yang berjalan sendiri-sendiri, seperti ERP, CRM, dan project management,” ungkap Dheeraj.
Karena itu, DevRev mengembangkan dua
proprietary technology
yang disebut Airdrop dan Knowledge Graph. Airdrop berfungsi mendapatkan data dari berbagai lokasi dan berbagai jenis menjadi satu kesatuan. “Jadi Airdrop berdampingan dengan
legacy system
yang digunakan saat ini,” ungkap Dheeraj.
Sementara Knowledge Graph bisa diibaratkan sebagai pusat pikiran yang mengorganisasi dan memahami semua informasi yang terkumpul. Memanfaatkan teknologi LLM, Knowledge Graph dapat merangkai seluruh informasi menjadi satu pengetahuan yang utuh. “Semakin banyak sumber data yang terhubung, semakin akurat agent AI dalam menjawab pertanyaan,” ungkap Dheeraj.
Komitmen untuk Indonesia
Dengan kemampuan yang dimiliki DevRev, Dheeraj berharap dapat memberikan dampak signifikan bagi semua organisasi; termasuk di Indonesia. “Indonesia memiliki 3,1 juta developer yang berkontribusi di Github, atau nomor tiga terbesar di Asia,” ungkap Dheeraj. Dheeraj berharap, DevRev dapat membantu developer Indonesia menghasilkan aplikasi maupun agent AI yang menjawab kebutuhan.
Selain itu, Indonesia juga memiliki generasi tenaga kerja muda yang terbiasa dengan GenAI. DevRev dapat menjadi
tools
yang untuk meningkatkan produktivitas generasi tenaga kerja ini. “Karena saya percaya, kunci untuk meningkatkan produktivitas adalah
knowledge
,” tambah Dheeraj. Dengan DevRev, setiap karyawan bisa menggunakan bahasa sehari-hari untuk menemukan
knowledge
yang akan berdampak positif terhadap produktivitas.
Namun Dheeraj juga menekankan, DevRev membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk dapat menghasilkan agent AI yang membuat perubahan. “Karena itu DevRev berkomitmen untuk terus mendorong komunitas di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia,” tambah Dheeraj.


