Curhatan Pilu Ibu Prada Lucky Namo, TNI Tewas Diduga Disiksa 20 Seniornya: Tuhan Tambah Parah

Posted on

Kekerasan di Lingkungan TNI yang Mengakibatkan Kematian Prada Lucky

Seorang ibu, Epi Seprina Mirpey, mengungkap pengalaman pahitnya setelah anaknya, Prada Lucky Namo, tewas akibat dianiaya oleh senior-seniornya di lingkungan TNI. Kejadian ini menimbulkan rasa kecewa dan kesedihan mendalam bagi keluarga korban.

Epi mengatakan bahwa sebelumnya, anaknya sempat mencoba melarikan diri ke rumah ibu angkatnya. Namun, para seniornya kembali menjemputnya. Ia khawatir bahwa kondisi anaknya semakin memburuk karena perlakuan yang tidak manusiawi.

Korban awalnya mengalami luka-luka di seluruh tubuhnya. Luka-luka tersebut membuat banyak orang terkejut ketika foto-foto tubuhnya yang babak belur beredar di media sosial. Epi juga mengungkap bahwa ia merasa curiga sejak awal karena komunikasi dengan anaknya terbatas. Handphone anaknya dipegang oleh Dansi Intel atau Pasi Intel, sehingga sulit baginya untuk berkomunikasi langsung.

Epi mengaku pernah menerima telepon dari senior korban. Saat itu, anaknya masih dalam kondisi koma di rumah sakit. Dari percakapan tersebut, Epi merasa ada sesuatu yang tidak benar. Ia juga menyampaikan kekesalannya kepada Pasi Intel yang dinilainya tidak jujur.

Kekecewaan juga datang dari ayah korban, Serma Christian. Ia merasa ditipu oleh rekan-rekan Prada Lucky yang tidak memberi tahu tentang kondisi anaknya hingga masuk ICU. Bahkan, ia hanya mengetahui informasi tersebut dari perawat yang diminta langsung oleh anaknya.

Selain itu, Christian merasa tidak puas dengan hasil rekap medis yang menyatakan bahwa luka-luka pada tubuh korban disebabkan oleh jatuh dari pohon. Ia menuntut keadilan atas kematian sang anak.

Tindakan Kodam Udayana

Kodam IX Udayana telah menegaskan bahwa mereka akan menindak tegas prajurit yang terlibat dalam dugaan penganiayaan. Mereka menolak segala bentuk kekerasan dan penyalahgunaan wewenang di lingkungan TNI AD.

Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Kolonel Inf Candra, menyatakan bahwa proses penyelidikan sedang dilakukan oleh Subdenpom Kupang. Meskipun asas praduga tak bersalah tetap dijunjung, jika terbukti bersalah, pelaku akan ditindak tegas sesuai hukum dan ketentuan militer.

Fakta-Fakta Terkait Kematian Prada Lucky

Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), diduga akibat dianiaya oleh beberapa orang seniornya. Dalam kondisi lemah dan sadar, ia sempat mengaku kepada dokter di ruang radiologi bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan oleh sesama prajurit TNI.

Warga yang membantu pemulasaraan jenazah mengungkap adanya luka lebam, luka sayatan, serta bekas sundutan rokok pada tubuh Prada Lucky. Foto-foto luka tersebut bahkan telah beredar di kalangan internal.

Setelah dirawat selama 4 hari, Prada Lucky akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Jenazahnya kini telah diterbangkan dari Ende menuju Kupang untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab kematiannya.

Identitas Pelaku Penganiayaan

Terduga pelaku penganiayaan dibagi menjadi dua kelompok: yang menggunakan selang dan yang menggunakan tangan kosong. Total terduga pelaku sebanyak 20 orang.

Terduga pelaku dengan selang:
– Letda Inf Thariq Singajuru
– Sertu Rivaldo Kase
– Sertu Andre Manoklory
– Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
– Serda Mario Gomang
– Pratu Vian Ili
– Pratu Rivaldi
– Pratu Rofinus Sale
– Pratu Piter
– Pratu Jamal
– Pratu Ariyanto
– Pratu Emanuel
– Pratu Abner Yetersen
– Pratu Petrus Nong Brian semi
– Pratu Emanuel Nibrot Laubura
– Pratu Firdaus

Terduga pelaku dengan tangan kosong:
– Pratu Petris Nong Brian Semi
– Pratu Ahmad Adha
– Pratu Emiliano De Araojo
– Pratu Aprianto Rede Raja

Kasus kematian Prada Lucky kini resmi ditangani oleh Sub Denpom Ende. Komandan Kompi dari satuan tempat Prada Lucky bertugas, Rahmat, menyatakan bahwa proses penanganan kasus ini sedang berlangsung. Ia belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut karena penyidik polisi militer masih melakukan penyelidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *