Evaluasi Kegagalan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Pengamat sepak bola Indonesia, Tommy Welly atau dikenal dengan panggilan Bung Towel, menyoroti bahwa kegagalan Timnas Indonesia dalam babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia bukan hanya disebabkan oleh pelatih Patrick Kluivert. Menurutnya, diperlukan evaluasi menyeluruh agar keputusan yang diambil federasi tidak hanya berdasarkan emosional, tetapi juga hasil dari pemikiran matang.
Bung Towel menyoroti peran Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, yang mengumbar informasi tentang perdebatan dan situasi kurang kondusif sehari menjelang laga melawan Irak. Hal ini dinilai tidak pantas karena manajer tim seharusnya menjaga kondusivitas tim, bukan malah membuka masalah internal ke publik.
“Kita seolah-olah butuh kambing hitam. Patrick Kluivert Out. Tim manager pertandingan, peperangan belum usai, sehari menjelang lawan Irak dia cerita, dia umbar ke publik. Soal apa? soal ada perdebatan, ada situasi yang kurang kondusif,” ujar Towel dalam tayangan di channel YouTube Berita Satu.
Menurut Towel, situasi tersebut memicu pertanyaan-pertanyaan yang salah. Ia menilai bahwa kegagalan Timnas Indonesia tidak hanya terletak pada pelatih, tetapi juga pada Badan Tim Nasional (BTN) serta PSSI.
“Dan manajer itu adalah ketua BTN. Maka menurut saya yang dievaluasi juga BTN, harus dievaluasi. Ini harus dievaluasi. Di mana manajer tim saat pertandingan umbar itu ke publik, umbar situasi internal ke publik. Lalu ada yang bisa podcast lagi. Ada yang bisa podcast kan? Iya kan? Siapa yang ngebolehin itu? Terus apa urgennya itu gitu loh,” ujarnya.
Towel juga mengecam adanya podcast dan pernyataan dari Sumardji yang membeberkan situasi perdebatan internal tim. Ia merasa heran karena setelah kekalahan dari Arab Saudi, ada yang melakukan podcast dan menyampaikan preferensinya tentang tiga bek.
“Karena suasana itu kan bagian dari tanggung jawab Anda. Enggak usah kasih penjelasan ‘seperti pada akhirnya kan keputusan pelatih’. Iya di mana-mana urusan teknis urusan pelatih. Itu kan sesuatu yang sudah normatif. Siapa pun tahu gitu loh. Tapi pertanyaan saya atau keheranan saya adalah itum ada yang podcast kok boleh ya,” kata Towel.
Ia menjelaskan bahwa cara masyarakat menilai sepak bola Timnas Indonesia tergantung pada sudut pandang masing-masing. Jika fokus utama adalah kemenangan semata, maka menikmati sepak bola tersebut sangat dangkal.
“Kalau kita melihat timnas kita yang penting menang, ya sudah sedangkal itu kita menikmati sepak bola. Jadi kita tunggu menang saja,” ujar Bung Towel.
Karenanya, Bung Towel juga menyoroti reaksi publik yang cenderung menghujat pemain Timnas Indonesia setelah kekalahan. Menurutnya, Kluivert memang pantas dievaluasi tapi ia bukan satu-satunya faktor kegagalan timnas.
Secara pribadi, Towel menyatakan tidak berada dalam posisi untuk mempertahankan atau memecat Kluivert karena ia bukan seorang eksekutif. Namun, evaluasi harus dilakukan demi kejernihan dalam menilai suatu hal agar tidak bersifat emosional.
Evaluasi Pelatih dan Tim Kepelatihan
Sumardji, Manajer Timnas Indonesia, menyatakan bahwa dari skala prioritas, evaluasi pertama yang harus dilakukan atas gagalnya Timnas Indonesia lolos Piala Dunia 2026 adalah tim pelatih yakni Patrick Kluivert dan kawan-kawannya. Hal itu dikatakan Sumardji di tayangan Kompas TV, Senin (13/10/2025) saat ditanya evaluasi apa dan dibagian apa atas gagalnya Timnas Indonesia.
“Ya tim pelatih. Kalau saya. Pemain kan hanya menjalankan instruksi pelatih. Strategi apa yang disampaikan yang harus dijalankan oleh pemain itu kan dari pelatih. Saya kebetulan cukup lama sekali di tim ini dan berganti pelatih pun juga saya ada di situ,” kata Sumardji.
Sumardji diketahui menjadi manajer timnas sejak Oktober 2023 saat mengawali ronde pertama kualifikasi Piala Dunia 2026, melawan Brunei Darussalam. “Boleh dikatakan ibaratnya sejak lahir sampai dengan saat sekarang ini, saya selalu ada dan saya selalu melekat di tim, siang malam. Kalau tim TC saya juga tungguin anak-anak. Jadi saya tahu gitu,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa evaluasi terhadap pelatih harus dilakukan karena strategi yang diberikan kepada pemain berasal dari pelatih. “Jadi kalau ditanya evaluasi apa, ya pelatih yang harus dievaluasi, titik tidak ada lain,” tegas Sumardji.
Sumardji mengatakan akan membuat laporan secara resmi ke ketua umum PSSI dan juga ke Exco PSSI. “Karena kan memang pertanggung jawabannya ke situ. Saya selaku manajer dan saya selaku ketua BTN (Badan Tim Nasional). Itu kewajiban saya untuk melaporkan ini semua. Nanti keputusan selanjutnya itu ada di rapat EXCO. Seperti apa nanti harapannya kita harus berbenah, gak boleh seperti ini,” papar Sumardji.
Sumardji menjelaskan usia laga Timnas Indonesia dikalahkan Irak 0-1, di hotel Ketum PSS Erick Thohir sudah bicara dengan para pemain dan official yang terpukul atas hasil mengecewakan ini. “Pak Ketua Umum ngobrol dengan pemain dengan official secara keseluruhan. Dan momentum itu juga dipakai untuk pemain sekalian berpamitan,” kata Sumardji.
Karena mayoritas kata dia para pemain bermain di Eropa sehingga harus kembali ke klub masing-masing. “Dan momen itu juga dipakai untuk bertemu dengan keluarga pemain yang kebetulan ada semua di hotel. Sehingga momen itulah yang kita pakai untuk sekaligus perpisahan dan kita mengakhiri perjalanan timnas senior ini dengan hasil yang sangat menyedihkan, yang sangat betul-betul membuat hati kami semuanya sedih dan tidak bisa berkata apa-apa lagi,” kata Sumardji.
Sumardji menjelaskan perjalanan timnas senior ini cukup panjang mulai Oktober 2023. “Artinya saya selalu bersama-sama dengan para pemain silih berganti, berdatangan ada promosi, degradasi antar pemain. Ini sudah 3 tahun lamanya. Tentu ini kan membuat kita semuanya benar-benar sangat kecewa, sangat sedih dengan hasil tragis ini,” kata Sumardji.
Menurut Sumardji semua official dan para pemain tidak mengira bakal menerima hasil dua kali kalah dari Arab Saudi dan Irak di round ke 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini. “Khususnya para pemain juga tidak percaya dengan hasil ini. Karena pemain hanya menjalankan tugas ya. Sekali lagi para pemain ini hanya menjalankan taktik, strategi yang disampaikan oleh pelatih. Sehingga pemain merasa dengan hasil ini sangat-sangat membuat hatinya hatinya benar-benar kecewa ya,” ujarnya.
“Saya bisa menggambarkan kami semua menangis di ruang ganti. Jadi di ruang ganti kami semua menangis. Kami juga mengevaluasi diri kenapa kok bisa seperti ini. Padahal kami jujur dari kami datang, kami saling berbicara dan kami yakin bahwa kita akan bisa lolos di round 4 ini gitu,” ujar Sumardji.
Tetapi, menurut Sumardji, kembali lagi bahwa yang harus dilihat para pemain hanya menjalankan strategi dan menjalankan apa yang disampaikan oleh pelatih. “Saya kira pemain, sudah betul-betul bekerja sesuai dengan apa yang diinstrusikan pelatih. Terlepas hasilnya tidak bagus, saya minta semuanya untuk bisa mengerti dan saya kembali lagi tidak bisa mengungkapkan situasi ini. Para pemain yang belum kembali masih bertanya-tanya, kenapa kok sampai hasilnya sejelek ini,” ujarnya.
Sehingga, kata Sumardji di official juga akan mengevaluasi diri untuk berbenah diri agar lebih baik lagi ke depannya. Sumardji, mengatakan bahwa masa depan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia akan dibahas dalam rapat Komite Eksekutif PSSI dalam waktu dekat.
“Sekali lagi ya, soal Patrick Kluivert, saya kira nanti akan diputuskan dalam rapat Exco. Sekali lagi, saya akan sampaikan apa adanya di rapat Exco. Saya tidak akan tutup-tutupi mana yang baik, mana yang tidak baik. Semua akan saya sampaikan apa adanya,” kata Sumardji.
Sumardji menjadi sosok yang mengikuti perjalanan skuad Garuda sejak awal. Ia mendampingi Rizky Ridho dan kawan-kawan sejak babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober 2023. “Sekali lagi ini karena saya ini berada di tim mulai dari putaran pertama, Oktober 2023 sampai dengan sekarang, TC juga saya ada, semua saya ada di situ. Saya tidak pernah jauh-jauh dari anak-anak dari tim ini sehingga saya akan sampaikan apa adanya,” katanya.
Karenanya Sumardji meminta agar dalam rapat Exco PSSI nanti semua anggota Exco harus berani mengambil sikap tegas. Sumardji meminta Komite Eksekutif PSSI mengevaluasi, tak hanya Kluivert, tetapi juga kinerja tim kepelatihannya, seperti Alex Pastoor dan Denny Landzaat di kursi asisten pelatih.
“Ya tentu, tentu. Tadi kan saya sampaikan. Laporan saya ini akan dipakai untuk evaluasi secara keseluruhan. Termasuk salah satunya adalah tim kepelatihan di bawah asuhan Patrick Kluivert,” ucapnya.
Mengenai kekurangan yang dimiliki Kluivert dan tim kepelatihannya, Sumardji akan mengungkapnya dalam rapat exco. “Ya, kalau saya ditanya soal itu, saya akan laporkan itu nanti ke rapat Exco. Saya akan laporkan terperinci kekurangan-kekurangannya apa, tentu nanti supaya itu diputuskan dalam rapat,” tuturnya.
Seperti diketahui Indonesia gagal ke Piala Dunia 2026, setelah terhenti di putaran ke 4 kualifikasi. Skuad Garuda menelan dua kekalahan di dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran keempat. Di laga pertama, Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi dan kemudian di laga kedua mereka kalah 0-1 dari Irak.


