Apa Itu Bradikardia dan Apa yang Harus Diperhatikan?
Setelah melakukan olahraga ringan, kamu melihat angka 48 bpm di layar smartwatch-mu. Angka ini lebih rendah dari biasanya dan bisa menjadi tanda adanya bradikardia. Bradikardia adalah kondisi ketika detak jantung berada di bawah 60 kali per menit. Pada sebagian orang, terutama atlet, kondisi ini bisa normal dan tidak menimbulkan masalah. Namun, bagi yang tidak terbiasa berolahraga, detak jantung yang lambat bisa menjadi tanda adanya gangguan.
Jenis-Jenis Bradikardia
Bradikardia memiliki beberapa jenis yang dapat memengaruhi cara kerja jantung. Berikut beberapa contohnya:
- Sinus Bradikardia: Terjadi saat simpul sinus (pembangkit ritme jantung alami) bekerja dengan baik, tetapi detak jantung istirahat turun di bawah 60 kali per menit. Pada atlet, kondisi ini bisa wajar.
- Sinus Pause (Sinus Arrest): Kondisi di mana jantung tiba-tiba “istirahat” karena simpul sinus tidak memicu kontraksi. Jika terjadi sesekali, mungkin tidak menyebabkan gejala, tetapi jika sering atau terlalu lama, bisa menimbulkan pusing atau pandangan gelap.
- Sick Sinus Syndrome: Kondisi di mana simpul sinus mengalami gangguan, sehingga detak jantung bisa terlalu lambat, terlalu cepat, atau bergantian. Gejalanya bisa ringan, tetapi perlu penanganan khusus.
- Tachy-Brady Syndrome: Sering terjadi pada pasien fibrilasi atrium. Detak jantung berganti antara terlalu cepat dan terlalu lambat, yang bisa menyebabkan palpitasi, pusing, atau bahkan pingsan.
- Blok Jantung: Terjadi ketika sinyal listrik dari simpul sinus terhambat. Tingkat keparahannya bisa berbeda-beda, mulai dari sedikit gangguan hingga memerlukan alat pacu jantung.
Penyebab Bradikardia
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan bradikardia antara lain:
- Masalah pada nodus sinoatrial (SA), yaitu alat pacu jantung alami.
- Gangguan pada jalur penghantaran listrik jantung.
- Kelainan metabolik seperti hipotiroidisme.
- Kerusakan jantung akibat penuaan, penyakit jantung, atau serangan jantung.
- Efek samping obat jantung.
- Cacat jantung bawaan sejak lahir.
- Infeksi miokarditis.
- Komplikasi pascaoperasi jantung.
- Ketidakseimbangan elektrolit dalam darah.
- Gangguan pernapasan berulang saat tidur (obstructive sleep apnea).
- Penyakit peradangan seperti demam reumatik atau lupus.
Gejala yang Muncul
Bradikardia bisa tidak menunjukkan gejala apa pun, terutama pada atlet. Namun, jika detak jantung terlalu lambat hingga otak dan organ lain kekurangan oksigen, tubuh akan memberi sinyal. Gejala yang umum meliputi:
- Pusing atau lemas
- Pingsan
- Mudah lelah
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas
- Kebingungan atau kesulitan fokus
- Jantung berdebar-debar
- Keterbatasan kemampuan berolahraga
- Nyeri dada
Jika kamu merasakan sesak napas hebat, nyeri dada, atau hampir pingsan, segera hubungi layanan darurat. Jangan abaikan gejala meskipun terasa ringan, karena bisa menjadi tanda adanya kondisi serius.
Diagnosis dan Penanganan
Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan, segera temui dokter. Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan tes tambahan seperti EKG, pemantau jantung rumah, serta tes darah. Dokter juga bisa merujuk kamu ke spesialis jantung untuk penanganan lebih lanjut.
Penanganan bradikardia tergantung pada penyebabnya. Jika tidak ada gejala, mungkin tidak diperlukan pengobatan khusus. Namun, jika disebabkan oleh penyakit lain, seperti hipotiroidisme, dokter akan mengobati penyakit tersebut. Jika obat tertentu memengaruhi detak jantung, dokter bisa menyarankan penggantian obat. Dalam kasus darurat, obat atau alat pacu jantung bisa digunakan untuk stabilisasi.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Jika tidak ditangani, bradikardia bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti gagal jantung, sinkop (pingsan), atau bahkan henti jantung. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika kamu merasa khawatir.
Cara Pencegahan
Cara terbaik mencegah bradikardia adalah dengan menjaga kesehatan jantung. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
- Minum obat sesuai resep dokter dan jangan menghentikan atau mengganti sendiri.
- Rajin berolahraga.
- Konsumsi makanan rendah lemak, garam, dan gula, serta tinggi buah, sayur, dan biji-bijian utuh.
- Jaga berat badan ideal.
- Kendalikan tekanan darah dan kadar kolesterol.
- Hindari rokok dan alkohol.
Dengan menjaga gaya hidup sehat dan rutin memeriksa kesehatan, risiko terkena bradikardia bisa diminimalisir. Jika kamu sudah memiliki penyakit jantung, ikuti rencana pengobatan dokter dengan disiplin dan segera laporkan perubahan kondisi.
