Upaya Pemerintah dalam Mengurangi Angka Kematian Jemaah Haji
Pemerintah Indonesia terus berupaya keras untuk menurunkan angka kematian jemaah haji pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2026. Berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, sebanyak 447 jemaah asal Indonesia meninggal dunia selama penyelenggaraan haji 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 62,30 persen di antaranya adalah jemaah laki-laki, yaitu sebanyak 274 orang.
Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Mochammad Irfan Yusuf atau yang akrab disapa Gus Irfan, menyatakan bahwa fokus utama pemerintah dalam penyelenggaraan haji 2026 adalah menjaga kesehatan jemaah. Untuk itu, BP Haji sedang mematangkan skema Manasik Kesehatan guna memenuhi standar Istithaah kesehatan haji.
Istithaah kesehatan haji merujuk pada kemampuan jemaah haji dalam hal kesehatan fisik dan mental, yang dapat diukur melalui pemeriksaan medis. Tujuannya adalah agar jemaah mampu menjalankan ibadah haji sesuai dengan syariat Islam tanpa mengalami gangguan kesehatan serius.
Gus Irfan menekankan pentingnya penerapan standar kesehatan haji yang lebih ketat. “Kita berharap tahun ini kita benar-benar memaksimalkan SOP kesehatan kita. Bukan berarti kita tidak punya standar, tapi standar kita yang selama ini mungkin belum kita terapkan secara maksimal,” ujarnya saat menghadiri Evaluasi Nasional Kesehatan Haji Bersama Perdokhi dan BPH-2025 di Jakarta.
Selain itu, standar kesehatan haji juga mendapat perhatian internasional. “Kesehatan jemaah haji ini adalah proses yang dilihat seluruh dunia. Kami tidak ingin haji ini dilihat sebagai ladang kematian oleh dunia,” tambah Gus Irfan.
Manasik Kesehatan yang Lebih Holistik
Wakil Kepala BPH, Dahnil Anzar Simajuntak, menjelaskan bahwa manasik kesehatan akan memberikan pemeriksaan kesehatan secara holistik kepada jemaah haji. Pembahasan mengenai skema ini akan melibatkan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi).
“Manasik kesehatan nantinya akan mulai cek kesehatan di awal ketika dia mau berangkat, sebelum keberangkatan,” ujar Dahnil.
Ketua Dewan Pembina PP Perdokhi, Prof. Dr. Muchtaruddin Mansyur, Sp.Ok, ToksikO (K), Ph.D, menyampaikan bahwa Perdokhi memberikan 16 rekomendasi untuk transformasi kebijakan istithoah kesehatan haji bersama BPH. Salah satu rekomendasi tersebut adalah penambahan vaksin influenza berbasis sel dan vaksin pneumonia.
“Rekomendasi lainnya adalah pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantus niruri yang dikombinasi dengan multivitamin dianjurkan setiap hari sejak dari Tanah Air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan,” kata Prof. Dr. Muchtaruddin Mansyur.
Penggunaan Imunomodulator yang Efektif
Ketua Umum PP Perdokhi, Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K, menambahkan bahwa vaksin influenza efektif digunakan sekitar satu bulan sebelum keberangkatan jemaah haji. Sementara penggunaan imunomodulator sebaiknya sudah secara rutin digunakan 3 bulan sebelum keberangkatan untuk memperkuat daya tahan tubuh.
“Kalau yang berkaitan dengan di lapangan kan pasti viral infectious itu selalu ada. Sehingga kasus-kasus modifikasi daripada virus-virus yang baru itu pasti muncul. Entah itu COVID, entah itu yang pneumonia itu akan menjadi isu-isu yang selalu ada setiap tahun. Karena mass gathering itu infectious,” ujar dr. Syarief.
Selain itu, terdapat pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantusniruri yang dikombinasi dengan multivitamin yang dianjurkan setiap hari sejak dari tanah air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan.
“Perlu ada stimulasi, perlu ada doping untuk meningkatkan imunomodulator supaya nantinya bisa daya tahan kardiovaskuler lebih bagus,” katanya.
Dalam acara ini, sejumlah ahli kesehatan membahas tentang upaya pemeliharaan kesehatan para jemaah haji secara holistik. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka kematian jemaah haji dapat terus diminimalkan, sehingga ibadah haji tetap menjadi momen spiritual yang aman dan nyaman bagi semua jemaah.


