Bocoran Kondisi Sofian Effendi Pasca Mengaku Kesalahan Soal Ijazah Palsu Jokowi

Posted on

Kondisi Profesor Sofian Effendi Setelah Menarik Pernyataannya Terkait Ijazah Jokowi

Setelah menarik pernyataannya mengenai ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi), kondisi psikologis mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Sofian Effendi diketahui sedang tertekan. Hal ini diungkapkan oleh ahli digital forensik, Rismon Sianipar, yang menyebut bahwa Sofian Effendi mengalami tekanan berat akibat ancaman dari para pendukung Jokowi.

Sofian Effendi menjabat sebagai rektor UGM selama lima tahun, yaitu dari tahun 2002 hingga 2007. Selama masa kepemimpinannya, ia dikenal sebagai tokoh penting dalam dunia pendidikan dan kebijakan publik. Namun, kini ia tengah menghadapi situasi yang tidak biasa setelah menyampaikan pernyataan terkait ijazah Jokowi.

Menurut Rismon Sianipar, Sofian Effendi menerima ancaman akan dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri oleh kelompok Jokowi Lovers. Ancaman tersebut disampaikan karena pernyataan Sofian Effendi yang mengklaim bahwa nilai Jokowi di semester awal kuliah di Fakultas Kehutanan UGM tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan ke jenjang Sarjana S1.

Rismon juga membantah klaim bahwa Sofian Effendi tidak tahu bahwa percakapannya dengan dirinya dan kawan-kawan dipublikasikan di YouTube. Menurutnya, Sofian Effendi sadar bahwa pembicaraan tersebut akan diunggah ke media sosial. Hal ini membuat Sofian Effendi merasa tertekan secara psikologis.

Penarikan Pernyataan dan Permintaan Maaf

Setelah video percakapan tersebut viral, Sofian Effendi mengaku menerima ancaman dari pendukung Jokowi. Ia menyadari bahwa ucapannya bisa menjadi masalah hukum. Dengan usia yang sudah mencapai 80 tahun, Sofian Effendi memilih untuk menarik pernyataannya dan meminta maaf atas kesalahan yang ia lakukan.

Ia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pihak yang disebutkan dalam video dan juga kepada rektor UGM saat ini, Prof Ova Emilia. Sofian menegaskan bahwa dirinya masih aktif sebagai anggota organisasi UGM dan tidak ingin berurusan dengan polisi.

Kontroversi Ijazah Jokowi

Pernyataan Sofian Effendi mengenai ijazah Jokowi mengundang perhatian besar dari masyarakat. Ia menyebut bahwa Jokowi tidak lulus di tahun 1982 karena indeks prestasinya (IPK) tidak mencapai batas minimal. Menurut Sofian, Jokowi hanya lulus sebagai Sarjana Muda, bukan Sarjana S1.

Dalam wawancara dengan Rismon Sianipar, Sofian menjelaskan bahwa Jokowi masuk UGM pada tahun 1980 bersama dengan Hari Mulyono, kerabatnya. Berbeda dengan Hari Mulyono yang lulus dengan nilai baik, Jokowi memiliki nilai yang buruk selama dua tahun pertama kuliah.

Sofian juga menyampaikan dugaan bahwa Jokowi pernah meminjam ijazah Hari Mulyono untuk keperluan tertentu. Ia menganggap hal ini sebagai kejahatan besar dan penipuan besar-besaran.

Jejak Karier Profesor Sofian Effendi

Profesor Sofian Effendi lahir pada tanggal 28 Februari 1945. Selama kariernya, ia telah menjabat berbagai posisi penting di berbagai lembaga dan universitas. Beberapa di antaranya adalah:

  • Asisten Profesor Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada (1969–1998)
  • Sekretaris Eksekutif Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1978–1983)
  • Direktur Program Pascasarjana Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (1981–1986)
  • Direktur Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1983–1994)
  • Wakil Rektor bidang Kerjasama Internasional, Universitas Gadjah Mada (1991–1994)
  • Pendiri dan Direktur Sekolah Pascasarjana Kebijakan Publik dan Administrasi, Universitas Gadjah Mada (1992–2002)
  • Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Pembangunan, Universitas Gadjah Mada (1994–1995)
  • Asisten Menteri Negara Riset dan Teknologi (1995–1998)
  • Sekretaris Eksekutif Dewan Riset Nasional (1995–1998)
  • Asisten Wakil Presiden Republik Indonesia (1998)
  • Asisten Sekretaris Negara bidang Pengawasan dan Pengendalian Kebijakan (1998–1999)
  • Kepala Badan Kepegawaian Negara (1999–2000)
  • Profesor Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (1998)
  • Rektor Universitas Gadjah Mada (2002–2007)
  • Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada (2012–2014)
  • Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (2014–2019)
  • Dewan Pembina The Habibie Center (2019–sekarang)

Sebagai tokoh yang telah berkontribusi banyak dalam dunia pendidikan dan pemerintahan, Sofian Effendi kini harus menghadapi tantangan baru setelah pernyataannya tentang ijazah Jokowi menjadi sorotan publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *