– Aksi Hacker yang menyasar para pengguna WhatsApp masih terus terjadi.
Meski modus mereka sudah terungkap, mereka masih tetap saja melancarkan aksinya dengan modus lamanya.
Kemungkinan, para penipu masih berharap kepada para pengguna WhatsApp yang masih kurang sadar akan keamanan digital.
Sehingga bagi pengguna WhatsApp yang sudah paham, alangkah baiknya meminta kerabat, keluarga atau sahabat yang kurang sadar keamanan digital untuk waspada.
Karena sampai Juni 2025 ini, aksi Hacker dengan modus penipuan lamanya masih terjadi.
Seperti pesan penipuan WhatsApp yang diterima pengguna di Bogor per Sabtu (21/6/2025).
Penipuan WhatsApp dengan modus undangan pernikahan file APK masih terjadi.
Undangan pernikahan file APK ini dikirim oleh kontak yang dikenal.
Sehingga kemungkinan kontak yang dikenal tersebut sudah dihack lebih dulu oleh si Hacker.
File undangan pernikahan itu berfile APK (format aplikasi HP Android) dengan ukuran 117 MB.
File tersebut terlihat berformat ‘APK’, namun oleh si penipu tetap diberi nama ‘undangan pernikahan.pdf’ bukan ‘undangan pernikahan.apk’.
Ini merupakan modus pelaku untuk mengecoh korban.
Selain itu, si penipu juga memberi intruksi bagaimana membuka file tersebut.
Yaitu dengan mengaktifkan izinkan install ketika muncul peringatan di setelan setelah file itu diklik.
Namun nyatanya itu merupakan gerbang menuju peretasan yang menyasar akun-akun penting di dalam HP target termasuk akun rekening untuk menguras isi tabungan target korbannya.
Ciri-ciri File Berbahaya di WhatsApp
Entah file APK ini dikirim oleh kontak WhatsApp yang dikenal atau tidak dikenal, demi keamanan lebih baik jangan sekali-sekali mengklik file APK yang diterima di WhatsApp.
Untuk memahami lebih lanjut simak ciri-ciri file berbahaya yang biasa dikirim Hacker ke para pengguna WhatsApp berikut ini.
1. Tidak bersumber dari Play Store
Ciri yang pertama adalah aplikasi tidak bersumber dari Play Store.
Meskipun aplikasi APK dibuat untuk ponsel Android, namun aplikasi yang dibagikan penipu di WA tidak bersumber dari Play Store sebagai toko aplikasi resmi di ponsel Android.
Aplikasi APK spyware semacam itu sangat kecil kemungkinan berasal dari Play Store.
Ini dikarenakan Play Store melarang aplikasi yang mencuri data kredensial pengguna.
Oleh karena itu, penipu menyebarkan aplikasi APK spyware secara langsung ke korban.
2. Nama aplikasi dimodifikasi
Untuk membuat korban percaya dan mau menginstal, penipu memberikan nama aplikasi APK spyware mirip dengan informasi biasa.
Misal, bila penipu memberikan informasi palsu tagihan BPJS kesehatan, maka nama aplikasi yang disertakan atau dilampirkan bakal mengikutinya menjadi seperti ini “Tagihan BPJS Kesehatan.apk”.
3. Muncul peringatan keamanan saat hendak diinstal
Ciri-ciri aplikasi APK penipuan yang ketiga adalah muncul peringatan keamanan saat hendak diinstal.
Lantaran aplikasi APK jahat ini tidak bersumber dari Play Store, sistem ponsel Android akan mendeteksinya sebagai perangkat lunak yang berpotensi berbahaya.
Jadi, saat hendak diinstal, sistem ponsel Android akan menampilkan peringatan keamanan pada pengguna apakah yakin untuk melanjutkan pemasangan.
Bila kini Anda kini tengah hendak menginstal dan muncul peringatan itu, sebaiknya hentikan saja.
4. Tidak bersumber dari perusahaan atau instansi terkait
Aplikasi APK jahat yang bisa mengakses ponsel pengguna dari jarak jauh dan mencuri data kredensial juga bukan bersumber dari perusahaan atau instansi terkait
Dalam membagikan aplikasi APK jahat itu, penipu selalu menyertai dulu dengan narasi yang mencatut nama perusahaan atau instansi resmi.
Tujuannya agar korban percaya dan mau menginstal aplikasi APK yang diberikan penipu.
Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di
Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
