Berani Beda! Siswi STM di Kediri Ini Jadi Tukang Cukur Sepulang Sekolah

Posted on

Apakah tindakan yang dilakukan oleh siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ini patut diapresiasi.

Sebagai generasi Z yang satu, ia menunjukkan kemandirian dan kreativitasnya.

Saya ingin menjadi tukang cukur rambut di Stylish Barbershop Pare.

Aktivitas itu dilakukannya setelah pulang sekolah atau ketika ada waktu senggang lainnya.

Tempat kerjanya masih di kecamatan yang sama dengan lokasi sekolahnya.

Setelah pulang sekolah, dia masih mengenakan atribut seragamnya, biasanya langsung menuju tempat kerjanya.

Secara profesional, gadis dari desa Gurah—sekitar 15 kilometer dari sekolahnya—itu juga sering membantu teman-temannya di sekolah untuk menggunting rambut.

Gadis yang dikenal dengan sebutan Mesa mengaku sama sekali tidak merasa canggung dengan pekerjaannya sampingan itu.

Apakah yang dilakukannya itu justru jauh dari jurusan yang diambilnya di sekolah, yaitu Teknik Komputer Jaringan (TKJ).

, Jumat (23/2/2025).

Mengikuti kegiatan yang disukainya.

Lantas, selama ini dari keluarganya dan lingkungannya juga sangat mendukung apa yang dilakukannya.

Dia tidak terlalu memikirkan kata-kata negatif orang lain.

Dalam kehidupan sehari-harinya, ia selalu menampilkan dirinya dengan gaya rambut pendek yang sesuai dengan pakaian kasual.

Model seperti itu sudah dia sukai sejak kecil karena sederhana.

Model itu pula yang mendorong rasa ingin tahu tentang seluk-beluk gaya rambut khas laki-laki tersebut.

Rasa penasaran menghantui dirinya sehingga ia memutuskan untuk bergabung dengan pelatihan cukur.

“Ujar Mesa yang kerap membagikan aktivitas kesehariannya di akun Instagram @messaaa15_”

Dia mengikuti pelatihan tersebut ketika masih duduk di kelas 11 SMK.

Dia kemudian memulai karir profesional di bidang potong rambut.

Selama itu pula, banyak pengalaman, baik manis maupun getir, yang diperolehnya dari pekerjaan bidang jasa tersebut.

Dia biasanya mendapatkan pujian, tetapi juga pernah mendapatkan omelan.

“Pernah ada pelanggan yang protes, katanya ongkos mahal hanya karena dia hanya memotong rambut botak. Padahal ongkosnya sama saja dengan potongan rambut lainnya,” ujar Mesa sambil tertawa mengingat pengalaman tersebut.

Menurut Mesa, menjadi tukang cukur merupakan profesi yang cukup menguntungkan.

Baik dari aspek kehidupan sehari-hari, terutama interaksi sosial, hingga kehidupan sehari.

Karena, sebagai tukang cukur, dia memungkinkan dirinya bisa bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang.

Sementara mencukur, menurutnya, bisa sambil berbagi pengalaman, sehingga dapat menambah wawasan.

“Hasilnya lumayan kalau ditelateni. Hasilnya cukup untuk menambah uang jajan dan kebutuhan lainnya, termasuk sekolah,” kata Mesa.

Maka itu, karena masih sekolah, dia memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mengembangkan kemampuan dan menambah pengalamannya.

Aplikasi yang sedang dijalankannya pada saat ini milik orang lain.

Nanti, setelah lulus sekolah, dia berharap mendapatkan rejeki yang lebih untuk bisa mewujudkan impian-impianya, yaitu membuka toko pemotongan rambut sendiri.

,” ucapnya.

Vando, pemilik Stylish Barbershop Pare, mengatakan bahwa Mesa merupakan orang yang sangat tekun, rajin, dan memiliki kemauan yang kuat dalam bekerja.

“Benar-benar hujan sejak awal pertama kali saya melamar, saya harus berjuang keras untuk mendapatkan perhatian dari Mesa,” kata Vando mengenang interaksi pertamanya dengan Mesa.

Saya tidak memiliki teks asli yang dapat di-parafrasing.

Dirinya memberikan keleluasaan karena kegiatan utama Mesa adalah belajar di sekolah.

Mulai dari hasilnya yang sudah bagus sampai kebiasaan menjaga kebersihannya

Oleh karena itu, selama bekerja sama, dia terus mendorong Mesa serta para karyawan lainnya untuk terus berkembang lebih maksimal.

“Saya juga membuat akun medsos mereka agar mereka semakin dikenal publik,” ucap Vando.