-Ini adalah respons Joko Widodo atas pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri.
Rapat yang diselenggarakan di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, pada hari Senin (7/4/2025), bertahan selama 90 menit.
Dan itulah pertemuan yang telah ditunggu-tunggu sejak lama. Informasi tentang pertemuan tersebut akhirnya mencapai telinga Presiden Republik Indonesia keenam dan ketujuh, yaitu Joko Widodo atau biasa dikenal dengan nama Jokowi.
Lantas, bagaimana tanggapan Jokowi?
Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan pendapatnya mengenai pertemuan yang berlangsung antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan mantan President kelima RI serta Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Rapat itu dilangsungkan di rumah Megawati di Jl. Teuku Umar, Menteng, Jakarta, pada hari Senin (7/4/2025).
Jokowi mengatakan bahwa pertemuan tokoh-tokoh bangsa dalam perayaan agama adalah sesuatu yang bermanfaat.
“Bahwa kunjungan persaudaraan ini, yang dilakukan pada masa Ramadhan setelah Idul Fitri tersebut, antara tokoh-tokoh, pemimpin-pemimpin, dan para kunci pengambil keputusan negeri ini sangatlah positif,” katanya ketika ditemui di Surakarta, Selasa malam (8/4/2025).
Jokowi, yang dulunya adalah bagian dari PDI-P, melihat pertemuan itu sebagai tanda baik untuk kestabilan serta perkembangan negara.
“Pertemuan antara Bapak Prabowo dan Ibu Megawati sangat positif. Ini tentunya akan berdampak baik untuk masa depan bangsa,” ungkapnya.
Ketemuannya antara Prabowo dan Megawati dianggap mempunyai arti politik yang sangat signifikan, apalagi diselenggarakan pada masa perayaan Lebaran.
Pertemuan yang bertahan sekitar 1,5 jam tersebut telah ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Sesuai dengan penjelasan Dasco, diskusi di antara mereka terjadi dalam lingkup privat.
“Oh, itu adalah diskusi lebih privat,” ujar Dasco saat berbicara dengan jurnalis di Kompasaran Parlemen, Jakarta, pada hari Selasa, 8 April 2025.
Walaupun tidak tahu betul tentang isi percakapannya, Dasco mengatakan bahwa atmosfer rapat itu terasa hangat dan akrab. Dia mementingkan bahwa pertemuan ini tetap berada di bawah naungan silaturahmi Lebaran.
Bisakah Ada Aliansi Baru?
Rapat ini menimbulkan dugaan tentang potensi gabungan antara PDI-P dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di bawah kepemimpinan Prabowo. Akan tetapi, saat dimintakan komentar, Dasco menyatakan bahwa ia tak punya detail apa-apa terkait masalah itu.
“Saya tidak mengetahui hal tersebut karena kebanyakan pertemuan berupa pembicaraan dua orang,” jelasnya lagi.
Walau belum ada kepastian tentang jalannya politik yang bakal dipilih oleh kedua pemimpin itu, pertemuan ini dinilai sebagai tahap permulaan untuk penyatuan kembali dan pengukuhan persatuan bangsa.
Apakah Kemungkinan Bertemu Antara Mantan Presiden Bisa Direalisasikan?
Jokowi pun menyebut tentang gagasan untuk mengadakan sebuah pertemuan yang melibatkan para Presiden Republik Indonesia dari berbagai era. Dia berkeinginan agar hal tersebut dapat direalisasikan di masa depan.
“Ya, jika memungkinkan untuk bertemu langsung tentu akan jauh lebih baik daripada tidak berjumpa,” ungkap Jokowi.
Konsep ini dianggap menarik karena memfasilitasi pembicaraan dan kolaborasi antargenerasi dalam kepemimpinan nasional.
Sudah tentu bahwa sebuah pertemuan yang positif pada suatu hari yang menyenangkan diharapkan dapat menghasilkan efek yang baik.
Masyarakat Indonesia hanya menginginkan ketenangan, kemakmuran serta tentunya keadilan. (*)