Bandara Ngloram Blora, Diresmikan Jokowi pada 2021, Kini Mati Suri

Posted on

– Mengingatkan dengan kebenaran, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi saat ini Bandara Ngloram yang dibangun pemerintah di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Terminal bandara pula ditutup rapat.

Lampu di dalam area awaku di dalam bandara juga dimatikan. Tidak ada kegiatan apa pun di dalam bandara. Di dalam ruang tunggu terminal eksterior, hanya tampak deretan kursi kosong.

Atau bangunan tersebut digunakan sebagai tempat penumpang naik turun menggunakan kendaraan pribadi, beberapa bagian atapnya sudah bocor, sehingga804 air hujan merembes deras dari atas seketika hujan turun.

Teksi dan bus Pariwisata Sumbang Rp 1 juta Biasa-Assalamualaikum Utama. Biasanya berdasarkan data dari situs publik, di Cianjur terdapat sebuah Terminal Bus Tegalbuleud Seloka yang di Desa Tegalbalau Kecamatan Cisempo.

Bahkan ketika memasuki akses menuju ke bandara, dari dua ruas jalan yang dibangun, satu ruas jalan diputuskan ditutup.

Habiskan dana Rp 132 miliar

Meskipun belum bisa dikatakan terlengser, namun sudah beberapa bulan ini Bandara Ngloram tidak digunakan sama sekali karena tidak ada penerbangan pesawat komersial.

Kurangnya penumpang menjadi alasan perusahaan penerbangan enggan beroperasi di Bandara Ngloram. Citilink, maskapai yang sedang beroperasi dari bandara ini, telah menghentikan operasinya sejak Maret 2023.

Padahal, maskapai Citilink, anak perusahaan Garuda Indonesia, baru membuka penerbangan dari Bandara Ngloram ke Jakarta, Halim Perdanakusuma, mulai tanggal 27 Januari 2023. Maksudnya, penerbangan Citilink di bandara ini belum lama tertancap hingga hanya sekitar 3 bulan.

Selama dua bulan awal tahun 2023, pesawat Citilink terbang dua kali dalam seminggu, yaitu Rabu dan Jumat setiap kali.

Pernah tidak adanya penerbangan di Bandara Ngloram ini cukup disayangkan. Sebab pembangunan bandara ini menghabiskan dana dari APBN, yaitu mencapai Rp 132 miliar.

Bandara Ngloram dulunya dimiliki oleh Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero), yang dibangun untuk mendukung operasional perusahaan. Namun, sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 1984.

Bandara Ngloram diserahkan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub), hingga akhirnya pada 2018 Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub mengadakan pembangunan kembali dan selesai pada November 2021.

Pemerintahan era Presiden Jokowi kala itu sangat optimis, dengan adanya Bandara Ngloram, bisa membantu meningkatkan koneksi masyarakat Blora dan daerah sekitarnya, sehingga tak perlu lagi pergi ke Semarang atau Surabaya jika ingin menggunakan transportasi udara.

Bandara ini memiliki luas sekitar 27 hektar, dilengkapi dengan landasan pacu 1.500 x 30 meter, taxiway 142 x 23 meter, dan apron 90 x 60 meter.

Bandara Ngloram bisa dilalui oleh pesawat ATR 72. Terlebih lagi, bandara ini memiliki dermaga penumpang seluas 3.526 meter persegi yang bisa menampung hingga 210.000 penumpang per tahun.

Perdebatan hebat di Pilgub Blora

Hal ini sempat menyebabkan perdebatan sengit saat Pilkada Blora beberapa waktu lalu, yaitu atas kehadiran atau tidaknya aktivitas penerbangan di Bandara Blora.

Arief Rohman, yang juga bupati petahana, menyebut Bandara Blora akan sangat memudahkan transportasi warga Blora yang akan keluar kota dan bisa meningkatkan pariwisata di daerah tersebut.

Arief Rohman kemudian dijawab oleh Abu Nafi, lawannya di Pilkada Blora, yang menganggap Bandara Ngloram sebagai bandara yang mangkrak.

“Kadang-kadang saya berpikir, kemarin ketika pembukaan sudah dimulai, jalan tiba-tiba berhenti beroperasi lagi. Jadi, saya berharap, semoga Bandara Ngloram tidak menjadi hal yang tidak bergerak lagi,” ujar Abu Nafi dalam debat kandidat pada 4 November 2024.

Menanggapi kritik tersebut, Arief Rohman, yang saat itu sedang libur kampanye sebagai bupati, menjelaskan bahwa Bandara Ngloram telah melewati proses konsultasi dengan pemerintah pusat untuk diaktifkan kembali.

“Beberapa kali bandara ini bisa digunakan untuk menampung penumpang dan diresmikan oleh presiden. Kendala yang ada adalah bandara ini merupakan aset pusat, sehingga semua biaya pembangunannya juga berasal dari pusat pemerintah, jadi kita hanya menerima manfaat,” jelasnya.



Saya tidak menemukan teks yang terkait dengan jawaban Anda. Mohon menjelaskan atau memberikan teks yang ingin Anda parafrasing ke dalam bahasa Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *