Asa Terangi Kampung Sayur: Jeritan Warga Manggarai Timur untuk Presiden Prabowo

Posted on

Kehidupan di Kampung Lebo yang Tertutup Kegelapan

Di tengah perbukitan hijau dan tanah yang subur di ujung timur Pulau Flores, terletak sebuah dusun kecil bernama Kampung Lebo. Dusun ini berada di Desa Golo Meni, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun dikenal sebagai salah satu lumbung sayur terbesar di daerah tersebut, warga setempat masih menghadapi tantangan besar dalam kehidupan sehari-hari.

Kampung Lebo adalah contoh sempurna dari keindahan alam NTT. Tanah vulkaniknya sangat subur, sehingga berbagai jenis sayuran seperti sawi, kangkung, bayam, kol, dan tomat tumbuh dengan baik. Hasil panen mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga dikirim ke pasar-pasar di kabupaten tetangga. Namun, semua aktivitas ini terhenti begitu matahari terbenam.

Selama bertahun-tahun, kegelapan menjadi pemandangan harian bagi warga. Mereka harus mengandalkan lampu minyak tanah untuk penerangan. Beberapa keluarga yang mampu membeli generator set (genset) kecil, tetapi biayanya sangat mahal. Harga bensin saja sudah cukup memberatkan, terlebih bagi para petani kecil yang penghasilannya tidak menentu.

“Kami ini kampung sayur, Pak,” ujar Donsi, salah satu petani muda di sana. “Tanah kami subur sekali, tapi setiap malam kami gelap. Mau jemur hasil panen malam-malam tidak bisa, anak-anak juga susah belajar.”

Harapan pada Pemimpin Baru

Dengan terpilihnya Presiden Prabowo Subianto, warga Golo Meni menaruh harapan besar. Mereka percaya bahwa di bawah kepemimpinan baru, suara mereka akan didengar. Ini bukan sekadar permintaan, melainkan sebuah jeritan dari hati yang paling dalam.

“Kami dengar Bapak Prabowo sangat peduli dengan rakyat kecil. Kami berharap Bapak Prabowo bisa melihat kami di sini, di pelosok Manggarai Timur ini,” kata Donsi. “Kami tidak minta yang muluk-muluk, Pak. Kami cuma mau listrik. Agar anak-anak kami bisa belajar dengan baik, agar kami bisa beraktivitas seperti di tempat lain.”

Harapan mereka sederhana: adanya jaringan listrik dari PLN. Kehadiran listrik tidak hanya akan menerangi rumah, tapi juga membuka pintu kemajuan. Dengan listrik, mereka bisa menyimpan hasil panen lebih lama, mengolahnya menjadi produk bernilai tambah, dan mengakses informasi dari dunia luar.

Janji yang Selalu Tertunda

Informasi terakhir yang diterima warga dari pihak PLN, listrik akan masuk pada tahun 2025. Namun, janji ini kerap membuat mereka cemas karena sudah sering terdengar tanpa kepastian. Warga Golo Meni hanya bisa berharap janji ini kali ini benar-benar terwujud. Mereka menanti janji itu ditepati, bukan lagi janji yang hanya sebatas kata-kata.

Di tengah kesibukan panen dan menanam, mata mereka terus memandang ke arah tiang-tiang listrik yang terdekat, berharap suatu hari nanti, kabel-kabel itu akan menjulur hingga ke kampung mereka, membawa cahaya terang yang telah lama mereka dambakan.

Harapan ini kini mereka layangkan kepada Presiden Prabowo, berharap beliau akan menjadi sosok yang benar-benar bisa membawa terang bagi mereka. Mereka berharap, dengan dukungan dan perhatian dari pemerintah, Kampung Lebo dapat segera merasakan manfaat dari kehadiran listrik.