BOLASPORT.COM – Pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor membuka kisah uniknya selama berada di Indonesia.
Di Spotify yang dipandu bersama Bruno Bobbink berjudul Pengalaman 48 Jam di Indonesia.
Alex Pastoor menceritakan pengalamannya pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia untuk mengikuti pertandingan-pertandingan di Liga 1 bulan lalu.
Suara adzan menarik perhatian sang pembawa acara. Alex Pastoor menjelaskan hal tersebut dengan baik.
“Iya, ada orang yang sedang bernyanyi di sini dan dia mencoba menarik atau memimpin orang-orang menuju masjid (suara adzan),” ujar Alex Pastoor seperti dikutip BolaSport.com dari siniar Spotify Met Open Vizier.
Saya tidak tahu harus menyebutnya apa ya. Aku pernah mendengarnya sebelum tadi pagi jam setengah lima, rupanya matahari sudah mau terbit dan menjadi terang.
Saya tidak pernah memikirkan hal itu sampai saat itu,” katanya.
Alex Pastoor menjelaskan bahwa suara adzan (azan) tersebut tidak mengherankan, mengingat Indonesia adalah salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
“Ya, itu adalah negara yang sangat besar dengan populasi yang besar, sekitar 80 atau 99 persen penduduknya adalah seorang muslim. Itu benar-benar dan semua ini terdengar masuk akal mendengar adzan,” lanjutnya.
Alex Pastoor menceritakan pengalamannya saat memantau beberapa pertandingan di Liga 1 musim 2024/2025 beberapa bulan lalu.
“Baiklah, ini adalah babak kedua untuk menonton (Liga 1). Kami telah menonton satu per satu pertandingan (Liga 1). Kami masih akan mengikuti kompetisi untuk menemukan mutiara tersembunyi di kompetisi lokal,” ujar mantan pelatih Almere City tersebut.
“Pernahkah ada pemain yang berbakat di sini, untuk tim U-23 bersama dengan Gerald atau pun dengan tim nasional golongan umur lainnya juga bisa. Ya, seperti pencarian bakat atau perekrutan (untuk Timnas Indonesia). Mengetahui banyak kebiasaan dan adat istiadat tentu juga berguna ketika Anda bekerja di sini,” ujarnya.
Dia juga menceritakan pengalamannya saat baru saja tiba di Indonesia, termasuk dikawal polisi untuk mengurai kemacetan di Jakarta dan komitmen besar negara tempat ia bekerja untuk mendukungnya mencapai misi membawa Timnas Indonesia berprestasi.
“Saya mungkin telah menulis kepada beberapa orang bahwa saya telah memasuki dunia yang benar-benar baru dan berbeda yang belum pernah saya temui sebelumnya,” kata Pastoor.
Saya mengatakan bahwa Anda mewakili sebuah negara, dan itu merupakan hal yang luar biasa dan cara Anda diperlakukan, tapi segalanya telah disusun dengan baik, dan kami bisa melakukan apa saja dan itu awalnya tidak termasuk dalam rencana, karena biayanya mungkin terlalu besar. Bahwa kita benar-benar bisa menjelajahi negara ini dan pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai kesuksesan.
Jika kita menonton pertandingan kemarin, kita dilindungi oleh polisi bersepeda motor untuk memberikan gambaran dan kepadatan lalu lintas di Jakarta, ternyata cukup padat ya.
Tapi kemudian mobil kita berjalan di belakang polisi motor itu agar sampai tujuan. Kami selalu memberikan keamanan di sana dan pintu keamanan sangat terbuka di mana saja Anda pergi.
Kami memiliki seorang marshall yang sebagian besar dari mereka ingin berfoto dengan kami, tetapi sebagian besar dari mereka ingin berfoto dengan Patrick (Kluivert).
Maka, ya kita selalu memintanya keluar dari mobil lebih dahulu. Maka, itu sudah diatur dengan baik sehingga kami bisa mengatur diri sedemikian rupa sehingga kami bisa sukses.
Saya harus mengakui, hingga saat ini, kehangatan dan kasih sayang orang-orang di sini sungguh luar biasa, dan kami sudah makan bersama beberapa kali, yang juga sangat luar biasa.
“Saya merasakan pengalaman yang sangat luar biasa, makanan di sini sangat istimewa dan itu selalu teringat di pikiran saya,” katanya.
Alex Pastoor mengatakan bahwa makanan di Indonesia juga beragam dan memiliki banyak rasa.
Baiklah, ada begitu banyak rasa yang datang kepadamu, kamu tahu pada bulan November lalu saya berada di Afrika Selatan bersama istri saya dan di sana kami juga berada dalam situasi di mana kami makan dan minum hal-hal yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Apalagi dikombinasikan satu sama lain. Itu yang terjadi padaku sekarang.
Saya merasakan saat di sini, sepiring steak tetapi bisa disebut lain di sini, kualitasnya sangat bagus dan dimarinasi enam jenis garam yang berbeda.
“Pasti bisa merasakan perbedaannya dengan garam dapur atau garam himalaya. Di sana tentu saja bisa berdiskusi tentang sepak bola. Semua sangat spesial dan (saya bisa merasakan) untuk pertama kalinya,” ujarnya.
Pelatih 58 tahun itu mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat luas, panjangnya seolah-olah dari Irlandia sampai Kazakhstan.
Bagian unik dari negara ini adalah mereka memiliki 280 juta penduduk, tentu sangat banyak, mereka adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia.
Jika ditempatkan di Eropa, maka panjangnya membentang dari Irlandia hingga Kazakhstan. Itu sangat unik.
Sulit dibayangkan besarnya. Saya memiliki tim dokter (di tim nasional), yang tinggal di Yogyakarta dan katanya itu memerlukan penerbangan selama 45 menit, dia hanya beberapa kali datang dalam sepekan, dan seolah-olah dia harus datang setiap hari dengan pesawat. Itu bukan sesuatu yang biasa kami lakukan, tapi dia melakukannya.
“Bayangkanlah seperti ini, kami saat ini berada di Jakarta di pulau Jawa dan Jogjakarta berada di bagian tengah pulau ini. Itu sangat jauh untuk dilakukan perjalanan menggunakan mobil. Jadi, harus dengan pesawat,” ujar dia.