Alasan Sebenarnya TNI AL Tembak Nelayan dengan Peluru Karet

Posted on

Penembakan Nelayan di Perairan Palembang: Kronologi dan Versi yang Berbeda

Penjelasan dari Pihak TNI AL

Menurut penjelasan dari pihak TNI AL, kejadian penembakan terhadap nelayan di perairan Palembang dilakukan oleh anggota patroli dari KRI Sutedi Senoputra-378 (KRI SSA-378). Saat itu, kapal tersebut sedang melakukan patroli di sekitar Perairan Tenggara Tanjung Jabung. Dalam proses patroli, tim menemukan adanya dugaan aktivitas ilegal yang mencurigakan.

Tim patroli menduga bahwa ada tiga kapal nelayan kecil yang sedang menambatkan tali di buritan sebuah tongkang, yang diduga membawa muatan ilegal. Selanjutnya, mereka mempercepat pengejaran terhadap dua kapal nelayan yang tidak kooperatif, yaitu KM Aqshal dan KM Aqshal 2.

Pihak TNI AL menyatakan bahwa sebelum melaksanakan penembakan, telah memberikan peringatan dengan pengeras suara dan melepaskan tembakan peringatan menggunakan peluru hampa. Namun, kedua kapal tersebut justru melarikan diri dan mencoba menabrak KRI. Hal ini memicu tindakan lebih lanjut.

Tindakan yang Diambil oleh TNI AL

Setelah beberapa kali peringatan diberikan, tim VBSS 1 kemudian menerjunkan diri untuk menangkap KM Aqshal 2. Dalam proses penangkapan, mereka melepaskan lima butir peluru karet ke arah kapal tersebut. Meskipun demikian, kapal tetap berusaha melarikan diri, sehingga tim VBSS 2 juga turun tangan dengan melepaskan 15 butir peluru karet ke arah KM Aqshal.

KM Aqshal berhasil diamankan dan dikawal merapat ke lambung kanan KRI. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bekas obat-obatan yang telah terpakai, diduga sebagai psikotropika. Kapal tersebut kemudian dibawa ke Lanal Bangka Belitung untuk proses hukum lebih lanjut.

Versi dari Nelayan

Dari sisi nelayan, kejadian berawal saat Rusdianto bersama delapan orang lainnya sedang menjaring ikan di perairan laut Birik. Mereka terdiri dari dua kapal, satu kapal berisi lima orang dan satunya lagi empat orang awak. Saat mereka sedang pulang, sebuah kapal besar melintas dan berpapasan dari arah Bangka.

Rusdianto mengatakan bahwa mereka langsung waspada karena melihat kapal patroli. Ia memperingatkan anak buahnya untuk berhati-hati. Setelah kapal besar mendekat, mereka mencoba menjauh, namun kapal tersebut tetap mengejar dan menurunkan perahu karet berisi delapan orang berpakaian loreng.

Perahu karet tersebut kemudian menembak ke arah nelayan. Akibatnya, Yogi, salah satu nelayan, terkena tembakan di bagian leher. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Kondisi Korban

Yogi, nelayan asal Sungai Benar, saat ini dalam kondisi membaik setelah operasi pengambilan peluru yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid. Ayah korban, Darmawan, mengatakan bahwa Yogi sudah sadar namun masih belum bisa berkomunikasi. Ia berharap aparat kepolisian dapat mengusut peristiwa tersebut secara lengkap.

Kesimpulan

Kejadian penembakan terhadap nelayan di perairan Palembang menjadi sorotan publik. Dari versi TNI AL, tindakan yang dilakukan dianggap sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun, dari sisi nelayan, kejadian ini menimbulkan rasa takut dan ketidakpuasan. Proses penyelidikan dan pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui kebenaran dari peristiwa ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *