Akhirnya Terungkap Peran Prajurit TNI dalam Pembunuhan Kacab Bank Mohamad Ilham

Posted on

Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN: Peran Anggota TNI yang Terlibat

Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (MIP), masih menjadi perhatian publik. Pihak kepolisian telah berhasil mengamankan para pelaku, termasuk seorang anggota TNI yang menjadi sorotan.

Pelaku Utama yang Ditetapkan sebagai Tersangka

Salah satu tersangka yang menarik perhatian adalah Kopda FH, seorang oknum prajurit TNI yang terlibat dalam aksi penculikan dan pembunuhan tersebut. Peristiwa ini berawal saat korban sedang berada di area parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025). Korban kemudian diculik oleh sejumlah orang saat akan masuk ke mobilnya yang terparkir bersebelahan dengan mobil para pelaku.

Setelah dibawa ke dalam mobil para pelaku secara paksa, jenazah korban ditemukan di sebuah kebun kosong dengan posisi telungkup dan sebagian kemejanya terangkat di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Lokasi penemuan jenazah berjarak sekitar 55 km dari lokasi penculikan awal.

Penahanan dan Peran Kopda FH

Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya telah menetapkan Kopda FH sebagai tersangka dalam kasus ini. Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, menyampaikan bahwa Kopda FH sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Menurut Donny, Kopda FH diduga berperan sebagai perantara untuk mencari orang guna melakukan penjemputan paksa terhadap korban.

Selain itu, diketahui bahwa Kopda FH saat kejadian berstatus tidak hadir tanpa izin dinas dan sedang dalam pencarian oleh satuan. Hal ini memperkuat dugaan bahwa ia melanggar aturan tata tertib militer.

Keterlibatan Oknum TNI Lain

Meski belum dapat dipastikan apakah ada oknum TNI lain yang terlibat, penyidik masih terus mengembangkan kasus ini. Donny mengatakan bahwa informasi terkait pasal yang menjerat Kopda FH serta kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain masih dalam proses penyelidikan.

Hubungan dengan Erasmus Wawo (Eras)

Kopda FH juga diketahui pernah bertemu dengan Erasmus Wawo alias Eras, yang juga menjadi tersangka dalam kasus ini. Pertemuan antara kedua pihak terjadi pada Senin (18/8/2025), ketika Kopda FH menawarkan pekerjaan kepada Eras. Setelah itu, mereka bertemu di sebuah kantin di kawasan Cijantung, Jakarta Timur, untuk membahas rencana kerja tersebut.

Pada hari eksekusi penculikan, Rabu (20/8/2025), Eras dan rekannya bertemu dengan Kopda FH di Kafe Kungkung, Jakarta Pusat. Di sana, rencana penjemputan paksa direncanakan, dan korban diserahkan kepada seseorang yang disebut sebagai tangan kanan bos.

Terungkap 4 Klaster Pelaku

Dari hasil penyelidikan, pihak kepolisian telah mengamankan sebanyak 15 orang tersangka yang terbagi dalam empat klaster:

  1. Otak Penculikan dan Pembunuhan

    Terdiri dari empat orang, yaitu Candy alias Ken, Dwi Hartono, Yohanes Joko, dan Antonius. Salah satu dalang, Dwi Hartono, merupakan pengusaha Bimbingan Belajar (Bimbel) dan motivator asal Jambi.

  2. Pelaku Penganiayaan

    Ada tiga tersangka dalam klaster ini, yakni Nasir, David, dan Neo.

  3. Tim Pemantau sebelum Penculikan dan Pembunuhan

    Terdiri atas Rohmat Sukur, Eka, dan Wiranto.

  4. Tim Penculik

    Klaster ini terdiri dari lima orang, yaitu Erasmus Wawo (Eras) sebagai kapten penculikan, Emanuel Woda Berto, Johanes Ronald Sebenan, Andre Tomatala, dan Reviando. Tim penculik ini merupakan debt collector di Jakarta sekitar.

Motif Pembunuhan

Motif pembunuhan diduga terkait penolakan korban terhadap pengajuan kredit fiktif senilai Rp13 miliar. Selain itu, Kopda FH disebut memberikan uang senilai Rp45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *