Kecelakaan Perahu di Selat Sipora, 17 Orang Terseret Arus
Pada hari Senin, 14 Juli 2025, sekitar pukul 11.30 WIB, sebuah perahu cepat yang membawa 17 orang mengalami kecelakaan di Selat Sipora, antara Pulau Pagai Utara dan Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Dari jumlah tersebut, enam orang berhasil mencapai daratan setelah berenang selama enam jam di tengah gelombang tinggi dan cuaca buruk.
Perahu tersebut adalah bagian dari rombongan Bupati Mentawai Rinto Wardana Samaloisa yang sedang melakukan perjalanan dari Kecamatan Sikakap, Pulau Pagai Utara, menuju Tuapeijat, Pulau Sipora. Bupati Rinto menggunakan kapal operasional pemerintah daerah, Mego, sementara rombongan lainnya menggunakan perahu yang dibawa oleh beberapa PNS dari Kimpraswil dan PUPR serta satu anggota DPRD Mentawai. Rinto menjelaskan bahwa rombongan pertama terdiri dari 15 orang, termasuk anggota DPRD Mentawai Isar Taileleu beserta dua anaknya dan satu keponakan. Perahu singgah di Guluguluk untuk menjemput dua orang tambahan, sehingga total menjadi 17 orang.
Kondisi cuaca saat itu sangat tidak bersahabat dengan badai, angin kencang, dan langit gelap. Setelah 30 menit rombongan pertama berangkat, bupati dan rombongannya juga meninggalkan Sikakap menggunakan Kapal Mego. Mereka sempat berpapasan di perairan Dusun Saumanganya dan melihat rombongan pertama dalam kondisi baik. Rinto mengatakan mereka mengejar perjalanan antara Pulau Sipora dan Pagai Utara karena ada rapat dengan DPRD.
Sesampainya di Katiet, Kecamatan Sipora Selatan, mereka menunggu di Dusun Sao sekitar satu jam. Namun, perahu rombongan pertama tak kunjung menyusul, dan cuaca semakin gelap serta gelombang tinggi. Rombongan bupati memutuskan untuk melanjutkan perjalanan hingga Dermaga Sioban, Kecamatan Sipora Selatan, melalui perjalanan darat. Saat dalam perjalanan darat, mereka sempat terhambat banjir di Desa Saureinu, Kecamatan Sipora Selatan. Saat sedang melewati banjir itulah, Rinto mendapat informasi perahu yang ditumpangi rombongan pertama terbalik.
Upaya pencarian informasi lebih lanjut mengantarkan Rinto terhubung dengan Kepala Dusun Mapinang, Pagai Utara. Kepala dusun itu membenarkan kabar tersebut dan menginformasikan adanya enam orang berhasil sampai di daratan sekitar pukul 17.30 WIB, setelah berenang sekitar enam jam dari tengah laut menuju pantai.
Sekitar pukul 20.00 WIB, salah satu korban yang selamat berhasil dihubungi. Diceritakan kalau rombongan terbagi tugas, ada yang bertahan di badan perahu yang terbalik itu dengan menggunakan pecahan atap perahu sebagai pelampung dan ada yang berenang ke daratan. Dua operator perahu termasuk yang berenang ke daratan sambil memegang kompas, karena kondisi saat itu sudah gelap dan daratan sudah tidak terlihat. “Mereka berenang perlahan, kadang terpisah, hingga akhirnya mencapai pantai dan melaporkan kejadian kepada warga setempat,” kata Rinto.
Dia menambahkan, upaya pencarian semalam berlanjut hingga dihentikan pada Selasa dinihari pukul 2. Pada pagi ini, pencarian lanjutan telah dilakukan kembali melibatkan kapal-kapal dari Basarnas dari Tuapeijat maupun BPBD Mentawai. Proses pencarian masih terus berlangsung untuk menemukan korban yang belum ditemukan.


