Duka Mendalam Umat Katolik Indonesia Atas Kepunahan Paus Fransiskus

Posted on





,


Jakarta


– Seluruh umat Katolik di penjuru dunia mengalami kesedihan yang mendalam menyongsong kematian tersebut.
Paus Fransiskus
Pada hari Senin, 21 April 2025, kesedihan pun menghampiri seluruh umat.
Katolik
Di tanah air, termasuk Magdalena Bui, yang berpartisipasi dalam misa besar bersama Paus Suci di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 5 September 2024 sebagai bagian dari kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia.

“Perasaan sedih yang dalam menyelimuti kita semua. Sebab, kami baru bertemu dengannya beberapa bulan yang lalu,” ungkap Magdalena.
Tempo
, Senin, 21 April 2025.

Magdalena menyebut bahwa dia tak menyangka kedukaan Paus akan datang dengan cepat setelah kunjungannya sebagai Pemimpin Tertinggi Katolik di Indonesia. Saat itu, dirinya merasakan kesehatan beliau masih baik.

Sejak bulan Februari kemarin, kondisi kesehatan Paus Fransiskus memburuk sehingga ia harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 38 hari karena menderita pneumonia ganda. Magdaleni menyatakan telah secara kontinu memantaunya. Dia berkomentar, “Saya baru saja membaca dari sumber media tadi kalau kabarnya keadaannya sudah pulih sepenuhnya. Namun saat mendengar berita tentang peninggalannya, rasanya sangat mengejutkan dan benar-benar membuat sedih.”

Magdalena mengamati bahwa kedatangan Kepala Gereja Katolik tersebut bersamaan tepat sehari setelah Paskah, membuktikan bahwa Paus adalah pilihan Allah. Dia menyatakan, “Meninggalkannya dunia sesuai dengan saat kemartiran Kristus yang mati namun bangkit dari kubur. Oleh karena itu, dia turut meninggal dan kelak akan bangkit kembali sebagai salah satu makhluk suci,” katanya.

Parulina Resubun merasakan kesedihan serupa. Wanita berumur 39 tahun tersebut meninggalkan Merauke, Papua, guna bertemu dengan Paus di Jakarta.
laporan
Tempo
Tanggal 8 September 2024, dia bercerita tentang bagaimana usaha kerasnya berbuah dengan kesempatan untuk menyentuh tangan Paus.

Pergi mendadak dari Paus tersebut menyebabkan dia terkejut. “Saya sangat sedih dan merasa hilang tanpa Paus Santo, kita para umat Katolik menganggap Papa sebagai utusannya Tuhan di bumi,” ujar Paulina.

Paulina menuturkan bahwa dirinya tidak pernah melewatkan informasi terkait dengan kondisi kesehatan Paus. Dia melihatnya melalui akun media sosial yang dikelola oleh Vatikan. “Saat mendengar kabar sedih itu, kami sekeluarga mendoakan Yang Mulia Sri Paus,” katanya.


Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, mengucapkan belasungkawa yang dalam karena kematiannya Bapa Suci Fransiskus pada usia 88 tahun. Menurut Kardinal Suharyo, hal ini merupakan suatu kerugian yang sangat disayangkan.


“Kita semua tentunya, tidak terbatas padaumatKatolik saja melainkan seluruh rakyat negara kita benar-benar merasakan kesedihan atas kembaliannya PausFransiskus,” ungkapSuharyo saatberada di KatedralJakarta,Senin kemarin.


Kardinal Suharyo juga mengingat Paus Fransiskus sebagai seorang yang sangat rendah hati dan menjadi panutan. “Rendah hatinya terlihat melalui keputusan-keputusannya dalam menjalani hidup,” ujar Suharyo serta menyebutkan bahwa Paus Fransiskus memilih untuk tidak mendiami Istana Kepausan, tapi justru tinggal di sebuah apartemen sederhana di Vatikan, demikian dilaporkan.
Antara
.

Pada hari Senin sekitar pukul 09:45 waktu lokal, Kardinal Kevin Farrell, sebagai Camerlengo dalam Kamar Apostolik, menyatakan bahwa Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun telah meninggal dunia di Casa Santa Marta. Dia berkata, “Kepada saudara-saudari tercinta, dengan perasaan duka yang sangat, saya ingin memberitahu Anda tentang kepulangan sang Bapa Suci kami, Fransiskus. Hari ini pada jam tujuh lewat seperempat pagi, uskup Roma tersebut, yakni Fransiskus, sudah kembali kepada Sang Bapa. Sepanjang hayatnya beliau selalu berdedikasi untuk melayani Tuhan serta gerejanya,” ungkap Kardinal Farrell seperti dikutip dari laman resmi Vatikan pada tanggal 21 April 2025.

Jose Mario Bergoglio yang lebih dikenal sebagai Paus Fransiskus meninggal dunia usai keluar dari rumah sakit. Beliau sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025 karena mengidap bronkitis selama beberapa hari berturut-turut. Kondisi medisnya semakin menurun dan akhirnya dokter menyatakan bahwa ia telah terserang pneumonia bilaterally pada Selasa, 18 Februari 2025. Meski sudah menjalani perawatan sebanyak 38 hari di fasilitas tersebut, sang paus memilih untuk kembali ke tempat tinggal resminya di Vatikan yakni Casa Santa Marta guna proses penyembuhan tambahan.


Dewi Rina Cahyani

menyumbang untuk penyusunan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *