,
Jakarta
– Satu hari sebelum laga, Sang pelatih dari tim nasional Indonesia
Patrick Kluivert
Mengklaim memiliki premonisi positif sebelum pertandingan kelima belas babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Australia. Dikenal dengan karir gemilangnya di Barcelona serta pengalamannya bersama tim nasional Belanda, Kluivert menjadi sumber harapan utama. Meskipun kedatangan dia awalnya dipandang skeptis, ia secara bertahap memperoleh kepercayaan dari para pendukung.
Setelah diperkenalkan secara resmi dua bulan yang lalu, harapan para fans masih terjaga.
Timnas Indonesia
awalnya terwujud berkat kebersamaan Kluivert mengamati bakat asli dari Liga 1 Indonesia. Penampilannya selanjutnya diperkirakan akan sejalan dengan rencana tersebut. Mencapai satu poin dijadikan sasaran pertama bagi Kluivert.
Selama bertambahnya waktu, dengan kedatangan empat pemain baru yakni Ole Romeny, Joey Pelupessy, Dean James, dan Emil Audero, ditambah lagi kurang meyakininya kinerja timnas Australia dalam tiga pertandingan terakhir mereka, tujuan Kluivert akhirnya beralih. Tujuannya awalnya hanya meraih satu angka sekarang berubah menjadi mencoba membawa pulang tiga poin saat menghadapi Socceroos di Sydney. Ini semakin dikuatkan oleh hasil seri tanpa gol ketika dua tim tersebut saling bersua untuk kali pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta bulan September tahun lalu.
Itu dikemukakan oleh Kluivert ketika ia telah tiba di Sydney. “Kami datang kesini dengan tujuan meraih hasil positif, dan hasil positif berarti menang,” ujarnya sewaktu memimpin sesi latihannya yang pertama di Stadion Netstrata Jubilee, Sydney, pada hari Selasa, tanggal 21 Maret.
Akan tetapi, nasib memiliki pendapat sendiri. Faktanya, firasat yang dialami Kluivert selama konferensi pers sebelum pertandingan menjadi kenyatan pahit ketika timnya bertemu dengan Australia, Kamis sore, 20 Maret 2025.
Menggunakan formasi 3-4-1-2, dengan Ole Romeny dan Dean James sebagai pemain baru, Timnas Indonesia sempat tampil cukup meyakinkan di awal pertandingan. Sundulan akurat dari kapten Jay Idzes yang berhasil diblokir kiper Mathew Ryan pada menit kelima menjadi indikator adanya ancaman serius terhadap gawang Australia.
Tiga menit setelahnya, timnas Indonesia diberikan hadiah sepakan penalti akibat pelanggaran Rafael Struick dalam area terlarangan. Penonton asal Indonesia yang memadati stadion di Sydney pun bereaksi dengan keras. Sayang sekali, eksekutor Kevin Diks tidak berhasil mengkonversinya menjadi gol; tembok kayu gawang mencegah sundulan bolanya masuk. Gagalnya upaya ini merubah aliran laga tersebut. “Apabila kalian mencetak gol lewat titik putih (seperti yang seharusnya bisa diselesaikan oleh Kevin Diks), pastilah situasinya sangatlah beda,” ungkap Kluivert pasca pertandingan.
Setelah menghadirkan tendangan pinalti bagi Indonesia, sang wasit dari Yordania bernama Adham Mohammad MakhADMeh kemudian merestitusi hak untuk Australia. Tendangan pinalti tersebut dieksekusi oleh Martin Boyle pada menit ke-18 dan berhasil menyelundupkan bola melewati Maarten Paes menuju sisi yang tidak tepat. Kesuksessan Boyle dalam melaksanakan tugasnya ini secara signifikan menciderai moral timnas Indonesia yang belum pernah sebelumnya bertarung di kancah bergengsi seperti babak ketiga kualifikasi Piala Dunia.
Nishan Velupillay (20′), Lewis Miller (61′) serta Jackson Irvine (34’) berturut-turut mencetak gol untuk menjebol jala Paes. Harapan sempat terdamparkan berkat tendangan Ole Romeny yang menceploskannya ke gawang lawan pada menit ke-78. Akan tetapi, gol kedua Jackson Irvine pada detik ke-90 secara resmi mengubur impian Indonesia meraih kemenangan dengan hasil akhir 1-5. Dengan kerugian empat angka tersebut, pasukan Garuda harus rela tenggelam dalam kenangan suram ketika mereka tersungkur 0-4 oleh Socceroos di fase penyisihan grup Piala Asia 2023 di stadion Jassim Bin Hamad.
Selain urusan tendangan ke gawang dan efisiensi, Indonesia unggul atas Australia di berbagai bidang saat laga tersebut, termasuk dalam hal kontrol bola sebesar 60%, jumlah percobaan menembak keseluruhan yaitu 11 kali, serta melakukan 520 operan. Tetapi pada dasarnya sepak bola adalah tentang perolehan gol dan tim mana yang berhasil mencetak lebih banyak gol.
Tony Popovic, sang juru taktik tim nasional Australia, merasa sangat tersanjung atas raihan kemenangan gemilang tersebut usai menjalani serangkaian tiga pertandingan sebelumnya hanya mampu mengumpulkan sekali imbang saja. “Pencapaian mencetak lima gol pada sebuah laga menjadi momen yang sungguh memukau,” ucapnya. Dia menambahkan, “Apalagi bila kejadian seperti ini terjadi ketika babak kualifikasi Piala Dunia, hal itu tentunya sesuai dengan harapan semua atlet.”
Setelah laga, Kluivert menyampaikan bahwa timnya tampil seolah-berbadan harimau tanpa kenal kata menyerah di lapangan. Meskipun demikian, realitas pahit tidak bisa disembunyikan yaitu Indonesia cenderung terlihat lemah dan muram dibandingkan dengan bangga saat bertemu Australia, pasalnya mereka telah dikalahkan 16 kali dalam total 21 pertarungan.
Untuk mantan asisten pelatih Louis van Gaal pada tim nasional Belanda tersebut, pertandingan ini menjadi penampilan perdana paling buruk dalam karir kepelatihan utamanya. Pasalnya, dari ketiga klub yang pernah dipimpinnya, catatan kemenangan hanya dua kali dan sekali hasil imbang.
Klubervet meraih dua kemenangan ketika memimpin Twente U-21 mengalahkan Sparta Rotterdam U-21 dengan skor telak 5-0 pada musim 2011/2012 serta selama kedua kalinya bergabung dengan tim nasional Curaçao, dia berhasil mencetak kemenangan besar 6-0 atas Montserrat pada tahun 2021. Sedangkan dalam periode awal bermain untuk timnas Curaçao, ia mendapat hasil seri sebanyak dua kali yaitu dengan perolehan angka 2-2 melawan Montserrat pada tahun 2017, lalu juga sukses membuat imbang 1-1 dengan CFR Cluj bersama klub Adana Demirspor di musim 2023/2024.
Mistakes Berulang Saat Menghadapi Australia
Laga perdana Patrick Kluivert sungguh jauh dari harapan memuaskan. Di luar hasil akhir, para pemain Indonesia dalam pertandingan tersebut kerap kali melakukan kekeliruan yang sama berulang-ulang.
Gol pembuka untuk Australia muncul akibat kekeliruan dari Nathan Tjoe-A-On ketika ia menggulingkan Lewis Miller di area penalty saat tendangan sudut. Pada kasus ini, Nathan telah melakukan kesalahan signifikan karena pada dasarnya Miller tidak sedang dalam ancaman apapun. Selanjutnya, bola hasil operan pemain Australia pun tak menciptakan peluang berarti dan berhasil dimentahkan oleh Idzes dengan baik.
Pertanyaannya adalah kenapa Kluivert nekat menempatkan Nathan sebagai starting lineup sementara dia sendiri telah menyebutkan secara gamblang bahwa kriteria utamanya dalam memilih pemain adalah mereka perlu mendapatkan waktu main yang cukup di tim asal mereka. Waktu bermain di sebuah klub sangat penting untuk membentuk penilaian seorang atlet. Di laga tersebut, Nathan gagal menampilkan kemampuannya akibat tekel-tekelnya yang kurang bijak dan dilakukan pada momen-momen yang tidak sesuai.
Teman satu timnya di lini tengah, Thom Haye, juga ikut menyumbangkan kesalahan. Dua menit setelah gol Boyle, saat Thom berusaha menggiring bola dari tengah lapangan ke bagian belakang, ia justru salah dalam operannya dan mencapai pemain bernama Velupillay, sehingga membawa pulih dua untuk Australia.
Gol ketiga Australia mengindikasikan bahwa mereka telah menjadi tim yang sungguh siap dan dewasa menuju Piala Dunia keenam berturut-turut, atau total tujuh kali. Gol oleh Irvine tercipta melalui serangan cepat di mana para pemain Indonesia hanya fokus pada bola saja, dikenal sebagai “ball watching”, yaitu situasi saat seseorang lebih mementingkan pantauan bola daripada gerak-gerik pemain lainnya, baik itu musuh ataupun sesama anggota regunya sendiri, hal ini kemudian membuat keribetan di lapangan bagi skuad nasional kita tersebut.
Setelah mencetak tiga gol pertama, timnas Indonesia kemudian kecolongan empat dan lima gol karena kesalahan bertahan di area kotak penalti saat menerima tendangan sudut. Dalam kedua ancaman tersebut, Craig Goodwin menjadi kunci permainannya setelah memberikan operan akurat kepada Miller serta Irvine untuk menyelesaikannya lewat sundulan bebas pengawas.
Apakah Masih Ada Peluang untuk Lolos bagi Timnas Indonesia?
Dengan hasil kekalahan ini, kesempatan bagi Indonesia untuk memperoleh tiket Piala Dunia 2026 lewat jalur runner-up di belakang Jepang menjadi sangat tipis. Dengan kemenangan tersebut, Australia berhasil mendapatkan 10 poin dan naik ke peringkat kedua, sementara Indonesia sekarang terdampar di urutan keempat dengan hanya enam angka dan memiliki selisih gol negatif tujuh.
Dengan sisa tiga pertandingan, jalan menuju Piala Dunia 2026 bagi Indonesia masih terbuka lebar di peringkat ketiga atau keempat demi mencapai babak keempat dalam rangka mengamankan tempat yang tersedia. Untuk itu, setidaknya Timnas Indonesia harus menang dalam dua laga kandang mereka yaitu saat bertemu Bahrain pada tanggal 25 Maret dan lawatan ke China pada 5 Juni. Dalam asumsi bahwa Indonesia bakal dikalahkan oleh Jepang di partai pamungkas ini, skuad Garuda memiliki peluang besar untuk maju ke fase selanjutnya jika berhasil meraih total skor sebesar 12 poin.
Sydney, tempat yang semestinya menjadi ajang bukti diri, justru berubah menjadi sumber luka bagi Kluivert. Kepercayaan untuk mengejutkan musuh akhirnya berakhir dalam bencana karena rival mereka, yang telah tujuh kali tampil di Piala Dunia, begitu dominan. Akan tetapi, sepak bola senantiasa menyediakan peluang kembali. Agar tidak memalukan lagi para penggemar timnas Elang Jawa, kesempatan ini harus dimaksimalkan dengan baik, seperti halnya ketika bertemu Bahrain di Jakarta.