Anjing ini sangat populer di Jepang dan pada tahun 2023, ulang tahunnya yang ke-100 dirayakan dengan pesta besar-besaran. Mereka mengenang anjing ini karena kesetiaannya yang luar biasa terhadap pemiliknya, Hidesaburo Ueno. Ia terus menunggu tuannya di sebuah stasiun kereta api di Jepang, meskipun sang majikan telah lama meninggal dunia.
Satu tahun kemudian, ia diadopsi oleh Hidesaburo Ueno, seorang profesor yang mengajar di bidang pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Setelah diadopsi, Hachiko dibawa ke kediaman Ueno di daerah Shibuya, Tokyo.
Setiap hari, Ueno pergi ke kantor dan selalu disambut oleh Hachiko di Stasiun Shibuya setelah pulang. Kebiasaan ini berlangsung terus hingga tanggal 21 Mei 1925. Namun, pada hari itu, Profesor Ueno tidak pernah kembali karena ia mengalami pendarahan otak ketika sedang mengajar di kelas. Kepergiannya yang mendadak membuatnya tidak bisa lagi pulang ke rumah, tetapi Hachiko tetap setia menunggunya di stasiun tersebut.
Meski majikan Hachiko telah tiada, dia tetap datang ke Stasiun Shibuya setiap sore selama kurang lebih sembilan tahun. Dia setia menunggu tuannya dengan penuh harapan. Anjing ini menjadi bukti nyata kesetiaan tanpa syarat yang ditunjukkan oleh seekor hewan terhadap pemiliknya.
Sebagai bagian dari ras Akita, Hachiko berasal dari wilayah pegunungan utara Jepang. Kisah kesetiaannya dimulai ketika ia diadopsi oleh Profesor Ueno pada tahun 1924. Profesor Ueno sangat menyayangi dan menjaga Hachiko dengan penuh kasih sayang. Semakin lama, hubungan antara mereka semakin erat.
Setiap sore, Profesor Ueno pergi ke stasiun untuk menaiki kereta menuju tempatnya bekerja. Namun, kebiasaan ini harus berakhir karena Profesor Ueno meninggal dunia pada Mei 1925 akibat pendarahan otak saat sedang memberikan kuliah.
Tanpa menyadari bahwa tuannya telah tiada, Hachiko terus datang ke stasiun setiap hari, berharap bertemu kembali dengan Ueno. Ia tetap menunggunya selama sekitar satu dekade, yaitu sembilan tahun, sembilan bulan, dan lima belas hari.
Pada awalnya, banyak orang yang mengira bahwa Hachiko hanya seekor anjing liar yang berkeliaran di sekitar stasiun. Namun, lama-kelamaan, para penumpang dan pedagang yang sering berada di sana menyadari bahwa anjing ini sedang menunggu tuannya yang tak kunjung tiba. Karena terharu dengan kesetiaannya, mereka mulai memberikan makanan dan merawatnya.
Di pagi hari tanggal 8 Maret 1935, Hachiko ditemukan telah meninggal dalam usia sebelas tahun. Penyebab kematiannya diketahui sebagai kanker dan infeksi filaria. Hachiko dimakamkan sebagai penghormatan atas kesetiaannya di samping makam tuannya, Profesor Ueno, di Pemakaman Aoyama, Minato, Tokyo. Kisahnya terus hidup dalam hati banyak orang sebagai simbol cinta dan kesetiaan sejati.
Bertanggung jawab dalam penulisan artikel ini