Penyanyi Fiersa Besari dikabarkan menjadi bagian dari rombongan dua pendaki wanita yang meninggal dunia di Puncak Carstensz, Papua.
Istri Fiersa Besari, Siti Aqia Nurfadla atau yang lebih akrab disapa Aqia, pernah curhat kehilangan kontak suaminya tepat sebelum ulang tahun suaminya, tapi sekarang Aqia akhirnya bisa berhubungan kembali dengan Fiersa.
Hal ini diungkapkan oleh Ubay, manajer.
Ubay menyebut bahwa istri Fiersa Besari telah berhasil menghubungi sang suami.
Pesan singkat sebelumnya yang tidak terkirim telah berhasil dikirimkan.
“Istri Fiersa) Sudah (bisa menghubungi) Alhamdulillah,” kata Ubay dalam pesan singkat kepada awak media, Senin (3/3/2025).
Fiersa dikabarkan dalam kondisi yang baik-baik saja.
“Kondisinya baik-baik saja,” tandukannya.
Sebelumnya, istri Fiersa Besar, Siti Aqia membagikan sebuah screenshot percakapan yang dikirimkan kepada suaminya.
Tapi pesan tersebut hanya tercentang satu, menandakan pesan tersebut belum dikirim ke penerima.
Dalam aplikasi WhatsApp, centang satu berarti pesan telah dikirim tetapi belum dibaca.
Biasanya hal ini terjadi karena ponsel penerima sedang tidak aktif atau tidak terhubung dengan sinyal.
Di layar ponsel yang dibagikan Aqia melalui Instagram @aqianr, ia terlihat menjawab pesan-pesan Fiersa pada pukul 08.54 WIB.
Meskipun pesan Aqia ditutup, namun terlihat emotikon patah hati yang dikirimkannya.
Pesan-pesan tersebut masih menandakan bahwa belum pernah dibaca atau belum dibaca.
Dan kemudian, pukul 11.23 WIB, Aqia mengirimkan pesan untuk Fiersa:
Balik! Besok ulang tahun 🙁
Akan tetapi, status pesannya masih sama, yaitu centang satu.
Melalui Instagram, Aqia juga menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan doa dari masyarakat online yang menunjukkan belasungkawa.
Halo teman-teman, saya ingin mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, atas rasa khawatirnya yang sama dengan saya.
Semoga mereka ada di sana dengan baik, kembali tanpa kekurangan apa pun.
Saya tidak bisa memberikan informasi tentang itu karena tidak punya hak untuk melakukannya dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana.
“Mari kita mendoakan mereka yang masih berjuang di sana dan juga mereka yang gagal berjuang di sana,” tulisnya.
Unggahan itu diberi latar suara musik yang sama seperti yang digunakan Fiersa dalam unggahannya di Instastory, yaitu Now At Last dari Feist.
Fiersa Besari Selamat
Diberitakan sebelumnya, Kapolda Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman membenarkan bahwa Fiersa Besari memang terlibat dalam tim pendakian ke Puncak Carstensz.
Tapi rombongan itu berbeda dengan pendaki yang mengalami musibah.
Meski begitu, ia memastikan bahwa penyanyi lagu Celengan Rindu itu dalam kondisi selamat dan sehat.
Fiersa termasuk dalam daftar tamu yang melakukan pendakian pada Jumat (28/2/2025).
Meski kini telah dikonfirmasi selamat, hingga kini Fiersa masih belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlibatannya dalam pendakian tersebut dan kabar duka yang menimpa timnya.
Pria kelahiran 3 Maret 1984 itu hanya membagikan cerita di Instagram @fiersabesari melalui unggahan Instastory berlatar hitam dengan emotikon patah hati.
Ia juga menyisipkan lagu “Now At Last” dari Feist sebagai background musik.
Unggahan tersebut langsung membawa spekulasi di kalangan warganet, yang menduga bahwa Fiersa sedang sedih atas tragedi yang terjadi di Puncak Carstensz.
2 Pendaki Wanita Tewas
Sebelumnya, dalam insiden ini, dua pendaki warga negara Indonesia, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia karena hipotermia setelah terjebak dalam cuaca ekstrem.
Tiga pendaki lainnya, yakni Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, dan Saroni, berhasil selamat, walaupun mengalami kondisi kritis, sebelum akhirnya dievakuasi oleh tim penyelamat.
Pendakian ini dimulai pada 26 Februari 2025, ketika rombongan tiba di Base Camp Yellow Valley menggunakan helikopter dalam dua kelompok.
Setelah menjalani aklimatisasi selama dua hari, mereka melanjutkan perjalanan menuju puncak pada 28 Februari 2025 pukul 04.00 WIB.
Diperkirakan ada 20 orang pendaki, termasuk 5 guide, 7 pendaki warga negara Indonesia, 6 pendaki warga negara asing, dan 2 pendaki yang merupakan pegawai di Taman Nasional Lorentz, yang bergerak menuju puncak.
Pada pukul 14.00 WIT, pendaki terakhir sampai di titik tertinggi Gunung Carstensz Pyramid.
Tetapi cuaca tiba-tiba buruk ketika mereka turun.
Hujan salju, angin deras, dan suhu ekstrem menyebabkan beberapa pendaki mengalami hipotermia.
Pada pukul 19.30 WIB, seorang pendaki bernama Indira Alaika mulai menunjukkan gejala hipotermia di dekat puncak.
Menghadapi situasi darurat, tim di markas menata strategi mereka dengan cepat.
Beberapa guide mencoba naik untuk memberikan bantuan.
Tetapi kondisi cuaca ekstrem membuat upaya penyelamat menjadi sulit.
Pada pukul 22.33 WIB, seorang guide Nepal, Dawa Gyalje Sherpa, berhasil mencapai Teras 2, tempat dua pendaki, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, berada.
Tapi, kondisi mereka sudah sangat kritis.
Keduanya dinyatakan meninggal dunia pada 1 Maret 2025 pukul 02.07 WIB.
Di sisi lain, tiga pendaki lainnya, Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, dan Saroni, masih terjebak di Puncak Ridge.
Mereka ketiga mencoba bertahan di suhu ekstrem tanpa peralatan yang cukup.
Pada 1 Maret 2025 pukul 08.38 WIB, tim penyelamat dibagi menjadi dua kelompok:
Teams 1, yang terdiri dari Garret Madison, Tashi Sherpa, dan Ben Jones, bertugas untuk menyelamatkan tiga pendaki yang masih bertahan di Summit Ridge.
Tim 2, dipimpin oleh Dokter Adnan dan Meidi, bergerak menuju Teras 2 untuk mengangkut jenazah Lilie dan Elsa.
Pukul 10.24 WIT, tim pertama akhirnya mencapai lokasi tiga pendaki yang masih hidup dalam keadaan kritis.
Mereka segera mendapatkan pertolongan pertama sebelum dievakuasi ke basecamp pada pukul 14.30 WIB.
Sementara itu, proses evakuasi jenazah dilakukan secara bertahap.
Satu jenazah berhasil dibawa turun ke Base Camp pada pukul 16.41 WIB.
Sementara jenazah kedua dijadwalkan untuk dievakuasi pada 2 Maret pagi hari.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp
Kasihan Fiersa Besari di Carstensz, Istri: Pulang! Besok Ulang Tahun