Awal Musim yang Menjanjikan Kini Berubah Menjadi Krisis
Liverpool, yang awalnya menunjukkan performa yang luar biasa di awal musim, kini menghadapi situasi yang sangat memprihatinkan. Setelah kalah dua kali secara berurutan, mereka kembali menerima pukulan telak saat kalah 1-0 dari Galatasaray dalam pertandingan Liga Champions. Kekalahan ini membuat Liverpool terjebak dalam krisis mini yang mulai mengkhawatirkan.
Kabar buruk tidak hanya datang dari hasil pertandingan, tetapi juga dari ruang medis. Alisson Becker, penjaga gawang utama Liverpool, dipastikan absen dalam pertandingan besar melawan Chelsea akibat cedera hamstring. Ia harus ditarik keluar lapangan setelah merasakan sakit saat melakukan sprint. Hal ini memberi tekanan tambahan pada posisi kiper Liverpool yang kini semakin rentan.
Selain Alisson, striker utama Liverpool, Hugo Ekitike, juga harus ditarik keluar karena cedera. Statusnya untuk laga melawan Chelsea masih diragukan, sehingga semakin memperparah kekurangan di lini depan. Dengan adanya cedera pada beberapa pemain kunci, Liverpool kini memiliki sedikit opsi dalam menyerang, terutama dengan Alexander Isak yang belum pulih sepenuhnya.
Dua kekalahan berturut-turut, cedera yang mulai muncul, dan penurunan performa pemain kunci telah menciptakan situasi yang semakin rumit bagi Liverpool. Masalah yang mulai menumpuk ini menunjukkan bahwa krisis yang dihadapi tim asuhan Arne Slot tidak bisa diabaikan begitu saja.
Pukulan Ganda di Istanbul: Alisson dan Ekitike Tumbang
Pertandingan tandang Liverpool di markas Galatasaray berakhir dengan mimpi buruk. Selain kekalahan 1-0, mereka juga kehilangan dua pemain penting akibat cedera. Cedera Alisson Becker menjadi pukulan terbesar bagi Liverpool. Ia ditarik keluar setelah merasakan sakit pada hamstringnya saat melakukan sprint. Manajer Arne Slot mengonfirmasi bahwa Alisson akan absen dalam laga melawan Chelsea.
Tidak hanya Alisson, Hugo Ekitike juga harus ditarik keluar karena cedera. Statusnya untuk pertandingan akhir pekan masih diragukan, yang merupakan kerugian besar bagi Liverpool. Dengan adanya cedera pada dua pemain kunci dalam satu pertandingan, Liverpool kini semakin kesulitan dalam menjaga keseimbangan di lapangan.
Kehilangan Alisson dan Ekitike dalam satu waktu adalah bencana bagi tim mana pun. Pepatah “kemampuan terbaik adalah ketersediaan” kini menjadi kenyataan pahit bagi Liverpool, yang mulai kehabisan pemain vital di saat-saat kritis.
Frustrasi Arne Slot: Penalti Kontroversial dan Taktik Buang-Buang Waktu
Selain kekalahan dan cedera, Arne Slot juga dibuat frustrasi oleh beberapa keputusan wasit dan taktik lawan. Setelah pertandingan, ia secara terbuka mengkritik penalti yang menjadi gol penentu bagi Galatasaray. Gol tersebut dicetak oleh Victor Osimhen setelah Dominik Szoboszlai dianggap melakukan pelanggaran terhadap Baris Alper Yilmaz.
Slot menyebut penalti tersebut sebagai “penalti 20 persen yang mereka buat menjadi 100 persen,” menyindir cara pemain lawan yang dinilainya terlalu mudah jatuh untuk mendapatkan keuntungan. Ia juga mengeluhkan taktik buang-buang waktu yang dilakukan Galatasaray, terutama di babak kedua.
Frustrasi Slot menunjukkan bahwa Liverpool merasa tidak hanya dikalahkan di atas lapangan, tetapi juga merasa “diakali” oleh lawan dan dirugikan oleh keputusan wasit.
Lini Pertahanan Keropos: Kerentanan di Sektor Belakang
Dua kekalahan beruntun yang dialami Liverpool telah mengekspos kerentanan serius di lini pertahanan. Performa yang sebelumnya solid dan tenang kini mulai menghilang. Bek tengah Ibrahima Konate menjadi sorotan setelah menunjukkan performa yang kurang meyakinkan. Beberapa kesalahan fatal yang ia lakukan, termasuk operan yang nyaris membuat Liverpool kebobolan, menunjukkan ketidakstabilan di lini belakang.
Masalah juga terlihat di posisi bek kanan. Dominik Szoboszlai, yang dipasang di posisi tersebut, kesulitan menghadapi kecepatan pemain sayap Galatasaray. Hal ini berujung pada hadiah penalti. Sementara itu, Jeremie Frimpong, yang sebelumnya dikritik, justru dimainkan sebagai pemain sayap.
Permasalahan di lini belakang ini memicu pertanyaan tentang strategi pertahanan Slot. Apakah saatnya manajer ini memberikan kesempatan kepada bek muda seperti Conor Bradley, atau akan terus mengandalkan eksperimen dengan pemain di luar posisi asli mereka?
Lini Depan Tumpul: Salah Melempem, Wirtz Masih Nihil
Masalah Liverpool tidak hanya berada di lini belakang, tetapi juga di lini depan. Lini serang yang biasanya menjadi mesin gol kini menunjukkan penurunan performa yang mengkhawatirkan. Mohamed Salah, yang biasanya menjadi bintang utama, terlihat jauh dari standar permainannya. Bahkan, ia sempat dicadangkan dalam laga Liga Champions, menimbulkan spekulasi tentang performanya yang menurun.
Sementara itu, Florian Wirtz, rekrutan termahal dalam sejarah klub, masih belum mencatatkan satu pun gol atau assist di Liga Primer maupun Liga Champions. Harga transfernya yang mencapai Rp2,6 triliun semakin sulit untuk dibenarkan.
Penurunan performa Salah dan mandulnya Wirtz, ditambah potensi absennya Ekitike akibat cedera, membuat lini depan Liverpool semakin rentan. Ini menjadi alarm bahaya menjelang laga tandang berat ke markas Chelsea.
Gambaran Besar: Keberuntungan Habis & Ujian Sesungguhnya
Awal musim Liverpool sempat diwarnai kemenangan dramatis di menit akhir. Namun, dua kekalahan beruntun menunjukkan bahwa keberuntungan yang sebelumnya ada kini mulai menghilang. Legenda klub, Jamie Carragher, bahkan berpendapat bahwa hasil buruk ini sudah terlihat akan datang.
Apakah Liverpool sedang mengalami fenomena “regresi ke rata-rata”? Sebuah kondisi di mana tim yang sebelumnya tampil di atas ekspektasi (seringkali karena faktor keberuntungan) kembali ke level performa sebenarnya.
Satu-satunya hal positif yang tersisa bagi Liverpool adalah posisi mereka yang masih berada di puncak klasemen Liga Primer. Namun, dengan badai cedera yang mulai datang, penurunan performa pemain kunci, dan laga berat melawan Chelsea di depan mata, ujian sesungguhnya bagi mentalitas juara Liverpool di bawah asuhan Slot baru saja dimulai.


