Apakah Negara Bekas Jajahan Inggris Lebih Maju daripada Jajahan Belanda?

Posted on

Perbedaan Pola Kolonialisme Inggris dan Belanda

Pengaruh kolonialisme terhadap negara-negara yang pernah dijajah tidak dapat dipungkiri. Baik itu dari kekuatan seperti Inggris maupun Belanda, keduanya meninggalkan jejak yang berbeda dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Tundjung Wahadi Sutirto, menjelaskan bahwa pola penjajahan kedua negara tersebut memiliki ciri khas masing-masing.

Penetapan Jangka Panjang oleh Inggris

Menurut Tundjung, Inggris memiliki pendekatan yang berbeda dalam melakukan ekspansi ke luar negeri. Selain mengirim tentara, mereka juga membawa keluarga dan perangkat infrastruktur serta suprastruktur yang cukup lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran Inggris bukan hanya untuk sementara, tetapi lebih bersifat menetap dalam jangka panjang. Karena itu, banyak bekas jajahan Inggris masih tergabung dalam Commonwealth, sebuah organisasi yang mencerminkan hubungan historis antara negara-negara anggota.

Contoh negara-negara yang pernah dijajah Inggris antara lain Malaysia, Singapura, Australia, dan India. Dalam proses penjajahan, Inggris memberikan perhatian pada pembangunan kualitas manusia. Misalnya, mereka melarang perdagangan budak, sedangkan Belanda justru menerapkan sistem kerja paksa atau rodi. Pendekatan ini mencerminkan cara Inggris dalam membangun masyarakat yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Eksploitasi Sumber Daya oleh Belanda

Berbeda dengan Inggris, pola kolonialisme Belanda lebih fokus pada eksploitasi sumber daya alam untuk keuntungan ekonomi di tanah air. Infrastruktur yang dibangun di wilayah jajahan, seperti pabrik gula, perkebunan, dan pelabuhan, bertujuan utama untuk mendukung ekstraksi sumber daya tersebut. Tujuannya adalah memperkaya Belanda, bukan untuk kemajuan lokal.

Tundjung menjelaskan bahwa Belanda lebih berorientasi pada keuntungan ekonomi daripada pembangunan sosial. Hal ini juga tercermin dalam penggunaan bahasa. Bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa internasional, sedangkan bahasa Belanda jarang digunakan secara luas di luar negeri. Selain itu, konsep “White Man’s Burden” yang diperkenalkan oleh Belanda memandang penduduk asli sebagai pihak yang tidak mampu, meskipun ketidakberdayaan itu sebenarnya disebabkan oleh eksploitasi sumber daya yang intensif.

Warisan Kolonial di Indonesia

Indonesia, sebagai bekas jajahan Belanda, masih merasakan dampak dari pola kolonialisme tersebut. Sistem hukum yang berlaku saat ini masih terpengaruh oleh warisan kolonial. Selain itu, kultur korupsi yang mengakar disebut-sebut sebagai residu sejarah kolonial. Tundjung menjelaskan bahwa relasi timpang antara penguasa daerah dengan pemerintah pusat pada masa kolonial masih terasa hingga kini. Hal ini turut memengaruhi pola bernegara di Indonesia.

Faktor Kemajuan Negara

Meski warisan kolonial memengaruhi perkembangan suatu negara, Tundjung menekankan bahwa tingkat kemajuan tidak hanya ditentukan oleh faktor tersebut. Kebijakan domestik, kondisi sosial, dan dinamika global juga berperan penting. Contohnya, beberapa negara bekas koloni Inggris kini menjadi kekuatan ekonomi baru, sementara negara-negara bekas jajahan Belanda masih menghadapi tantangan pembangunan.

Secara keseluruhan, pola kolonialisme Inggris dan Belanda meninggalkan warisan yang berbeda. Meski begitu, dampaknya masih terasa hingga hari ini. Perbedaan ini menjadi bahan perbandingan dalam melihat perkembangan negara-negara bekas jajahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *