Sinopsis Film Left-Handed Girl: Karya Personal Sutradara Shih-Ching Tsou
Film Left-Handed Girl adalah karya yang sangat personal dari sutradara Shih-Ching Tsou. Ini merupakan debutnya sebagai sutradara tunggal setelah sebelumnya bekerja sama dengan Sean Baker dalam beberapa proyek, termasuk Take Out (2004). Film ini pertama kali ditayangkan dalam program Critics’ Week di Festival Film Cannes 2025 dan akan dirilis di Netflix pada November mendatang.
Kisah film ini terinspirasi dari masa kecil Tsou di Taipei serta pengalaman pribadi keluarga dan teman-temannya. Hal ini membuat film ini memiliki nuansa otobiografis yang kaya akan emosi dan kedalaman. Berikut adalah sinopsis lengkap dari film Left-Handed Girl.
Cerita tentang Keluarga di Kota Taipei
Film ini menggambarkan kehidupan sebuah keluarga kecil di Taipei. Shu-Fen (diperankan oleh Janel Tsai), seorang ibu tunggal, kembali ke kota setelah lama tinggal di pedesaan. Ia membawa dua putrinya, I-Ann (Shih-Yuan Ma) dan I-Jing (Nina Ye), untuk memulai hidup baru dengan membuka kios mi di pasar malam.
Perjalanan mereka di kota besar penuh tantangan. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan yang keras, menjaga keharmonisan keluarga, sekaligus menghadapi tekanan ekonomi. Situasi semakin rumit ketika sang kakek, yang sangat tradisional, melarang I-Jing, cucu bungsunya yang kidal, menggunakan tangan kirinya. Baginya, tangan kiri adalah “tangan setan.” Larangan ini menjadi awal dari terbongkarnya rahasia keluarga lintas generasi.
Pemeran Utama dan Peran Masing-Masing
Film ini menampilkan deretan aktor berbakat. Shih-Yuan Ma berperan sebagai I-Ann, anak sulung yang berusia 20 tahun dan digambarkan sebagai pemberontak serta penuh gejolak emosi. Janel Tsai memerankan Shu-Fen, ibu tunggal yang berjuang menghadapi utang dan depresi. Nina Ye berperan sebagai I-Jing, anak bungsu yang berusia lima tahun, menjadi pusat sudut pandang cerita. Teng-Hui Huang juga turut hadir sebagai Johnny, sosok penting dalam lingkaran keluarga.
Konflik Tradisi dan Modernitas
Film Left-Handed Girl tidak hanya menyoroti konflik keluarga, tetapi juga mengangkat benturan antara tradisi dan modernitas di tengah masyarakat Taiwan. Cerita sebagian besar diceritakan melalui sudut pandang I-Jing, yang polos namun penuh rasa ingin tahu. Pandangan dunia anak kecil ini membuat drama keluarga terasa lebih intim sekaligus menyentuh.
Sutradara Shih-Ching Tsou menggunakan kamera genggam untuk menangkap suasana Taipei. Kota itu digambarkan sebagai ruang penuh warna, bising, sekaligus menyesakkan. Pasar malam dengan lampu-lampunya yang ramai menjadi simbol kehidupan yang keras namun penuh harapan.
Nuansa Feminis dan Penghargaan
Film ini juga menyelipkan nuansa feminis, menghadirkan perjuangan perempuan menghadapi trauma, tekanan ekonomi, serta stigma sosial dengan sentuhan humor dan kelembutan. Tak heran, apabila film ini terpilih sebagai wakil resmi Taiwan untuk kategori Best International Feature Film di Academy Awards ke-98.
Film Left-Handed Girl pertama kali diputar di Cannes 2025 dalam kategori Critics’ Week. Film ini kemudian dijadwalkan tayang terbatas di bioskop Amerika Serikat pada 14 November 2025. Setelah itu, film ini akan tersedia di platform Netflix mulai 28 November 2025.
Kesimpulan
Film Left-Handed Girl disebut-sebut sebagai percampuran antara realisme liris khas Taiwanese New Cinema dan kehangatan emosional yang universal. Tsou berhasil meramu pengalaman personalnya menjadi sebuah drama keluarga yang intim, namun juga bisa dirasakan oleh penonton lintas budaya. Dengan narasi yang kuat dan karakter yang kompleks, film ini layak ditonton oleh pecinta film yang mencari kisah yang dalam dan bermakna.


