Webinar Nasional Seri 1 Menuju Hari Aksara Internasional 2025
Pada beberapa waktu lalu, Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) menggelar Webinar Nasional Seri 1 yang bertema “Menuju Hari Aksara Internasional (HAI) 2025”. Acara ini diselenggarakan secara daring melalui saluran YouTube resmi Direktorat PNFI. Webinar ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan dalam menyambut HAI 2025 dengan tema nasional “Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban”.
Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, menjadi pembicara utama. Ia membahas topik tentang kebijakan yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK dalam memperkuat pendidikan nonformal dan informal untuk meningkatkan daya saing pendidikan masyarakat.
Menurut Dirjen Tatang, penguatan pendidikan nonformal dan informal merupakan strategi penting dalam menghadapi tantangan di abad ke-21. Tantangan ini mencakup disrupsi teknologi, perubahan ekonomi, serta dinamika demografi global. Ia menegaskan bahwa perusahaan global sekitar 86% telah melakukan digitalisasi. Di Indonesia, transisi hijau sebagai respons terhadap perubahan iklim juga memberikan peluang baru di sektor energi terbarukan. Namun, ketidakpastian global akibat fragmentasi ekonomi dan politik menuntut kepemimpinan serta komunikasi lintas budaya yang kuat.
Dirjen Tatang juga memetakan empat tantangan besar yang perlu diantisipasi, yaitu:
- Pengembangan AI literacy agar masyarakat siap bersaing di pasar kerja global.
- Integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
- Penanggulangan ancaman digital seperti hoaks dan perundungan daring.
- Penguatan keadaban digital berbasis nilai-nilai luhur bangsa.
Selain itu, Dirjen Tatang menegaskan komitmen Kemendikdasmen dalam mengentaskan anak tidak sekolah melalui pendidikan keaksaraan dasar, lanjutan, hingga keaksaraan mandiri. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatan rata-rata lama sekolah dan Indeks Pembangunan Manusia.
Pembelajaran Mendalam pada PNFI: Membangun Ruang Belajar yang Menghidupkan
Pada sesi kedua webinar, hadir Pengembang Kurikulum Ahli Madya Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Yusri Saad, dan Akademisi Universitas Pendidikan Indonesia, Elih Sudiapermana. Mereka membahas topik “Pembelajaran Mendalam pada PNFI: Membangun Ruang Belajar yang Menghidupkan”.
Mereka menekankan pentingnya pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), menggembirakan (joyful learning), dan membangkitkan kesadaran belajar (mindful learning). Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi peserta didik.
Sejarah dan Makna Hari Aksara Internasional
Hari Aksara Internasional diperingati setiap 8 September. Pencanangannya dimulai sejak Konferensi Dunia tentang Pemberantasan Buta Huruf UNESCO di Teheran, Iran, pada tahun 1965. Bagi Indonesia, momentum ini bukan hanya seremonial, tetapi juga pengingat akan perjalanan panjang dalam memberantas buta huruf—dari tingkat 97% pada awal kemerdekaan hingga saat ini yang jauh lebih rendah.
Di era digital dan perkembangan kecerdasan buatan (AI), literasi tidak lagi sebatas membaca dan menulis. Kini, literasi mencakup kecakapan akademik, keterampilan fungsional, dan karakter tangguh dalam menghadapi tantangan teknologi.
Melalui webinar ini, Direktorat PNFI berupaya memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi pendidikan. Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang cakap literasi, berkarakter, dan berdaya saing tinggi.
Rangkaian webinar akan terus berlangsung hingga puncak peringatan HAI 2025 pada 8 September mendatang.


