Hadapi Tarif Trump, India Kurangi Pajak untuk Bangkitkan Ekonomi

Posted on

Pemerintah India Mengumumkan Penurunan Pajak Konsumsi untuk Dorong Ekonomi

Pemerintah India mengumumkan rencana penurunan pajak konsumsi yang diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi tanpa mengganggu defisit fiskal. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap ancaman tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor India, serta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan menengah.

Dalam pidato Hari Kemerdekaan, Perdana Menteri Narendra Modi menyampaikan proposal pemangkasan pajak barang dan jasa yang akan menguntungkan sejumlah sektor, termasuk konsumen dan usaha kecil. Menurut pejabat pemerintah, dampak penyesuaian pajak ini diperkirakan terbatas pada penerimaan negara. Mereka menjelaskan bahwa pengurangan tarif tidak akan berdampak signifikan terhadap anggaran fiskal negara.

IDFC First Bank Ltd. memperkirakan bahwa penurunan pajak konsumsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,6 percentage point, sementara inflasi diperkirakan turun antara 0,6-0,8 percentage point selama 12 bulan. Di sisi lain, Emkay Global Financial Services Ltd. memproyeksikan penurunan pendapatan negara sebesar 0,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Madhavi Arora, ekonom di Emkay, menilai penyederhanaan struktur pajak GST sebagai langkah positif yang dapat meningkatkan konsumsi domestik.

Meskipun perubahan pajak telah menjadi topik pembicaraan selama bertahun-tahun, pengumuman oleh PM Modi dalam pidato Hari Kemerdekaan mengejutkan banyak pihak. Tindakan ini diambil di tengah ancaman Presiden Donald Trump untuk menggandakan tarif ekspor India ke AS menjadi 50% pada 27 Agustus 2025. Ancaman ini terkait dengan pembelian minyak India dari Rusia.

Modi menegaskan bahwa perekonomian perlu lebih mandiri, khususnya di sektor-sektor penting seperti energi, mineral, dan pertahanan. Pengumuman pajak tersebut muncul sehari setelah S&P Global Ratings menaikkan peringkat negara India menjadi BBB, yang merupakan peningkatan pertama dalam 18 tahun terakhir. S&P mengatakan bahwa tarif Trump akan memiliki dampak terkendali terhadap perekonomian India yang didorong oleh konsumsi. Konsumen dan bisnis berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB India.

Para analis, termasuk dari Citigroup Inc., memperkirakan risiko penurunan pertumbuhan tahunan India sebesar 0,6-0,8 percentage point akibat tarif AS. Namun, pemotongan pajak GST diharapkan bisa membantu meredam dampaknya. Garima Kapoor, ekonom di Elara Capital, menyatakan bahwa peningkatan konsumsi dapat membantu mengurangi dampak skenario tanpa kesepakatan antara AS dan India. Selain itu, peningkatan peringkat S&P juga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik India sebagai tujuan investasi di saat pertumbuhan sedang melambat.

Struktur Pajak GST yang Akan Disederhanakan

India memiliki struktur pajak GST yang kompleks dengan empat kategori tarif utama: 5%, 12%, 18%, dan 28%. Rencana perubahan akan mengurangi jumlah kategori menjadi dua, dengan sebagian besar barang yang sebelumnya dikenakan pajak 12% dan 28% kini dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah, yaitu 5% dan 18%.

Menurut pejabat pemerintah, sekitar dua pertiga pendapatan pemerintah dari GST berasal dari kategori pajak 18%. Dengan demikian, pengurangan tarif tersebut akan membatasi dampak pada kas fiskal. Selain itu, penurunan pendapatan negara dari pemangkasan pajak kemungkinan akan diimbangi oleh lonjakan belanja barang-barang kebutuhan pokok seperti pangan yang akan dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah.

Proposal penurunan pajak ini akan dibahas oleh panel menteri keuangan negara bagian, lalu diajukan kepada Dewan GST yang diketuai oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman, pada bulan September atau Oktober. Dewan GST memiliki keputusan akhir terkait perubahan tarif pajak. Para pejabat menyatakan bahwa perubahan tersebut akan dilaksanakan pada tahun keuangan saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *