Motif Dwi Haryono Bunuh Ilham, Minta Pinjam Rp13 Miliar Tapi Ditolak, Diduga Marah?

Posted on

Penangkapan Otak Utama Pembunuhan Kepala Cabang Bank

Polda Metro Jaya berhasil menangkap empat pelaku utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Kepala Cabang Bank Pembantu Bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta (37). Keempat tersangka tersebut adalah DH, YJ, AA, dan C. Mereka ditangkap di berbagai lokasi yang berbeda.

DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025), pukul 20.15 WIB. Sedangkan C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. Dari keempat tersangka ini, dalang utamanya adalah Dwi Hartono (HA), seorang pengusaha yang dikenal melalui media sosial dengan nama Klan Hartono.

Dwi Hartono memiliki latar belakang bisnis yang luas, termasuk properti, perkebunan, trading, pendidikan, E-Commerce, fashion, dan skin care. Ia lahir di Lahat, Sumatera Selatan, pada 6 Oktober 1985. Sejak kuliah, ia telah menjalani berbagai usaha, mulai dari warung internet (warnet), rental game online, hingga coffee shop dan warteg.

Selain itu, Dwi Hartono juga merupakan founder dari Guruku.com dan dikenal sebagai motivator bisnis. Total anggota komplotan dalam kasus ini mencapai delapan orang. Empat pelaku bertugas menculik Ilham Pradipta, yaitu AT, RS, RAH, dan EW. Sementara itu, empat lainnya menjadi otak pembunuhan, yakni DH, YJ, AA, dan C.

Motif Pembunuhan: Dugaan Sakit Hati

Berdasarkan informasi yang beredar, Dwi Hartono diduga sakit hati karena upaya pinjaman atau kredit fiktif sebesar Rp13 miliar diketahui oleh Ilham Pradipta. Pria yang memiliki hobi solo touring dengan mengendarai Kawasaki Z900 ini mencoret klausul peminjaman tersebut. Hal ini memicu rencana untuk menghabisi nyawa mantan penyiar radio tersebut.

Meski demikian, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan bahwa motif pembunuhan masih dalam penyelidikan. Informasi tentang kredit fiktif senilai Rp13 miliar juga masih dalam proses verifikasi.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Hery Gunardi, menyampaikan keprihatinan atas peristiwa tragis ini. Ia menyebutkan bahwa pihak bank sedang melakukan pendalaman terkait kasus ini. Menurutnya, korban diculik dan dibawa ke suatu tempat sebelum akhirnya meninggal.

Kehidupan Dwi Hartono

Dwi Hartono tinggal di wilayah Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, tepatnya di Kompleks Perumahan Kota Wisata, Jalan San Fransisco, Blok Q1 No. 8 dan 9. Rumah tersebut disebut kosong dan terlihat sepi dari aktivitas. Pagar emas yang tinggi dan lampu yang menyala meski di siang hari menunjukkan kondisi bangunan yang tidak terawat.

Selain itu, Dwi Hartono pernah memberikan beasiswa pendidikan kepada NA, siswi SMP yang menjadi korban rudapaksa dan penyekapan di Kabupaten Lampung Utara. Bersama pengacara ternama Hotman Paris, ia menyatakan kesiapan menyalurkan beasiswa sampai jenjang S1 dan S2.

Banyak Handphone dan Penggunaan Jasa Debt Collector

Dari hasil penangkapan, polisi menemukan lebih dari 20 handphone milik para pelaku. Hal ini diketahui dari video yang diunggah oleh YouTube Jacklyn Choppers. Para pelaku hanya menerima uang muka (DP) dari total pembayaran yang dijanjikan puluhan juta rupiah.

Adrianus Agal, kuasa hukum salah satu tersangka, menyatakan bahwa motif ekonomi menjadi latar belakang keterlibatan para pelaku. Mereka diduga terlibat karena tekanan ekonomi dan iming-iming bayaran. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa aksi tersebut akan berujung pada kematian korban.

Peran Pelaku dalam Tiga Klaster

Adrianus menekankan bahwa ada tiga klaster pelaku dalam kasus ini, yaitu klaster pengintai, klaster penjemput paksa, dan klaster eksekutor. Klien yang bersangkutan hanya termasuk dalam klaster penjemput paksa dan tidak mengetahui bahwa aksi tersebut akan berujung pada kematian korban. Setelah korban diserahkan ke F, para pelaku tidak lagi terlibat dalam kejahatan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *