Proyek Kereta Gantung Soreang-Ciwidey-Pangalengan, Solusi untuk Wisata dan Transportasi
Bandung Selatan dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit yang menawarkan pemandangan alam yang indah dan berbagai aktivitas outdoor yang menarik. Wilayah seperti Ciwidey dan Pangalengan sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin merasakan keindahan alam yang eksotik. Namun, di masa depan, destinasi ini akan semakin menarik dengan hadirnya proyek kereta gantung Soreang-Ciwidey-Pangalengan.
Proyek ini akan menjadi alternatif baru bagi pengunjung untuk menikmati pemandangan dari ketinggian. Dengan adanya kereta gantung, penumpang bisa melihat langsung hamparan perkebunan teh, ladang sayuran, stoberi, serta hutan pinus dan kina yang rimbun. Hal ini tentu memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan hanya melihatnya melalui foto atau drone.
Pemerintah Kabupaten Bandung saat ini sedang mempersiapkan proyek kereta gantung Soreang-Ciwidey-Pangalengan dan terus menawarkannya kepada para investor. Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bandung, Ben Indra Agusta, proyek ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di jalur wisata Ciwidey dan Pangalengan, khususnya pada akhir pekan atau liburan.
Pada momen-momen tertentu, seperti liburan Imlek dan Isra Miraj pada Januari 2025, volume kendaraan menuju Ciwidey meningkat hingga 30 persen. Oleh karena itu, proyek kereta gantung ini diharapkan mampu mengurangi beban lalu lintas dan memberikan alternatif transportasi yang lebih efisien.
Rencana Jalur dan Titik Pemberhentian
Dalam paparan di ajang West Java Investment Challenge (WJIC) 2025, proyek kereta gantung Soreang-Ciwidey-Pangalengan disebutkan memiliki tujuan untuk mengintegrasikan transportasi publik dengan pengembangan pemukiman, perdagangan, dan fasilitas sosial di sekitar stasiun atau halte. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk memudahkan transportasi, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan pariwisata di wilayah Bandung Selatan.
Adapun jalur yang diusulkan mencakup beberapa koridor, antara lain:
- Koridor Soreang – Rancabali
- Koridor Soreang – Banjaran
- Koridor Soreang Kota
- Koridor Soreang – Dataran Tinggi Nimo (Pangalengan)
Titik awal kereta gantung akan berada di Menara Mall Pelayanan Publik (MPP) di seberang Masjid Agung Al Fathu Soreang, yang memiliki ketinggian mencapai 99 meter. Dari sini, jalur ke Rancabali dan Ciwidey akan membentang sejauh 15 kilometer, sedangkan jalur ke Pangalengan akan mencapai 10 kilometer.
Percabangan antara jalur Ciwidey dan Pangalengan akan terjadi di wilayah Gambung. Jalur ke Ciwidey akan berakhir di sekitar pintu masuk Kawah Upas, sedangkan jalur ke Pangalengan akan terus menuju Nemo Highland sejauh 10 kilometer.
Selain itu, koridor Soreang-Banjaran direncanakan sebagai transit perkotaan (TOD) yang menghubungkan ibu kota kabupaten baru, yaitu Soreang, dengan ibu kota lama, Banjaran. Proyek ini diharapkan mampu memperkuat koneksi antar wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi serta infrastruktur di sekitarnya.
Dengan adanya proyek ini, Bandung Selatan tidak hanya menjadi destinasi wisata yang indah, tetapi juga akan menjadi pusat transportasi modern yang ramah lingkungan dan efisien. Masyarakat dan wisatawan akan dapat menikmati perjalanan yang nyaman sambil menikmati pemandangan alam yang spektakuler.


