Bukan Cinta, Tapi Sedih! 22 Puisi yang Mewakili Perasaanmu

Posted on

Puisi-Puisi Cinta Sedih yang Menyentuh Hati

Ada banyak perasaan yang muncul ketika seseorang jatuh cinta. Kadang kita merasa gugup dan bahagia, tetapi terkadang juga bisa menyebabkan rasa sedih dan patah hati. Saat perasaan galau menghampiri, banyak orang ingin mengekspresikannya melalui kata-kata yang puitis. Berikut ini adalah beberapa puisi cinta sedih yang bisa menggambarkan perasaanmu.

1. “Semua tak seperti yang diharapkan”

Semua tak seperti yang diharapkan. Cinta hanya ada dalam mimpi, cinta hanya ada dalam hati, cinta hanya terungkap dari tulisan ini.

2. “Pagi menceritakan tentang dingin malam”

Kali ini pagi menceritakan tentang dingin malam, tentang kopi yang begadang, dan doa-doa sisa air mata.

3. “Aku masih terlalu mentah untuk mekar bersamamu”

Ternyata aku masih terlalu mentah untuk mekar bersamamu, aku masih terlalu kanak-kanak untuk mengiringi langkahmu. Untuk lembar-lembar berikutnya, tulislah kisah barumu.

4. “Hari kemarin atau esok sama saja dengan hari ini”

Hari kemarin atau esok sama saja dengan hari ini. Duka dan suka menjadi seirama lagu, matahari di luar, matahari dalam hati menyatu dalam kepiluan sukmaku.

5. “Air mataku tidak terlalu kuat”

Ada yang meleleh di ujung kedua mataku, begitu goretan-goretan pena itu selesai kubaca. Ternyata bendungan air mataku tidak terlalu kuat sehingga jebol lagi, meski baru sedikit.

6. “Pandangan yang terhalang keindahannya”

Hati ini bergetar kala sepasang manik mata indah itu menatapku. Pandanganku terhalang keindahannya. Sekujur tubuh lemas seketika dan mulai tersadar. Kini kau milik orang lain. Apa daya diri ini? Bukan siapa-siapa yang mencintaimu.

7. “Maafkan setiap silap kata”

Maafkan untuk setiap silap kata yang kuucap. Maafkan untuk setiap salah sikap yang kuperbuat. Kini, aku hanya ingin kamu percaya, hatiku masih tetap milikmu, satu-satunya.

8. “Setiap lembaran yang diujikan esok pun seakan menjadi tissue”

Setiap lembaran yang diujikan esok pun seakan menjadi tissue, basah oleh tangis dan tetesan air mata. Terima kasih telah menguji sebelumnya ujian yang sebenarnya.

9. “Jadi angin atau air?”

Harus jadi apa aku ini supaya dekat denganmu? Jadi angin? Percuma, tak bisa kamu lihat. Jadi air? Percuma, tak bisa kamu genggam. Menjadi sosok nyata cukup membatasiku untuk mencintaimu. Dan kini aku hanya bisa diam ditemani rindu yang murung di relung hati. Menumpahkannya lewat syair untukmu.

10. “Ketakutan membuatku merasa sakit”

Kalau saja takut adalah wujud rasa, seharusnya aku bisa mencoba menikmatinya. Biarlah ketakutan ini membuatku merasa sakit, membuatku sadar betapa kecil, lemah, dan rapuhnya aku. Biarlah pagi ini takut menemaniku.

11. “Segala ruang akan menemui sunyi”

Segala ruang pada akhirnya akan menemui sunyi dan kekosongannya sendiri. Begitu pun tempat yang kau namai hati.

12. “Hanya kenangan yang tersisa”

Tak ada yang tersisa lagi untukku, selain kenangan-kenangan yang indah bersamamu. Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta, mata indah yang dahulu adalah milikku, kini semuanya terasa jauh meninggalkanku.

13. “Selamat tinggal insan yang kukagumi”

Selamat tinggal insan yang kukagumi. Aku akan berlayar di atas aliran air mataku. Semoga kau bahagia, begitu pula denganku.

14. “Denting nada luka yang mengalun sepi”

Ada denting nada luka yang mengalun sepi di relung hati, bila ingatan akan dirimu hadir mengusik. Telah kucoba melangkah menjauh darimu, melupakan beningnya tatap bola matamu. Sayangnya, aku tak pernah bisa.

15. “Bayangmu yang hadir dalam khayalan”

Ketika itu dirimu di sana. Tak dapat kuraih dengan tanganku. Namun, bayangmu yang hadir dalam khayalan selalu dapat kusentuh dengan ingatanku.

16. “Habiskan waktu dengannya”

Habiskan waktu dengannya. Pahami ia. Lalu, berjalanlah ke arah pintu dan katakan padanya untuk pergi karena ini adalah waktumu untuk menyambut kebahagiaan.

17. “Maafkan aku”

Maafkan aku. Aku sudah meragukan cintamu. Aku sadar bahwa dia tidak pantas untukku. Kini hanya sesal menghampiriku. Sekarang sudah percuma untuk menyesal, karena kau sudah pergi jauh dariku.

18. “Rindu di tepi sunyi”

Aku masih di sini, merawat rindu di tepi sunyi, selalu setia menemani, suka duka cinta ikhlas kujalani. Rasa ini, mengurat nadi menyanubari. Kau selalu indah di hati, rindu temani sepiku.

19. “Jiwa ini telah mati”

Jiwa ini telah mati, tak sedikit pun untukku tersisa. Detak waktu pun berlalu dan perih masih terasa. Dua hati dan dua jiwa tak lagi bicara. Kini yang tertinggal hanya rasa sakit dan duka.

20. “Rela memandangmu tanpa senyum”

Aku rela jika harus memandangimu walau tak sedikitpun tersudut senyum di bibirmu. Aku sanggup jika harus berkali-kali ditampar oleh kata-katamu yang tak pernah mau menerimaku. Aku terima jika kau terus-menerus menyuruhku untuk pergi tinggalkanmu dan jangan pernah kembali.

21. “Kuulurkan sebuah keterasingan”

Terasa lama sekali. Kuulurkan sebuah keterasingan. Di antara mimpi-mimpiku, Lewat sebuah fantasi yang semakin lama semakin terpendam waktu. Anganku mengambang dalam pekatnya malam yang mengirimkan seribu hasrat Dan kesendirian yang mulai berteluk dalam bayangmu.

22. “Getirpun menyapu kalbu”

Kau telah pergi. Meninggalkan sebuah hati yang mengambang. Getirpun menyapu kalbu. Setiap kali kuingat dirimu.

Penutup

Itulah 22 puisi cinta sedih yang menyentuh hati dan bisa mewakili perasaanmu. Tetap kuat dan tegar ya, Bela! Percayalah, akan ada masanya kamu menemukan kebahagiaan kelak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *