Dampak Kesehatan dari Diet Karnivora
Diet karnivora adalah pola makan yang menekankan konsumsi produk hewani dan mengurangi atau bahkan menghilangkan sumber nabati sepenuhnya. Meskipun beberapa orang merasa manfaat seperti penurunan berat badan atau peningkatan energi, diet ini juga memiliki risiko kesehatan yang perlu diperhatikan. Memahami dampak jangka panjang dari pola makan ini sangat penting sebelum memutuskan untuk menjalani diet karnivora.
Peningkatan Kolesterol dan Tekanan Darah
Kandungan lemak jenuh yang tinggi dalam daging merah dan produk hewani lainnya dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (non-HDL). Selain itu, daging olahan yang kaya garam dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Keduanya menjadi faktor risiko utama bagi penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Beban pada Ginjal
Konsumsi daging dalam jumlah besar berarti asupan protein yang sangat tinggi. Diet tinggi protein dapat memberi beban tambahan pada ginjal karena harus bekerja lebih keras untuk memproses limbah metabolisme protein. Jika dilakukan dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Kekurangan Nutrisi Penting
Diet karnivora biasanya tidak mengandung buah, sayuran, atau serat. Kekurangan serat dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit dan meningkatkan kadar kolesterol jahat. Selain itu, kurangnya serat juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah.
Risiko Gangguan Kesehatan Jangka Panjang
Pola makan yang sangat tinggi protein dapat meningkatkan risiko batu ginjal, asam urat, dan osteoporosis. Kelebihan protein juga dapat memengaruhi fungsi ginjal seiring waktu, terutama jika dijalani dalam jangka panjang.
Kandungan Karbohidrat Sangat Rendah
Diet karnivora termasuk dalam jenis diet yang sangat ketogenic, tetapi berbeda dengan diet keto standar. Dalam diet karnivora, karbohidrat hampir tidak ada sama sekali. Kandungan lemak dalam diet ini tidak ditentukan secara pasti dan bergantung pada jenis serta jumlah daging, ikan, unggas, dan produk susu yang dikonsumsi.
Risiko Penyakit Jantung
Kandungan lemak jenuh yang tinggi dalam diet karnivora dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), yang berdampak pada peningkatan risiko penyakit jantung. Konsumsi daging merah berlebihan juga dapat mempercepat perkembangan plak di arteri, sehingga meningkatkan kemungkinan serangan jantung atau stroke.
Risiko Kanker
Makan daging merah dalam jumlah besar dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, termasuk kanker usus besar dan rektum. Proses pengolahan daging seperti pengasapan atau pengawetan dapat menambahkan senyawa karsinogenik. Selain itu, pola makan rendah serat seperti pada diet karnivora dapat memperburuk risiko kanker usus karena pencernaan menjadi lebih lambat dan racun menumpuk lebih lama di saluran pencernaan.
Masalah Pencernaan
Daging membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, dan kurangnya serat dalam diet karnivora dapat menyebabkan sembelit dan gangguan pencernaan lainnya. Kekurangan serat juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus, yang berdampak pada sistem pencernaan secara keseluruhan.
Kram Otot
Kekurangan nutrisi penting dalam diet karnivora dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang memicu kram otot, pusing, kelelahan, dan kelemahan umum. Selain itu, kekurangan vitamin dan mineral dari sayuran dan buah dapat memperburuk kondisi ini. Ketidakseimbangan elektrolit juga dapat memengaruhi fungsi otot jantung dan meningkatkan risiko kelelahan kronis serta performa fisik yang menurun.


