Mengirim Doa untuk Orang yang Telah Meninggal dalam Islam
Kehilangan seseorang yang dicintai adalah hal yang sangat menyedihkan. Namun, dalam ajaran Islam, hubungan antara orang yang masih hidup dan yang telah wafat tidak benar-benar terputus. Salah satu cara untuk menjaga ikatan tersebut adalah dengan terus mengirim doa. Doa yang dipanjatkan dari hati akan menjadi amalan yang membawa ketenangan bagi almarhum atau almarhumah. Selain itu, mendoakan orang yang sudah meninggal juga bisa menjadi pahala bagi yang mendoakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengirim doa yang tepat.
Ziarah dan Membaca Doa di Makam
Salah satu cara utama untuk mengirim doa kepada orang yang sudah meninggal adalah dengan melakukan ziarah ke makam. Saat tiba di makam, disunahkan untuk mengucapkan salam kepada penghuni kubur. Setelah itu, bacalah surat pendek seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Setelah itu, barulah membaca doa khusus untuk memohon ampunan dan rahmat bagi almarhum. Berikut doa yang bisa dibaca:
“Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sejahterakanlah dan maafkanlah dia.”
Ziarah kubur juga menjadi pengingat bahwa suatu hari nanti kita akan kembali kepada Allah. Oleh sebab itu, niatkan dengan ikhlas agar ziarah tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga amal ibadah yang bermanfaat bagi almarhum dan diri kita sendiri.
Doa Tahlilan
Tahlilan adalah salah satu tradisi yang berkembang di kalangan umat Islam di Indonesia. Tradisi ini sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk orang yang telah meninggal. Keluarga yang ditinggalkan biasanya membuat jadwal penentuan hari, bulan, tempat, dan tamu yang diundang. Nama-nama almarhum atau almarhumah sudah ditetapkan oleh keluarga yang ditinggalkan. Setelah itu, pihak keluarga akan menyiapkan hidangan-hidangan untuk para tamu. Setelah persiapan tersebut selesai, pihak keluarga akan mengundang ustadz untuk memimpin tahlil.
Bacaan doa saat tahlilan dimulai dengan surat pendek Al-Falaq dan Surat An-Nas, lalu dilanjutkan dengan bacaan-bacaan berikut:
- Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh…
- Astaghfirullahal ‘adzim (3×)
- Ila hadratin nabiyyina Muhammadin syai’un lillāhi lahumud fâtihah
- Tsumma ila arwahi abi bakrim, wa ‘imar, wa ‘utsman, wa ‘ali, syain lillahi lahumul fatihah
- Tsumma ila arwahi wa arwahi …. (disebutkan nama-nama almarhum dan almarhumah), syai’un lillähi laharal fatihah
- La ilaha illallahu wallahu akbar … gulhurullah ahad … allahush shamad, lam yalid wa lam yalad, walam yakun lahu kufuwan ahad… (2x)
- La ilaha illallahu wallahu akbar… qul ‘audzu birabbil falaq, min syarri ma khalaq wa min syarri ghasiqin idza waqab, wa min syarrin naffâtsäti fil uqadi, wa min syarri hasidin idza hasad (2x)
- La ilaha illallahu wallahu akbar… qul ‘aūdzu birabbinnâs malikinnnås ilahinnas min syarril waswasil khannas, alladzi yuwaswisu fi sudurinnas minal jinnati wannās… (2x)
- La ilaha illallahu wallahu akbar
Membaca Al-Fatihah atau Yasin dari Rumah
Jika tidak sempat datang ke makam, seseorang tetap bisa mengirim doa dari rumah. Caranya bisa dengan membaca surat Al-Fatihah atau Yasin. Lalu niatkan pahalanya untuk almarhum atau almarhumah. Cara ini menjadi bentuk amalan ringan namun berpahala besar. Khusus surat Yasin, banyak orang meyakini bahwa bacaan ini dapat memberikan ketenangan bagi ruh orang yang sudah tiada. Meski pendapat ulama bisa berbeda-beda mengenai hal ini, tetap tidak ada salahnya membacakan dengan niat yang baik.
Itulah beberapa informasi tentang cara mengirim doa untuk orang yang sudah meninggal. Semoga dengan mengamalkan doa-doa ini, almarhum atau almarhumah bisa tenang di sisi-Nya.


